Strategi bisnis HRPods

4 Strategi Bisnis Hadapi Kondisi Politik Tak Stabil

Ketidakstabilan politik di Indonesia beberapa hari ini berdampak pada kegiatan ekonomi, tak terkecuali terhadap strategi bisnis. Tak hanya itu, perubahan kebijakan yang mendadak pun berpengaruh dan tak jarang membuat pelaku bisnis kewalahan. Oleh karena itu, manajemen dan tim HR perlu menyusun strategi bisnis untuk menghadapi kondisi politik tak stabil–baik cara merespons dan mengurangi risiko. Ini bertujuan guna mengatasi potensi kerugian. 

McKinsey menyebutkan pemimpin bisnis harus berfokus pada peluang penciptaan nilai yang disesuaikan dengan risiko serta menyesuaikan operasi bisnis, karena perusahaan tak sekadar bertahan tetapi juga berkembang. 

Memahami Kondisi Geopolitik

Mempersiapkan segala sesuatu merupakan langkah bisnis yang baik. Upaya antisipasi dapat menstabilkan kondisi internal, meski situasi di luar bergejolak, tetapi masih ada perusahaan yang tidak melakukan mitigasi tersebut. 

Apakah upaya mitigasi mahal? Tidak juga, jika dibandingkan dengan nilai bisnis secara keseluruhan. Namun, untuk memitigasi, perusahaan perlu memahami kondisi geopolitik pula. 

Menurut World Economic Forum (WEF), ada perusahaan jasa yang melakukan beberapa intervensi karena memiliki lokasi bisnis di beberapa tempat. Langkah ini cocok diterapkan oleh perusahaan ketika suatu daerah masih diliputi ketidakpastian.

Ada pula perusahaan yang mengecilkan biaya mitigasi guna meningkatkan efisiensi atau upaya mitigasi baru muncul setelah perusahaan memahami data makro secara mendalam. Pemimpin bisnis percaya bahwa memahami gejolak geopolitik membantu perusahaan menghadapi dunia yang terkadang di luar kendali mereka. 

Artikel selanjutnya: Ketahui Workplace Stress dan Cara Ciptakan Karyawan Bahagia

4 Strategi Bisnis Hadapi Kondisi Politik Tak Stabil

1. Risk assessment

Semua bisnis menyatakan bahwa mereka mendedikasikan lebih banyak waktu untuk memahami dunia di sekitar mereka. Misalnya, mereka memiliki posisi government relations guna memahami undang-undang atau sanksi tentang kegiatan bisnis–upah minimum, pajak, atau kebijakan lain–yang akan diberlakukan, sehingga perusahaan dapat menghindari kerugian bisnis di masa mendatang. 

Penilaian risiko tidak hanya tentang lingkungan politik, juga mengenai pemahaman rantai pasokan, seperti memahami sandaran para pemasok dan pelanggan serta kondisi geopolitik dan dampaknya pasca-COVID. Bahkan tak sedikit pemimpin yang mempunyai mitigasi untuk skenario terburuk, seperti eskalasi perang di Ukraina atau tatanan dunia yang runtuh.

2. Risk reduction

Risk reduction dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Bagi perusahaan manufaktur, hal ini sering kali berkaitan dengan pengadaan dan operasional, tetapi banyak pula perusahaan yang menjalankan strategi diversifikasi–baik diversifikasi produksi maupun pendanaan–untuk mengurangi risiko kerugian.

Misalnya, perusahaan manufaktur memiliki pabrik di Tiongkok, maka mereka memproduksi untuk pasar domestik. Ada pula yang memiliki pabrik di India tetapi memproduksi untuk pasar dalam negeri dan ekspor. Perusahaan juga menambahkan obligasi di samping fasilitas kredit bank atau menggandeng investor lokal guna menambah pendanaan. 

3. Ring fencing

Ada beberapa cara untuk melakukan ring fencing atau pagar pembatas. Ini adalah upaya mitigasi yang tak selalu didorong oleh geopolitik, karena beberapa risiko tidak dapat dihindari tetapi bisa diminimalkan dampaknya. Perusahaan akan menggunakan teknologi, data, dan riset dengan memperhatikan privasi dan regulasi dalam pendekatan ring fencing.

4. Rapid response 

Mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi peristiwa kritis akan lebih baik. Beberapa perusahaan bersiap menghadapi berbagai kemungkinan terburuk rencana “siap pakai” agar mereka bisa beradaptasi dengan cepat, sementara ada pula perusahaan yang tidak memiliki rencana cadangan. 

Strategi rapid response ini mempersiapkan tim Anda untuk melihat kondisi kerentanan hingga nilai yang dapat diciptakan oleh perusahaan. Tujuannya bukan sekadar meningkatkan bisnis, juga berdampak positif kepada masyarakat luas. 

Namun, yang tak kalah penting adalah memperluas wawasan strategi perusahaan. Misalnya, apa investasi yang dilakukan oleh perusahaan guna memanfaatkan pertumbuhan di tengah gejolak politik, polis asuransi apa yang harus dibeli untuk memitigasi risiko penurunan, hingga memantau kebijakan pemerintah tentang peraturan industri dan ketenagakerjaan, pajak, dan kebijakan lokal lainnya yang memengaruhi strategi bisnis. 

Selanjutnya: Simulation Culture: Optimalkan Potensi Karyawan Dan Bisnis

Bagaimana perhatian perusahaan terhadap aset berharganya–karyawan? 

Perusahaan dapat mempersiapkan karyawan untuk mengelola ketidakpastian politik dan ekonomi jauh sebelum hal buruk terjadi. Salah satu caranya ialah memberikan program learning and development untuk merespons gangguan potensial, seperti teknik menanggapi konflik lokal, ancaman keamanan, sampai perubahan pajak dan kebijakan industri. Program tersebut membantu perusahaan berfokus pada keputusan yang dapat dikendalikan daripada memprediksi apa yang mungkin atau mungkin tidak terjadi. 

Ya, kegiatan perusahaan Anda memang tidak berada dalam politik praktis, tetapi memantau risiko politik dan kebijakan ekonomi dalam negara akan berpengaruh besar terhadap operasi bisnis.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *