Praktisi HR Nicolas Behbahani mengatakan rekrutmen berbasis keterampilan akan menarik lebih banyak kandidat.
Hal itu sudah dipraktikkan oleh IBM, Boeing, dan Walmart. Mereka telah menghapus persyaratan gelar dalam job ads dan fokus pada keterampilan yang dibutuhkan.
Melalui pendekatan tersebut, perusahaan dapat meningkatkan jumlah dan kualitas kandidat yang melamar, sehingga lebih mudah menemukan seseorang yang tepat sesuai kebutuhan. Kandidat pun lebih banyak menemukan peluang.
Mengenal Rekrutmen Berbasis Keterampilan
McKinsey memprediksi 400 hingga 800 juta orang akan kehilangan pekerjaan akibat otomatisasi pada 2030.
Perubahan ini mengancam employee life cycle, sehingga berimbas pada produktivitas perusahaan. Untuk menghadapi kondisi tersebut, perusahaan perlu menerapkan strategi baru dalam proses rekrutmen.
Rekrutmen berbasis keterampilan adalah jawabannya. Ini dimulai dengan pemahaman mendalam tentang keterampilan teknis dan nonteknis yang diperlukan pada masing-masing peran.
Contohnya, peran digital marketing membutuhkan keterampilan teknis seperti Google AdWords dan keterampilan nonteksi berupa analytical thinking.
Jika hiring manager dan HR telah mengidentifikasi peran dan kualifikasi yang dibutuhkan, maka job ads akan menitikberatkan pada persyaratan keterampilan dibandingkan latar belakang pendidikan.
Dalam sesi wawancara, HR akan mengevaluasi dan menganalisis keterampilan kandidat dan mencocokkan dengan standar penilaian keterampilan serta kebutuhan perusahaan.
3 Manfaat Pendekatan Rekrutmen Berbasis Keterampilan
Di dunia bisnis yang dinamis, tak sedikit perusahaan menerapkan strategi berbasis keterampilan untuk membentuk tim berkinerja tinggi.
Pendekatan ini menjadi tantangan rekrutmen di masa mendatang, juga mendukung tujuan perusahaan untuk terhubung dengan kandidat terbaik sesuai kebutuhan bisnis.
1) Retensi karyawan
Sebanyak 56% pemimpin menyatakan bahwa perusahaan dapat memetik manfaat dari rekrutmen berbasis keterampilan dalam hal retensi karyawan.
“Pendekatan ini menciptakan budaya berbasis keterampilan dan memperpanjang masa kerja karyawan,” kata Becky Schnauffer, Kepala Globacl Clients.
Data LinkedIn menunjukkan bahwa perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk belajar keterampilan meretensi 7% lebih tinggi dalam kurun tiga tahun.
2) Prediksi kinerja
McKinsey menemukan bahwa rekrutmen berbasis keterampilan memprediksi kinerja lima kali lebih baik daripada rekrutmen berdasarkan pendidikan. Bahkan manghasilkan kinerja dua kali lebih baik dibandingkan rekrutmen berdasarkan pengalaman kerja.
3) Dorong DEI
Pendekatan rekrutmen ini mendorong keberagaman dan kesetaraan di tempat kerja.
Menurut Deloitte, 75% eksekutif menganggap perekrutan dan promosi berdasarkan keterampilan mendemokrasikan akses terhadap peluang.
Perry Timms menekankan bahwa deskripsi pekerjaan yang bias dapat menghalangi individu dengan latar belakang tertentu.
5 Langkah Mewujudkan Proses Rekrutmen Berbasis Keterampilan
#1 Tulis ulang job description
Job description merupakan pintu terdepan dalam proses perekrutan. Praktisi HR menyarankan untuk menulis ulang job description sehingga membantu Anda menyaring kandidat pada keterampilan dan kompetensi.
Menurut LinkedIn, deskripsi pekerjaan yang menekankan tanggung jawab dibandingkan persyaratan formal menghasilkan 14% lebih banyak CV masuk.
Sebaiknya, ganti kata ‘persyaratan’ dengan ‘tanggung jawab’ untuk menunjukkan pekerjaan yang akan dihadapi oleh kandidat.
#2 Hapus persyaratan gelar
Gelar dan pengalaman tidak selalu mengindikasikan kualitas kandidat. Keterampilan dan kompetensi lebih penting untuk bekerja.
Menurut McKinsey, banyak perusahaan menghilangkan persyaratan gelar dan mencari cara baru penilaian kesiapan kerja.
Sementara menurut LinkedIn, perusahaan yang menilai berdasarkan keterampilan memiliki 60% peluang lebih tinggi memperoleh kandidat, dibanding yang fokus pada gelar.
3) Berfokus pada keterampilan
Kekurangan tenaga kerja mencapai level tertinggi dalam 16 tahun, 75% perusahaan kesulitan mengisi posisi kosong.
Rekrutmen yang mengedepankan keterampilan dapat mengidentifikasi kandidat tanpa pendidikan formal, tetapi memiliki keterampilan sesuai pekerjaan.
Contohnya, kasir memiliki 79% keterampilan spesialis layanan pelanggan dan 68% keterampilan asisten kantor.
Jadi, menghilangkan persyaratan pengalaman akan memperluas pencarian kandidat potensial. Ini berdampak besar terhadap akses pekerjaan.
4) Manfaatkan sesi wawancara
Wawancara berbasis keterampilan mengurangi bias serta menentukan kandidat terbaik dengan mudah.
Untuk mengumpulkan informasi yang komprehensif, kembangkan proses wawancara terstruktur, baik melalui telepon maupun tatap muka, untuk mengevaluasi keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan.
Pastikan setiap kandidat memperoleh pertanyaan sama untuk memastikan evaluasi yang adil.
Gunakan pula behavioral interview yang meminta contoh konkret kandidat menunjukkan keterampilan di sebelumnya.
Contoh, meminta kandidat yang melamas sebagai customer service leader, untuk memberikan layanan pelanggan yang berkontribusi terhadap reputasi perusahaan.
5) Rancang program L&D
Rancang program learning and development (L&D) sebagai tindak lanjut proses rekrutmen.
Tim HR dan manajer menganalisis skill gap dan keterampilan yang bisa dipindahtangankan, lalu membuat program L&D yang dapat dilakukan secara berkala.
Perusahaan yang mahir dalam mobilitas internal bisa mempertahankan karyawan selama 5,4 tahun atau hampir dua kali lebih lama dibandingkan yang kesulitan dengan mobilitas.
Penutup
Jika perusahaan ingin menerapkan rekrutmen berbasis keterampilan, Anda dan tim bisa terlebih dahulu mempelajarinya.
Namun, rekrutmen ini sangat cocok untuk peran pemula dan keterampilan menengah yang tidak memerlukan gelar sarjana. Dan, perusahaan dapat memangkas biaya pelatihan karyawan baru.
Leave a Reply