Orang Dalam 02 HRPods

Praktik Orang Dalam Di Tempat Kerja

Tak bisa dipungkiri, praktik orang dalam terjadi di tempat kerja. Hal itu tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi di negara lain.

Apakah praktik orang dalam sama seperti nepotisme? Apa saja dampaknya di dunia kerja?

Robert Jones, pakar Psikologi Industri dan Organisasi dari Missouri State University, mengatakan nepotisme merupakan bagian alami dari bakat manusia. Nepotisme memiliki persepsi sangat bervariasi dan berdasarkan budaya.

Memperoleh Pekerjaan Dari Orang Dalam

Di Amerika Serikat, nepotisme dikritik dan memiliki asosiasi negatif.

Ketika Donald Trump menjadi Presiden AS, ia menunjuk anak-anak dan anggota keluarganya untuk menduduki posisi strategis. Ia pun menuai kritik dari berbagai kalangan.

Sedangkan di Tiongkok dan India, nepotisme adalah cara hidup dan dianggap positif.

Menurut Jones, ada tiga cara memperoleh pekerjaan dari insider, yaitu:

  1. Menerima pekerjaan tanpa prestasi (oportunistis)
  2. Menerima pekerjaan melalui paksaan
  3. Menerima pekerjaan karena telah menentukan tujuan atau memiliki minat terhadap pekerjaan yang dituju

Jika seseorang yang menerima pekerjaan dari insider menunjukkan prestasi, hal itu tidak terlalu dipermasalahkan. Meskipun nepotisme telah menjadi masalah.

Namun, masalah akan bertambah besar, jika karyawan tersebut tidak kompeten terhadap pekerjaannya.

Dampak negatif

Seperti yang telah dijelaskan di atas. Nepotisme di tempat kerja memiliki dampak negatif, yaitu:

Lingkungan kerja tidak sehat

Memanfaatkan jasa orang dalam dapat menciptakan lingkungan kerja tidak sehat. Ini memunculkan karyawan yang diistimewakan atau yang dianggap remeh dalam hal pengambilan cuti, pemberian tunjangan, dan penggunaan alat kerja.

Kecemburuan sosial

Bekerja atas jasa insider dapat menimbulkan kecemburuan sosial. Misalnya, karyawan A (rekomendasi orang dalam) sering mengambil cuti tanpa memperhatikan rekan kerja, kerap melimpahkan tugasnya ke teman lain, dan melewatkan deadline tetapi atasan justru membiarkan perilakunya.

Hal itu memicu pandangan negatif, gosip, saling sikut, hingga saling benci antar karyawan, sehingga melahirkan lingkungan kerja beracun dan melanggengkan sikap pilih kasih.

Konflik personal menjadi masalah perusahaan

Jika di kantor dihuni oleh orang-orang yang memiliki hubungan keluarga atau kekerabatan dan mereka ada konflik personal, hal itu berpotensi dibawa ke kantor.

Akibatnya, konflik pribadi bisa menjadi masalah perusahaan. Mereka yang berkonflik pun tidak bekerja secara profesional.

Produktivitas menurun

Dampak berikutnya adalah menyebabkan produktivitas karyawan menurun. Mengapa demikian?

Pertama, jika manajer atau atasan mengizinkan anggota keluarga mereka bekerja padahal tidak memenuhi syarat dapat mengakibatkan kesalahan kerja sehingga produktivitas tim menurun.

Kedua, ketika atasan memberikan kesempatan promosi kepada anggota keluarga tanpa melihat prestasi kerjanya akan memicu rasa putus asa pada karyawan yang telah bekerja keras dan beranggapan usaha mereka tak dihargai.

Tingkat turnover tinggi

Jika praktik orang dalam tetap dipertahankan dan berdampak buruk pada karyawan lain, bukan tak mungkin jika turnover karyawan tinggi. Karyawan berprestasi yang merasa tidak dihargai akan mencari peluang di perusahaan lain.

Dampak positif

Namun koneksi insider juga dapat berdampak positif bagi perusahaan. Apa saja?

Menemukan kandidat tepat

Ketika perusahaan mencari kandidat dari insider, seperti manajer, supervisor, eksekutif, mereka tahu kemampuan orang terdekatnya. Baik keluarga, kerabat, atau sahabat.

Jika orang yang direkomendasikan memiliki keterampilan mumpuni, maka perusahaan akan memetik hasilnya. Misalnya, penjualan meningkat dan target tercapai.

Menularkan sikap positif

Jika karyawan baru hasil rekomendasi insider mematuhi SOP perusahaan, memiliki keterampilan, dan mampu bekerja sama tim dengan baik, ia akan menularkan sikap positif ke rekan kerjanya.

Produktivitas meningkat

Jika kedua poin di atas tercapai, maka produktivitas karyawan meningkat. Hal ini akan berdampak pada peningkatan karier mereka.

Praktik Orang Dalam Dalam Proses Rekrutmen

Praktik orang dalam saat proses rekrutmen karyawan bukan hal baru bagi HR. Pelaksanaannya bisa berupa:

  • Orang dalam yang memiliki jabatan, berpengaruh, atau pengambil keputusan mendesak HR untuk memproses dan menerima kandidat tertentu
  • Orang dalam tidak melibatkan HR dalam rekrutmen dan memintanya untuk mengurus administrasi penerimaan karyawan baru
  • Orang dalam tak memedulikan kualifikasi dan persyaratan rekrutmen yang menjadi SOP perusahaan, yang terpenting kandidatnya diterima sebagai karyawan
  • Kandidat membawa nama orang dalam ketika interview dengan HR

Dalam undang-undang (UU), seseorang berhak memilih dan memperoleh pekerjaan. Sedangkan, perusahaan memiliki kewenangan di proses rekrutmen.

UU Ketenagakerjaan pasal 31 menuliskan bahwa setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memilih, mendapatkan, atau pindah pekerjaan dan memperoleh penghasilan yang layak di dalam atau di luar negeri.

Sedangkan pasal 31 (1) menyebutkan penempatan tenaga kerja dilaksanakan berdasarkan asas terbuka, bebas, obyektif, serta adil, dan setara tanpa diskriminasi.

Praktik insider tidak bisa dihindari, tetapi tidak bisa dibiarkan begitu saja. Jika memungkinkan, divisi HR memiliki peraturan atau kebijakan mengenai rekrutmen yang melibatkan orang dalam.


Posted

in

,

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *