Similarity bias HRPods

Hati-hati, Similarity Bias Hambat Kemajuan Perusahaan

Tanpa disadari, similarity bias dapat menghambat kinerja perusahaan. Biasanya, hal ini terjadi dalam proses rekrutmen di mana perekrut dan/atau hiring manager lebih menyukai kandidat yang memiliki kesamaan dengan mereka. 

Di satu sisi, Anda merasa nyaman berbicara dengan kandidat. Di sisi lain, bias memunculkan perspektif kurang beragam hingga menghambat pertumbuhan perusahaan. Jika perusahaan ingin menumbuhkan inovasi dan kreativitas, sebaiknya hiring manager dan tim HR, termasuk perekrut, menghindari similarity bias

Berawal Dari Etnosentrisme 

William Sumner pertama kali membahas definisi similarity bias pada 1906. Saat itu, ia menggunakan istilah, seperti out-group atau in-group, untuk menggambarkan bagaimana manusia secara otomatis mengurutkan orang dalam pikirannya.

Ia juga mempopulerkan istilah etnosentrisme, yakni penilaian terhadap budaya lain berdasarkan prasangka yang berasal dari budaya diri sendiri. Etnosentrisme adalah salah satu istilah kunci yang membentuk bias kesamaan. Istilah yang berhubungan dengan etnosentrisme, antara lain bias out-group atau in-group, bias egosentris, stereotip, dan heuristik. 

Namun, bias kesamaan bukanlah satu-satunya bias yang berperan dalam proses rekrutmen. Adapun jenis bias yang paling umum:

  • Bias pengalaman: menggunakan pengalaman diri sendiri sebagai kebenaran objektif
  • Bias konformitas: mengambil isyarat dari orang lain untuk menyesuaikan diri dengan suatu kelompok daripada menggunakan pendapat sendiri
  • Bias konfirmasi: upaya secara tidak sadar untuk mengonfirmasi kesan pertama terhadap seseorang 
  • Bias terkini: mengingat pengalaman terbaru diri sendiri lebih dari pengalaman sebelumnya
  • Bias gender: menganggap atau menilai seseorang berdasarkan jenis kelaminnya

Lalu, apa penyebab faktor similarity bias? Tak sedikit elemen yang menjadi faktor penyebabnya. Yang perlu Anda perhatikan adalah apa pun kesamaan yang Anda miliki dengan orang lain dapat menjadi faktor penyebab bias kesamaan.

Beberapa contoh bias kesamaan:

  • Penampilan fisik
  • Hobi
  • Latar belakang pendidikan
  • Riwayat pekerjaan
  • Keyakinan
  • Gaya hidup
  • Etnis dan budaya
  • Jenis kelamin
  • Suka dan tidak suka
Artikel terkait: 5 Tips Hire Bagi Industri Hospitality

Memahami Similarity Bias

Similarity bias merupakan preferensi atau kecenderungan menghargai orang yang seperti diri kita sendiri. Ini bisa disebut sebagai preferensi bawah sadar. Ketika seseorang bertemu dengan orang lain yang memiliki penampilan, kepercayaan, dan latar belakang sama, ia mereka aman dan nyaman. 

Dalam proses rekrutmen, bias kesamaan disebut juga mirror image effect. Ini bisa terjadi mulai dari penyaringan CV hingga penerimaan karyawan baru. Misalnya, perekrut atau hiring manager lebih menyukai kandidat dari perguruan tinggi yang sama atau keyakinan yang mirip. 

Jika Anda merekrut kandidat yang memiliki kesamaan dengan diri sendiri, maka perusahaan akan memiliki lingkungan kerja homogen. Akibatnya, tim kerja kurang memiliki perspektif beragam dan memengaruhi citra employer branding sehingga menghambat pertumbuhan perusahaan. 

Baca juga: Simak 7 Strategi Employer Branding 2024 Ini!

7 Upaya Menghindari Similarity Bias

Sebagai perekrut, HR, atau hiring manager, kita berpeluang untuk terjebak ke dalam bias. Namun, terkadang bias dalam rekrutmen tak dapat dihindari karena terdapat conflict of interest. Misalnya, kandidat yang diterima hanya yang memiliki kesamaan dengan hiring manager. 

Jika praktik ini terus-menerus dilakukan akan berbahaya bagi kelangsungan perusahaan. Untuk menghindarinya, tim HR dan manajemen dapat menerapkan langkah berikut:

Namun demikian, kita dapat belajar bagaimana mengatasi bias kesamaan dan apa yang kita lakukan tanpa berpikir. 

1. Nilai kandidat secara objektif untuk menentukan keterampilan tanpa mempertimbangkan jenis kelamin, usia, riwayat pendidikan, dan agama

2. Hapus persyaratan yang tidak perlu di job ads guna menciptakan talent pool

3. Tidak mencantumkan job description dengan kalimat mendiskriminasi, seperti jenis kelamin, agama, usia, dan penampilan fisik

4. Mempekerjakan kandidat berdasarkan nilai-nilai inti mereka, tetapi tetap menyambut keberagaman

5. Gunakan wawancara terstruktur untuk mengurangi kemungkinan similarity bias dan fokus terhadap kemampuan kandidat dan keterampilan yang dibutuhkan oleh perusahaan

6. Kelola similarity bias dengan memupuk kesamaan positif tanpa terkesan dipaksakan seperti mengadakan kegiatan karyawan secara berkala atau memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mempresentasikan pelaksanaan company value bagi dirinya

7. Jalankan pelatihan similarity bias kepada pemimpin agar mereka memperbaiki “bias bawaan” ketika mengelola anggota tim

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *