Skill Test 01 HRPods

7 Rambu-rambu Skill Test Dalam Proses Rekrutmen

Untuk menemukan kandidat yang tepat, HR dan hiring manager dapat memberikan skill test kepada kandidat.

Pemberian tes tersebut menjadi salah satu penilaian keterampilan yang dimiliki oleh kandidat. Namun, Anda perlu memilih jenis tes berdasarkan posisi pekerjaan atau keterampilan yang dibutuhkan.

Perhatikan pula rambu-rambu dalam pemberian tes. Jangan sampai hal tersebut merugikan salah satu pihak.

Memahami Skill Test

Skill assessment test atau skill test merupakan ujian yang diberikan oleh pemberi kerja untuk mengukur keterampilan dan kemampuan kandidat dalam proses rekrutmen.

Dari tes tersebut, hiring manager dan HR akan menilai apakah kandidat memiliki keterampilan yang diperlukan dan/atau memiliki kemampuan lain untuk mendukung pekerjaan lain. Perusahaan yang mempekerjakan karyawan berdasarkan keterampilan cenderung bertahan lebih lama dan memiliki kinerja lebih baik dalam jangka panjang.

Biasanya, tes keterampilan diberikan setelah interview pertama dengan HR atau pasca interview kedua bersama hiring manager. Ada pula tes yang dilakukan langsung ketika interview. Hal itu tergantung jenis pekerjaan dan kebutuhan perusahaan.

Rambu-rambu Skill Test Dalam Proses Rekrutmen

Wajar, jika perusahaan membuka rekrutmen karyawan baru, memperoleh ratusan CV, dan melakukan skill test ke semua kandidat.

Namun, Anda perlu berhati-hati dalam memberikan tes. Pasalnya, salah langkah saat memberikan tes berpengaruh pada reputasi perusahaan. Tim HR dan hiring manager harus membuat rambu-rambu ketika memberikan tes kepada kandidat.

1) Menentukan tujuan

Anda wajib menentukan tujuan dan memilih jenis tes yang akan digunakan. Sesuaikan tujuan tersebut dengan posisi yang dibutuhkan, sehingga tim dapat fokus menjalankan tes, menilai hasilnya, dan menentukan kandidat yang sesuai.

Misalnya, perusahaan membutuhkan desainer web, tes yang akan digunakan adalah mockup web perusahaan.

2) Kriteria penilaian tes

Menyambung poin di atas, tim perlu membuat kriteria penilaian tes. Dengan demikian, Anda mengetahui keterampilan serta pandangan mereka terhadap posisi yang dilamar. Tanpa hal itu, kemungkinan tim Anda akan menghadapi kesulitan.

Misalnya, tes desain untuk desainer grafis. Jadi, tim harus memiliki kriteria desain sesuai teori dan kreativitas bagaimana kandidat menginterpretasi nilai, visi, dan misi perusahaan ke dalam desainnya.

3) Memilih tes yang tepat

Tes yang tepat adalah tes yang sesuai pekerjaan dan kebutuhan perusahaan.

Misalnya, tes untuk social media specialist adalah membuat content planning di media sosial. Hiring manager akan meminta contoh caption untuk konten.

Hati-hati, jika hiring manager meminta kandidat untuk membuat content planning, mendesain konten, plus caption-nya. HR bisa bertanya, apakah tugas social media specialist harus bisa mendesain, multitasking, dan mendesain adalah tugas utama.

4) Menentukan jumlah tes

Menentukan jumlah tes sangat tergantung dengan pekerjaan. Jika memungkinkan, hindari memberikan tes yang berhubungan dengan proyek yang sedang dikerjakan user saat ini untuk menghindari kesalahpahaman atau pemanfaatan ide tanpa izin.

Tentukan pula jumlah tes yang wajar guna menghargai waktu kandidat. Memang, kandidat membutuhkan pekerjaan tetapi bukan berarti waktu mereka hanya mengerjakan skill test.

5) Instruksi tes jelas dan singkat

Memberikan instruksi tes jelas dan singkat merupakan hal wajib. Langkah ini membantu Anda menilai hasil kerja karyawan sesuai kebutuhan perusahaan atau tidak.

Biasanya, instruksi tes memuat jenis tes, profil dan tema (jika ada), target pasar, penggunaan piranti lunak tertentu, format, tanggal pengumpulan tes, dan kapan mempresentasikan tes ke hadapan hiring manager (jika ada).

6) Memiliki kesepakatan dengan kandidat

Kesepakatan harus Anda miliki sebelum memberikan tes kepada kandidat. Pembuatan kesepakatan untuk menghindari salah paham yang mungkin terjadi di kemudian hari. Sebisa mungkin buat kesepakatan tertulis, seperti:

  • Katakan kepada kandidat bahwa hasil skill test adalah hak milik perusahaan
  • Hasil skill test untuk menilai keterampilan dan kemampuan kandidat
  • Perusahaan tak akan menggunakan tes untuk kepentingan komersial, jika kandidat menemukan ide, konten, atau hasil kerja perusahaan sama seperti yang dibuat kandidat, hal itu hanya kebetulan
  • Jika perusahaan tertarik dengan ide atau hasil kerja kandidat, perusahaan akan memberikan kompensasi kandidat dan berhak atas hak cipta tersebut

Jika kandidat keberatan dengan kesepakatan tersebut, ia boleh tak melanjutkan proses rekrutmen, karena ia berhak memutuskan atas karyanya.

7) Jangan memanfaatkan skill test kandidat

Rambu yang tak kalah penting adalah jangan memanfaatkan skill test kandidat untuk kepentingan apa pun. Memang, Anda memegang semua hasil tes kandidat.

Bila perusahaan menggunakan hasil kerja atau skill test kandidat tanpa meminta izin dan tidak ada kesepakatan sebelumnya, bukan tak mungkin kandidat membicarakan cara kerja perusahaan ke orang lain, sehingga memengaruhi reputasi perusahaan.

Penutup

Menggunakan skill test dapat membantu perusahaan dalam merekrut kandidat yang sesuai kebutuhan. Namun, HR perlu memiliki rambu-rambu pembelian tes untuk menghindari kesalahpahaman dan memperlihatkan bahwa perusahaan menghargai hasil kerja kandidat.


Posted

in

,

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *