Perbedaan interview user dan HRD HRPods

5 Perbedaan Interview User Dan HRD

Tak sedikit kandidat yang bertanya-tanya, apa perbedaan interview user dan HRD dalam proses rekrutmen. Apakah pertanyaan mereka berbeda? Siapakah yang paling menentukan penerimaan kandidat?

Menjalankan proses rekrutmen menjadi salah satu tugas HRD, khususnya perekrut. Ia bertugas membuat job description dan job analysis, mengunggah job posting, menyaring CV kandidat, mewawancarai kandidat, hingga menghubungkannya dengan hiring manager–biasa disebut dengan istilah user–untuk sesi interview selanjutnya. Untuk merekrut karyawan baru, HRD harus berkolaborasi dengan user dan tim yang akan bekerja sama dengan “Si Anak Baru” tersebut. 

Siapa User Dan HRD?

User merupakan seseorang yang memutuskan penerimaan kandidat yang paling memenuhi syarat. Ia berperan sangat signifikan dalam rekrutmen, karena menentukan kriteria, mewawancarai, memberikan skill test, hingga menerima kandidat. User dapat turun tangan di proses rekrutmen–bersama dengan HRD–tetapi ia juga bisa menugaskan anggota timnya dan mempertimbangkan kandidat berpotensi yang akan diterima oleh perusahaan. 

Di luar rekrutmen, ia bertugas memimpin departemen atau timnya, baik yang berada di kantor maupun lapangan. Ia juga mendampingi anggota tim dalam menghadapi tantangan dan menawarkan solusinya hingga membantu pengembangan karier mereka.

HRD adalah seseorang yang bertugas membantu user menemukan dan menyaring pelamar yang memenuhi syarat. Ini kerap menjadi tanggung jawab perekrut. Sering kali, perekrut membantu user menyiapkan job description, termasuk daftar kualifikasi dan pengalaman kandidat. Selanjutnya, ia bertugas menjaring kandidat secara luas dan memilih orang-orang yang paling memenuhi syarat.

Ada perekrut yang bertugas mencari kandidat untuk menduduki posisi kosong, sementara yang lain merekrut seseorang yang andal di bidangnya yang akan menguntungkan perusahaan. Banyak perekrut melakukan kedua fungsi tersebut, tetapi ada pula yang memiliki spesialisasi dalam perekrutan kandidat.

Baca juga: Alasan Perekrut Harus Memperbarui Job Description

Perbedaan Interview User Dan HRD

User dan HRD bertanggung jawab dalam proses rekrutmen. Namun, keduanya memiliki peran yang berbeda, meski sekilas terlihat sama. 

Tugas user dalam rekrutmen meliputi:

  • Mengidentifikasi posisi yang lowongan saat ini atau di masa mendatang untuk menarik kandidat potensial
  • Membuat lowongan pekerjaan: bersama HRD, ia menulis deskripsi pekerjaan agar menemukan kandidat yang memenuhi syarat dan mengunggahnya di web dan/atau media sosial
  • Meninjau resume: meninjau CV dan portofolio kandidat yang diterimanya dari HRD
  • Interview: dengan HRD, ia akan melakukan sesi wawancara guna mengecek kualifikasi kandidat untuk posisi yang sedang dibutuhkan
  • Negosiasi: user juga membantu HRD dalam negosiasi kontrak atau gaji 
  • Onboarding: user wajib hadir dari sesi onboarding karyawan baru dan memberikan informasi dan pelatihan 

Tugas HRD, yaitu:

  • Membuat strategi rekrutmen: HRD–khususnya perekrut–akan membuat strategi untuk menemukan kandidat terbaik untuk posisi kosong, seperti memiliki talent pool serta memperluas jaringan kandidat melalui konferensi
  • Mengelola job posting: memahami karakteristik platform job search hingga mengunggah job posting melalui platform yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan
  • Menyaring CV: meninjau CV kandidat dan mewawancarai mereka yang memenuhi kualifikasi 
  • Menjalankan onboarding: memiliki strategi onboarding dan menjalankannya agar karyawan baru merasa nyaman bekerja
Artikel berikutnya: Onboarding Karyawan Baru, Tanggung Jawab Siapa?

Kriteria User Atau HRD dalam Konteks Interview

Tentu saja hal tersebut bisa berbeda-beda sesuai struktur organisasi tiap perusahaan. Namun sebaiknya tidak sembarang pilih juga.

Mengingat user adalah seseorang yang ahli di bidangnya, maka pendidikan dan keterampilan disesuaikan dengan bidang tersebut. Misalnya, seseorang yang mengenyam pendidikan strata satu ilmu komunikasi, maka ia memiliki keterampilan komunikasi dasar. 

Dalam dunia kerja, ia mengawali karier sebagai communication officer di sebuah perusahaan. Selama bekerja, ia akan mendapatkan ilmu komunikasi yang diimplementasikan dalam kehidupan korporat, berjejaring, memahami isu komunikasi terkini, dan mengasah keterampilan teknis serta nonteknis. 

Bagaimana dengan HRD? Fungsi HRD tak sekadar menangani proses rekrutmen, juga performance management, learning and development, kompensasi dan benefit, strategic partner, hingga industrial relations. Untuk memulai karier di bidang SDM, maka seseorang dapat mengikuti langkah berikut ini:

1) Mendapatkan gelar

Hampir semua HRD bergelar sarjana, baik dari jurusan psikologi, manajemen sumber daya manusia, sosiologi, maupun hukum. Tak menutup kemungkinan bagi lulusan jurusan lain untuk melamar posisi HR. Setelah dua hingga tiga tahun bekerja menjadi HR generalist, ia bisa berfokus menjadi recruiter.

2) Keterampilan kerja

Seorang HR harus memiliki keterampilan teknik hingga nonteknis, guna menjalankan tugas dengan baik. Jadi, keterampilan kerja yang harus dikuasai oleh HRD, antara lain:

  • Komunikasi
  • Active listening
  • Problem solving
  • Time management
  • Keterampilan teknis yang berhubungan dengan pekerjaan

3) Pengalaman kerja

Banyak fresh graduate yang memulai karier di departemen HR sebagai perekrut atau recruiter intern. Di posisi awal ini, ia dapat membangun keterampilan teknis sesuai fungsi serta memperluas jaringan profesional. Setelah beberapa tahun bekerja di satu perusahaan, kemungkinan besar ada perusahaan lain yang menawarkan pekerjaan atau yang bersangkutan mencari kesempatan di tempat lain.

BACA JUGA: 15 Recruitment Agency Indonesia Pilihan

4) Mendapatkan sertifikasi

Karyawan HR yang memiliki sertifikat profesi, ia akan terlihat unggul di mata pemberi kerja dibanding yang tidak mempunyainya. Ada berbagai program sertifikasi HR yang bereputasi baik yang bisa dipertimbangkan, seperti CHRP dari One CHRP atau CHRM dari PPM Manajemen.

5) Mengikuti isu terkini

Seorang HR wajib mengikuti isu terkini yang berkaitan dengan ketenagakerjaan. Mulai dari perubahan bisnis, model kerja, regulasi ketenagakerjaan, hingga tren HR secara nasional maupun global. Anda dapat menghadiri webinar, lokakarya, seminar secara berkala, dan/atau bergabung dalam komunitas HR guna memperbarui informasi.

Untuk mengembangkan karier, tak sedikit staf HR yang membangun personal branding di media sosial. Biasanya, ia akan mulai berbagi tip dan trik bagi kandidat agar lolos dalam proses rekrutmen, lalu ia kerap menjadi pembicara dalam webinar mengenai praktik HR. Pada akhirnya, ia menjadi praktisi HR berpengalaman yang layak diperhitungkan dalam pasar tenaga kerja profesional.

Jadi, profesi HR tak semata duduk sambil menyaring CV saja, tetapi ia memberikan informasi bermakna bagi bidang SDM.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *