Jika jobseeker tidak memperhatikan dengan saksama, job scam akan terlihat seperti job ads pada umumnya. Bahkan penipu dapat mengunggahnya di platform pencarian kerja dan media sosial.
Sekilas, iklan lowongan pekerjaan terlihat meyakinkan tetapi mereka tidak ingin memberikan pekerjaan kepada jobseeker. Melainkan mengambil uang atau data pribadi pencari kerja. Bagi Anda yang sedang mencari pekerjaan, hati-hati terhadap job scam.
Bagaimana Job Scam Terjadi?
Job scam merupakan informasi atau tawaran pekerjaan palsu yang bertujuan untuk menipu jobseeker agar memberikan uang, menyerahkan informasi pribadi, dan/atau menyediakan tenaga kerja gratis kepada pelaku. Pelaku bisa bertindak sebagai agen pencari kerja, perusahaan rintisan, atau BUMN sekalipun.
Penipuan terjadi ketika jobseeker melamar pekerjaan–biasanya melalui email atau job portal–yang dikirimkan kepada pemberi kerja. Lalu, pemberi kerja memberikan pekerjaan yang terlihat menjanjikan, padahal mereka menawarkan pekerjaan palsu melalui platform pencarian kerja.
Untuk memahami mekanisme job scam, jobseeker perlu mengenali contohnya berikut ini:
1) Work from home
Banyak orang ingin mempertahankan work from home (WFH), yang dilakukan sejak pandemi COVID-19. Ironisnya, penipu mengetahui hal itu, sehingga mereka memasang job ads dengan keterangan melenakan jobseeker, seperti, WFH dapat menghasilkan uang jutaan dengan sedikit waktu atau mengatur jadwal kerja sendiri sekaligus menghasilkan gaji besar.
Contoh penipuan pekerjaan WFH, antara lain:
- Membayar starter kit atau program sertifikasi yang tidak berguna
- Terjebak penipuan cek palsu, di mana Anda mendapatkan cek dari penipu, lalu mereka meminta Anda untuk mengirim sejumlah uang kembali karena kelebihan pembayaran, setelah Anda mengirimkannya, mereka akan membatalkan cek dan tetap menyimpan uang Anda
- Menugaskan Anda untuk menerima paket di rumah, membuang kemasan dan kuitansi asli, mengemas ulang produk, lalu mengirimkannya kembali ke alamat yang mereka berikan, terkadang pembelian barang menggunakan kartu kredit curian
- Menghubungi jobseeker untuk menjadi reseller, maka Anda harus membeli produk dengan harga lebih murah dan menjualnya kembali agar mendapatkan keuntungan, tetapi setelah Anda membayar produknya, paket tidak pernah sampai atau berisi barang tak berguna
- Memberitahukan jobseeker untuk mengirimkan data pribadi sebagai bagian proses rekrutmen, seperti nomor KTP, BPJS, dan nomor rekening
Baca juga: Seberapa Efektif Hybrid Work Setelah Pandemi Usai?
2) Virtual personal assistant
Beberapa waktu ini, semakin marak pihak yang menawarkan pekerjaan sebagai virtual personal assistant. Ketika ada seseorang melamar pekerjaan ini, pemberi kerja (penipu) akan meminta orang tersebut mengirimkan sejumlah uang sebagai biaya layanan konsultasi pencarian kerja. Waspada jika Anda mendapatkan tawaran pekerjaan seperti itu.
3) Mystery shopper
Ada perusahaan yang memiliki program mystery shopper dengan panduan jelas, tetapi ada pula yang memanfaatkan hal itu untuk menipu. Si penipu akan meminta Anda untuk memesan produk dengan uang pribadi dan mengirimkan data pribadi–termasuk nomor rekening–tetapi mereka tak akan memberikan gaji kepada Anda.
4) Layanan penempatan kerja
Ada pihak yang mengatasnamakan diri mereka sebagai outsourcing, headhunter, atau agen pencari tenaga kerja tetapi mereka mendesak jobseeker untuk membayar layanan pencarian kerja. Mereka akan mengiming-imingi Anda dengan tawaran pekerjaan bergaji fantastis di perusahaan terkemuka.
5) Lowongan pekerjaan BUMN
Bahkan BUMN pun tak luput dari target penipu. Mereka memanfaatkan nama perusahaan BUMN dan mengunggah lowongan pekerjaan di media sosial. Untuk memastikan kebenarannya, jobseeker selalu membuka laman FHCI atau situs perusahaan.
Artikel terkait: Penipuan Lowongan Kerja Masih Menjebak, Cermati Tandanya!
Jika Anda Menjadi Korban Job Scam
Jika Anda menjadi korban penipuan, ada tiga langkah yang dapat dilakukan untuk meminimalkan risiko serta membebaskan diri dari si penipu, yaitu:
#1 Blokir komunikasi dari penipu
Segera blokir media komunikasi dari penipu, mulai dari telepon, chat, hingga email agar Anda tidak diteror oleh mereka. Selanjutnya, adukan tindakan tersebut ke pihak yang terkait, seperti melaporkan penipuan lowongan kerja BUMN ke perusahaan atau tim HR.
#2 Beritahu bank
Jika penipu mencuri informasi rekening, segera beritahu bank untuk membatalkan cek atau melaporkan penipuan. Bank akan membantu Anda untuk mengamankan akun nasabahnya. Aktifkan two-factor authentication dalam penggunaan kartu kredit guna menghindari transaksi janggal.
#3 Tulis pengalaman
Anda dapat menuliskan atau membuat video yang berisi tentang pengalaman terjebak job scam serta langkah yang ditempuh untuk mengatasi masalah tersebut. Dengan langkah ini, Anda tak hanya berbagi pengalaman kepada sesama pencari kerja, tetapi Anda dapat membuat awareness atau movement bebas dari penipuan pekerjaan.
Leave a Reply