Masalah Pribadi HRPods

Masalah Pribadi Karyawan: HR Perlu Menindaklanjuti

Ada kalanya, tim HR menghadapi masalah pribadi karyawan yang tidak berkaitan dengan pekerjaan.

Hal tersebut wajar, karena setiap manusia tak lepas dari masalah. Baik masalah dengan diri sendiri, teman, atau pasangan. Kondisi itu membuat seseorang tidak stabil, bahkan dapat menurunkan produktivitas.

Sebagai HR, Anda memerlukan strategi untuk menghadapi penurunan kinerja karyawan akibat masalah pribadi.

6 Strategi Hadapi Karyawan Yang Bawa Masalah Pribadi

Tak masalah jika HR membantu karyawan dalam penyelesaian masalah pribadi.

Namun, Anda harus memperhatikan agar tidak mencampuri wilayah personalnya atau membuat yang bersangkutan ketergantungan dengan bantuan Anda.

Tim HR dan manajemen perlu memiliki strategi menghadapi karyawan yang membawa masalah pribadi ke dalam pekerjaan.

1) Berbicara langsung dengan karyawan

Bila Anda melihat ada sesuatu yang aneh dari anggota tim, sebaiknya bicara langsung ke yang bersangkutan. Jangan bertanya ke orang lain, karena hal itu dapat memicu gosip.

Pertama, Anda bisa menanyakan kondisinya, lalu tanyakan tentang kekhawatiran Anda. Jika ia bersedia menceritakan masalah pribadinya, dengarkan baik-baik dan jangan menyela dengan saran.

Kedua, jika ia enggan bercerita, Anda tak tak perlu memaksa. Katakan bahwa Anda siap mendengarkan, kalau ia membutuhkan teman curhat.

2) Mendengarkan dengan empati

Sekilas, mendengarkan adalah pekerjaan mudah. Hal itu ada benarnya, tetapi mendengarkan dengan empati dan saksama merupakan pekerjaan cukup menantang.

Ketika mendengarkan, sering kali memicu si pendengar untuk bertanya masalah lebih dalam kepada teman bicara. Tidak ada yang salah dengan hal itu.

Namun, jangan bertanya hanya karena Anda kepo, menginterogasi, dan menceramahinya sehingga membuatnya tidak nyaman.

3) Tawarkan bantuan sewajarnya

Tawarkan bantuan kepada karyawan sewajarnya atau bantuan yang tersedia di perusahaan.

Misalnya, mendorong karyawan untuk cuti, menawarkan bantuan layanan konseling rekanan perusahaan, atau memberikan pinjaman dana. Opsi terakhir, biasanya karyawan harus mengikuti skema pinjaman perusahaan.

Jika ingin membantu secara personal, berikan pertolongan semampu Anda.

4) Jangan terlalu “jauh”

Satu hal yang perlu Anda waspadai ketika menghadapi karyawan yang membawa masalah pribadi ke kantor adalah jangan terlalu “jauh”. Artinya, Anda tidak perlu ikut campur atau memengaruhinya dalam pengambilan keputusan.

Terlalu jauh terlibat dalam masalah pribadi karyawan akan:

  • Membuat yang bersangkutan tidak nyaman
  • Menciptakan individu yang tergantung kepada Anda, sehingga setiap ia memiliki masalah akan datang ke Anda untuk mengambil keputusan
  • Menyebabkan karyawan lain berpikir Anda pilih kasih, karena sering memperhatikan karyawan tertentu, sehingga menciptakan masalah baru

5) Memiliki support system

Dorong karyawan untuk memiliki support system dari orang-orang terdekat. Hal ini membantunya untuk melewati masa-masa sulit. Support system juga meminimalisir stres, menghindari kesepian, mengisolasi diri, sampai depresi.

Anda dapat menjadi bagian support system-nya. Dengan catatan, pisahkan relasi pribadi dan profesional sebagai rekan kerja.

6) Memastikan kondisinya

Setelah menerapkan hal di atas dan yang bersangkutan punya support system, pastikan kondisinya baik-baik saja.

Anda bisa bertanya kabar melalui pesan pendek, memberikan makanan favoritnya, atau memberitahukan video lucu. Meski terkesan sepele, perhatian tersebut sangat berarti karyawan yang sedang memiliki masalah.

Bagaimana Jika Masalah Karyawan Tidak Membaik?

Karena menyelesaikan masalah pribadi tidak semudah memencet mouse komputer, maka ada kemungkinan karyawan mampu menyelesaikannya atau masalah semakin memburuk. Apalagi jika masalah tersebut sudah berlangsung lama.

Di lingkungan kerja, tim HR dan manajer perlu mengkhawatirkan penurunan kinerja atau produktivitas karyawan yang tidak stabil.

“Setelah kejadian karyawan punya masalah pribadi, kami benar-benar memantau dia. Jadi kami bukan fokus ke masalah personalnya tetapi produktivitasnya. Kalau menurun, kami turun tangan ke porsi kinerja dan kembali ke peraturan perusahaan. Misalnya, kinerja dia jelek karena masalah pribadi, maka tindakan tegasnya adalah SP 1,” ujar Anugrah Alif, seorang HR, Sabtu (25/10/2021).

Plan A

Kalau Anda tahu masalah pribadi karyawan belum juga selesai dan belum mengambil cuti sehingga kinerja menurun, padahal perannya di kantor cukup penting, maka Anda harus memiliki rencana.

Plan A adalah meyakinkan karyawan tersebut untuk segera mengambil cuti. Cuti dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah atau beristirahat sejenak. Di sisi lain, Anda sudah terlebih dahulu mengalihkan tugasnya ke anggota tim secara bertahap atau sekaligus.

Plan B

Jika kinerja karyawan semakin menurun, karena masalah pribadi yang sedang dihadapinya, ada kemungkinan ia akan mengundurkan diri.

Jadi, tim HR dan manajer harus siap menutupi posisi kosong. Anda membutuhkan Plan B untuk menyiapkan posisi pengganti atau merekrut staf baru. 

Penutup

Menghadapi masalah pribadi karyawan terkesan sederhana. Nyatanya tak ada yang sederhana dalam penyelesaian masalah.

Jika ada karyawan yang membawa masalah pribadi ke kantor, sehingga berpengaruh pada kinerjanya, HR harus segera turun tangan.

Bukan untuk kepo mengenai masalah orang lain, tetapi Anda berhak mengetahui kendala karyawan. Dengan demikian Anda dapat mendukung karyawan untuk menyelesaikan masalah sekaligus mengelola anggota tim.


by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *