skor kredit

Skor Kredit: 4 Alasan Perusahaan Mengeceknya

Perusahaan melakukan pengecekan skor kredit kepada kandidat sebagai langkah preventif terhadap bisnis. Namun, tidak semua kandidat dilakukan pengecekan skor kredit.

Pasalnya, hal itu dapat mengurangi kesempatan perusahaan memperoleh kandidat yang sesuai kriteria.

Apa Itu Skor Kredit?

Menurut usa.gov, skor kredit merupakan angka yang menilai risiko kredit seseorang

Tujuannya adalah membantu kreditur menentukan seseorang layak diberikan kredit atau tidak, memutuskan persyaratan yang mereka tawarkan, atau tingkat bunga yang akan dibayarkan. 

Memiliki skor yang baik akan menguntungkan seseorang, karena ia berhak menerima pinjaman. Penilaian skor kredit akan melibatkan beberapa laporan, yakni:

  • Riwayat pembayaran
  • Saldo terutang
  • Panjang riwayat kredit
  • Aplikasi untuk akun kredit baru
  • Jenis rekening kredit (hipotek, kredit mobil, dan kartu kredit)

Dalam kanal Benefits di laman Bank Mandiri menyatakan angka skor kredit dimulai dari 300 hingga 850

Jika skor Si A di atas angka 720, maka ia memiliki penilaian cukup bagus. Bila ia memiliki skor di bawah 640, itu menunjukkan ia akan kesulitan untuk mendapatkan pinjaman.

Apakah skor kredit sama dengan laporan kredit? Berbeda

Laporan kredit akan merinci riwayat kredit, termasuk saldo, informasi rekening kartu kredit, kredit yang tersedia, dan riwayat pembayaran. Sedangkan, skor kredit akan merangkum informasi kredit menjadi peringkat. 

Penggunaan Skor Kredit Dalam Rekrutmen

Tahukah Anda bahwa saat ini beberapa perusahaan mengecek skor kredit kepada calon karyawan dalam proses rekrutmen

Dalam laporan HR.com dan National Association of Background Screeners (NABS) pada 2018 menunjukkan bahwa:

  • 95 persen perusahaan melakukan beberapa jenis background checking pada calon karyawan
  • 16 persen perusahaan mengecek kondisi keuangan pada semua kandidat pekerjaan
  • Hampir sepertiga perusahaan memeriksa kredit pada beberapa kandidat

Alasan mereka melakukannya adalah 86 persen untuk melindungi karyawan dan pelanggan dan sisanya adalah langkah dari background checking.

Perusahaan melihat skor kredit kandidat bukan berniat memberikan pinjaman. Melainkan untuk mengetahui latar belakang calon karyawan sebelum mereka menjalankan tanggung jawab di perusahaan.

John Ulzheimer, pakar keuangan yang pernah bekerja di FICO dan Equifax, mengatakan perusahaan yang memeriksa kredit akan melihat tanggung jawab dan kondisi keuangan kandidat. Jika perusahaan ingin merekrut akuntan, tetapi ia memiliki skor buruk, maka HR akan berpikir ulang.

Apakah Anda ingin mempekerjakan seseorang yang tidak dapat mengelola kewajibannya sendiri di divisi keuangan?

4 Alasan Perusahaan Mengecek Skor Kredit Kandidat

Managing Director Headhunter Indonesia Haryo Utomo Suryosumarto mengatakan bahwa perusahaan sering kali mengecek skor kredit dan criminal check di tahap akhir proses rekrutmen. Kedua hal itu menjadi tindakan preventif jika terjadi fraud.

#1 Bagian dari background checking

Pengecekan skor kredit adalah bagian dari background checking. Biasanya, HR akan memeriksa kesesuaian antara curriculum vitae, interview kerja, dan data di lapangan. 

Untuk memverifikasi data, HR menelpon perusahaan sebelumnya untuk memastikan bahwa kandidat pernah bekerja di sana dan bertanya tentang kinerjanya. Di beberapa perusahaan, HR akan mengecek latar belakang pendidikan, seperti memastikan keaslian ijazah kandidat.

#2 Menilai tanggung jawab

Perusahaan akan menilai tanggung jawab kandidat melalui skor kreditnya. Bagaimana pun juga, karyawan harus bisa diandalkan dan dipercaya untuk mengeksekusi tugas dengan baik. Terlebih jika posisi ini bersinggungan dengan keuangan.

#3 Mengetahui kebiasaan mengelola uang

Menurut Haryo, perusahaan akan menilai kemampuan serta karakter calon karyawan dalam pengelolaan keuangan. Reputasi finansial seseorang sangat penting untuk posisi tertentu. Misalnya, akuntan, bendahara, kasir, purchasing staff, dan cost controller.

#4 Meninjau kecocokan posisi 

Kecocokan perusahaan dan kandidat tak hanya berdasarkan pada keterampilan kerja. Tak sedikit perusahaan yang meninjau kecocokan posisi dengan skor ini. Meski posisi kandidat tidak berhubungan dengan keuangan, tetapi jika perusahaan berada di industri keuangan, maka mereka akan meninjaunya.

Haruskah Pengecekan Dilakukan Saat Proses Rekrutmen?

Harus atau tidak, pengecekan skor kredit akan memperhitungkan posisi maupun industri. Artinya, posisi dan industri yang bersinggungan dengan wilayah keuangan cenderung mengecek skor ini.

HR.com melaporkan bahwa perusahaan akan menilai kandidat berdasarkan pada riwayat kredit jangka panjang, sekitar empat sampai tujuh tahun. 

Jika skor kandidat saat ini lancar, tetapi empat tahun lalu tidak lancar atau macet, maka HR akan menanyakan kondisi tersebut kepada kandidat. Mereka akan menilai bagaimana kandidat menjalankan tanggung jawab dan strategi yang digunakan untuk menunaikan kredit hingga tuntas.

Sebelum Anda melakukan pemeriksaan, ada hal yang tak kalah penting, yaitu:

1) Meminta izin kandidat

Ada baiknya, Anda meminta izin kandidat untuk memeriksa skor kredit. Katakan pula tujuan pengecekan.

Jika Anda tak meminta izin dan tetap melakukannya, hal tersebut rentan menimbulkan candidate experience negatif, sehingga menyebabkan reputasi perusahaan menurun.

2) Meminta bantuan pihak lain

Selain itu, Anda dapat memanfaatkan penyedia jasa pengecekan skor.

Namun, perhitungkan biaya dan waktu terhadap posisi kandidat. Anda bisa mengecek jika posisinya adalah accounting manager dan waktu rekrutmen masih tersedia.

Alternatif lain, gunakan jasa recruitment agency. Minta lah mereka untuk mencarikan kandidat sesuai kriteria, mengecek kondisi kredit, dan/atau meminta kandidat untuk mencetak rekening koran.

3) Mengecek di laman OJK

Jika tidak, perusahaan mengecek melalui Sistem Layanan Informasi Keuangan dari otoritas Jasa Keuangan atau disebut SLIK OJK. Sebelumnya, layanan ini bernama BI checking yang dikelola oleh Bank Indonesia.

SLIK OJK dapat diakses oleh individu maupun badan usaha. Caranya:

Kriteria Skor Kredit SLIK OJK

1: Kredit Lancar, debitur memenuhi kewajiban untuk membayar cicilan dan tidak pernah menunggak

2: Kredit Dalam Perhatian Khusus (DPK), debitur tercatat menunggak cicilan 1-90 hari

3: Kredit Tidak Lancar, debitur tercatat menunggak cicilan 91-120 hari

4: Kredit Diragukan, debitur tercatat menunggak cicilan 121-180 hari

5: Kredit Macet, debitur tercatat menunggak cicilan lebih dari 180 hari

Apakah Skor Kredit Mempersempit Peluang Mendapatkan Kandidat?

Dalam proses rekrutmen, perekrut harus memilih kandidat terbaik berdasarkan kriteria yang dibutuhkan.

Salah satunya, kandidat memiliki skor kredit yang baik. Jika skor tidak memenuhi syarat, perusahaan tak ragu untuk melepasnya. 

Meski ada kemungkinan, teman atau keluarga menggunakan namanya untuk mengambil kredit, lalu pembayaran cicilannya macet. Namun, tetap saja, perusahaan tak akan menghiraukannya.

Jadi, tim HR dan perekrut perlu memiliki tujuan jelas sebelum mengecek skor kredit kandidat. Sebagai bahan pertimbangan, HR harus menjalankan interview kerja dan skill test.

Kondiri tersebut untuk menjaga keefektivan hasil perekrutan. Sayang sekali jika kompetensi kandidat memenuhi syarat, tetapi ia tidak lolos karena skor pinjaman rendah.

Loading


Posted

in

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *