Salah satu kunci agar lolos dalam proses rekrutmen adalah portofolio. Lampiran ini akan menunjukkan potensi serta pencapaian kandidat.
Jika portofolio sesuai dengan persyaratan lowongan, maka hiring manager dan perekrut segera menghubungi kandidat tersebut. Meski tidak semua job ads mencantumkan pengiriman portofolio, tetapi sebaiknya kandidat tetap membuatnya.
Apa Itu Portofolio?
Portofolio adalah kumpulan hasil kerja yang mencerminkan pencapaian, keterampilan, dan pengalaman kerja seseorang. Biasanya, hasil tersebut mencakup proyek pengembangan yang telah dilakukan dan bukti kerja terhadap kesuksesan tim atau perusahaan.
Dalam proses rekrutmen, porotofolio menjadi salah satu dokumen wajib yang dikirimkan dengan cover letter dan curriculum vitae. Lowongan yang harus mencantumkan bukti kerja adalah graphic designer, penulis, videografer, fotografer, hingga web developer. Bentuknya dapat berupa fisik (dicetak di kertas) dan dokumen daring (pdf, word, atau jpeg).
Namun, tidak menutup kemungkinan lowongan lain, seperti sales, marketing, dan fungsi lain. Misalnya, hiring manager akan meminta pencapaian target kandidat di tim sales-nya selama tiga bulan terakhir.
Adapun tujuan lampiran portofolio adalah:
1) Dokumentasi pencapaian
Ini adalah dokumentasi yang menunjukan kontribusi dan/atau pencapaian konkret seseorang pada bidang kerjanya. Misalnya, desainer grafis melampirkan bukti kerja desainnya yang digunakan di beberapa proyek.
2) Evaluasi kinerja
Bagi perekrut, portofolio menjadi sumber informasi berharga untuk mengevaluasi kinerja kandidat. Hiring manager pun bisa menilai kontribusi karyawan di perusahaan lama dan keterampilan yang bisa digunakan di perusahaan baru.
3) Pengembangan karier
Portofolio yang diperbarui secara berkala dapat mendukung pengembangan karier kandidat. Terlebih jika kandidat memiliki web yang memuat semua pencapaiannya. Ini memudahkan hiring manager dalam pengecekan hasil karya kandidat.
Artikel berikutnya: 4 Cara Hadapi Karyawan Resign Jelang Lebaran
Portofolio Kerja ≠ Portofolio Investasi
Seperti yang telah dijelaskan di atas, ini merupakan kumpulan dokumen, proyek, dan pencapaian yang mencerminkan perjalanan karier seseorang. Elemen di dalamnya adalah:
- Resume: dokumen yang merangkum latar belakang pendidikan, keterampilan, dan pengalaman kerja
- Pendidikan: menunjukkan latar belakang pendidikan formal dan sertifikat yang dimiliki
- Contoh pekerjaan: sampel proyek atau pekerjaan yang mencerminkan keterampilan dan pencapaian
- Pencapaian: deskripsi pencapaian, kontribusi, dan proyek yang pernah ditangani
Sementara itu, portofolio investasi ialah kumpulan aset keuangan yang dimiliki oleh seseorang atau lembaga untuk mencapai tujuan finansial. Elemennya meliputi saham, obligasi, reksa dana, properti, logam mulia, tabungan, dan/atau deposito. Portofolio investasi bertujuan untuk mengelola risiko, mencapai pertumbuhan kekayaan, serta memberikan penghasilan pasif.
Artikel terkait: Ini Cara Menulis Surat Lamaran Kerja Yang Benar
Kiat Merangkum Hasil Kerja Secara Profesional
Idealnya, merangkum hasil kerja dilakukan secara berkala, karena saat bekerja seseorang akan menangani berbagai proyek. Hasil kerja itu dapat dijadikan portofolio sebagai bukti di dunia profesional.
Memang, memperbarui hasil kerja adalah pekerjaan yang cukup menyita waktu. Anda tidak bisa membuatnya asal-asalan, tetapi tidak perlu juga “menghias” dokumen yang membuat perekrut sulit melihat karya Anda.
Berikut ini kiat yang memudahkan Anda untuk membuat portofolio:
#1 Kumpulkan materi yang relevan
Kumpulkan hasil kerja yang relevan dengan posisi Anda, lalu sertakan judul dan keterangan proyek, alat atau aplikasi yang digunakan, serta tempat penerbitannya (web, media sosial, atau banner).
#2 Kategori per tema
Jika Anda adalah penulis (SEO writer, content writer, atau copywriter), buatlah contoh kerja sesuai dengan tema, topik, atau proyek. Misalnya, contoh tulisan untuk kategori gaya hidup, otomotif, kesehatan, atau media sosial. Tak ada salahnya untuk membuat sampel tulisan berdasarkan pembaca tertinggi (sertakan dengan grafik web) atau artikel yang diunggah di media sosial oleh figur publik.
#3 Mudah terbaca
Buat hasil kerja mudah terbaca oleh orang lain dengan format sederhana. Meski demikian, Anda masih bisa mendesainnya tetapi jangan sampai menutupi konten original. Pertimbangkan pula untuk membuatnya di platform lain, seperti Linkedin, Behance, atau situs web pribadi sehingga memudahkan perekrut untuk menilai karya Anda.
#4 Perbarui secara berkala
Pastikan, Anda memperbarui portofolio secara berkala. Tambahkan proyek baru, sertifikasi, atau kontribusi lain yang mencerminkan perkembangan karier Anda.
Leave a Reply