HRPods tenaga kerja terkini

Pahami 3 Faktor yang Dihargai oleh Tenaga Kerja Terkini

Tenaga kerja terkini yang datang dari generasi z atau Gen Z memiliki nilai-nilai yang berbeda dari generasi sebelumnya tentang pengembangan karier. Saat ini, mereka masih berperan sebagai karyawan, tetapi dalam satu atau dua dekade ke depan, mereka adalah pemimpin masa depan. 

Berdasarkan survei Deloitte Global Gen Z and Millennial 2025, mereka tidak bertekad mencapai puncak jenjang karier, tetapi ingin mengoptimalkan keseimbangan antara money (keuangan), meaning (makna hidup), dan wellbeing (kesejahteraan) sembari membangun keterampilan teknis dan nonteknis yang dibutuhkan mereka untuk menghadapi masa depan dunia kerja.

Kondisi Karyawan Gen Z: Antara Pendidikan, Pembelajaran, dan Keseimbangan Kerja

Pendidikan 

Gelar dari universitas atau perguruan tinggi tetap penting bagi sebagian besar Gen Z dan milenial. Namun, beberapa dari mereka memeriksa ulang sistem pendidikan tinggi yang mempersiapkan lulusannya bersaing di pasar kerja.

Hampir sepertiga Gen Z dan milenial mengatakan bahwa mereka memutuskan untuk tidak mengejar pendidikan tinggi. Alasannya bukan hanya biaya, tetapi mereka juga ragu tentang pengembalian investasi. Mereka mempertanyakan apakah pendidikan yang diberikan di universitas akan memberi mereka cukup keterampilan praktis.

Beberapa mengatakan bahwa sekolah kejuruan adalah alternatif yang lebih layak untuk mendapatkan pengalaman langsung dan membangun keterampilan kerja. Di sisi lain, beberapa perusahaan kesulitan menemukan karyawan yang memenuhi persyaratan pengalaman tersebut. 

Pembelajaran 

Sebagian besar dari mereka menginginkan learning and development (pembelajaran dan pengembangan) di tempat kerja. Jika mendapatkan hal tersebut, mereka bisa membangun keterampilan yang dirasa paling bermanfaat bagi pertumbuhan karier. 

Mereka yakin bahwa manajer berperan penting dalam membimbing, menginspirasi, dan mengarahkan anggota timnya. Namun, mereka melihat sebagian besar manajer lebih fokus mengawasi tugas sehari-hari secara ketat. Hal ini menyoroti kesenjangan yang lebar antara apa yang diharapkan tenaga kerja terkini terhadap manajer dan pengalaman kerja.

Menurut laporan Deloitte Global Human Capital Trends, banyak manajer melihat kesenjangan tersebut. Mereka menghabiskan waktu untuk memecahkan masalah langsung daripada mengembangkan karyawan. Banyak yang merasa tidak cukup siap untuk menjadi manajer. Dari kondisi ini, perusahaan perlu memprioritaskan pembelajaran dan pengembangan di setiap tahap karier agar karyawan berkembang. 

Memang, Gen Z dan Milenial menginginkan keseimbangan kerja untuk berkembang. Salah satu yang membantu work-life balance mereka adalah artificial intelligence (AI) generatif. Teknologi ini membantu mereka untuk meningkatkan kualitas kerja dalam penyelesaian tugas sehari-hari. 

Namun, mereka juga khawatir AI generatif akan mengurangi ketersediaan pekerjaan, sehingga mereka harus mencari jalur karier yang aman dari gangguan AI. Untuk mengatasi hal ini, mereka berfokus pada pelatihan dan pengembangan keterampilan. Mulai dari mengikuti pelatihan AI generatif hingga mengembangkan keterampilan nonteknis, seperti empati dan kepemimpinan.

Baca juga: Produktivitas Kerja Bagi Gen Z: Masa Depan Perusahaan

Tenaga Kerja Terkini Anggap 3 Nilai Ini Berpengaruh terhadap Karier Mereka

Berbicara tentang keputusan karier, tenaga kerja terkini memberikan jawaban yang terbagi dalam tiga nilai, yakni keuangan, makna hidup, dan kesejahteraan. Ketiganya saling berkaitan erat membentuk trifecta yang terkadang sulit dicapai.

Keuangan 

Biaya hidup telah menduduki puncak daftar kekhawatiran generasi ini selama empat tahun berturut-turut. Gen Z (48%) dan Milenial (46%) mengatakan tidak merasa aman secara finansial, sehingga mereka cenderung tidak memiliki rasa kesejahteraan mental yang positif dan tidak merasa pekerjaan mereka bermakna.

Makna hidup

Banyak Gen Z dan Milenial ingin menemukan makna dalam karier, sehingga mereka sering mencari pekerjaan untuk memperoleh tujuan hidup yang lebih luas. Beberapa Gen Z dan milenial mengatakan tujuan hidup adalah tentang memberikan dampak positif bagi masyarakat, yang lain mengatakan tentang menghasilkan uang, menemukan work-life balance, atau mempelajari keterampilan baru agar mereka memiliki waktu dan sumber daya untuk mendorong perubahan di luar jam kerja. Apa pun definisinya, tujuan hidup sangat penting bagi kepuasan dan kesejahteraan kerja mereka.

Kesejahteraan 

Gen Z dan milenial cenderung memiliki kesejahteraan yang positif. Dengan catatan, pemimpin mendukung kesehatan mental, mereka memiliki kesempatan untuk berkembang dalam organisasi, dan puas dengan work-life balance. Faktor kesejahteraan mental juga mendukung sense of ownership, sehingga mereka memiliki tujuan dalam bekerja. Sebesar 67% Gen Z dan 72% Milenial merasa berkontribusi berarti bagi masyarakat melalui pekerjaan.  

Artikel berikutnya: 9 Strategi Membangun Sense Of Ownership

Langkah Perusahaan Menghadapi Tenaga Kerja Terkini dan Nilai-nilainya

Untuk menghadapi tenaga kerja terkini dan nilai yang mereka bawa, perusahaan dapat merumuskan berbagai strategi dalam pengelolaan sumber daya manusia (SDM). Langkah perlu dipertimbangkan yaitu:

  • Berinvestasi dalam program learning and development pada semua tahap employee life cycle 
  • Mempertimbangkan peran yang dapat dimainkan oleh manajer untuk memberikan umpan balik konstruktif dan mengelola work-life balance
  • Mendukung karyawan saat mereka dituntut mempelajari keterampilan dan cara kerja baru
  • Memodernisasi struktur kerja sembari beradaptasi dengan teknologi baru dan menghadapi perubahan yang tak terduga
  • Memiliki strategi menarik kandidat terbaik, meningkatkan keterlibatan dan meningkatkan retensi karyawan, serta menciptakan tempat kerja masa depan

Gen Z dan Milenial di dunia kerja saat ini sedang berjuang menemukan keseimbangan dalam keuangan, makna hidup, dan kesejahteraan. Oleh karena itu, tim HR dan pemimpin bisnis perlu mempertimbangkan untuk mempunyai strategi matang tentang cara terbaik memenuhi kebutuhan mereka dan menyelaraskannya dengan tujuan perusahaan. 

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *