Lulusan psikologi memiliki peluang luas untuk memperoleh berbagai jalur karier, salah satunya berkarier sebagai HRD. Tak mengherankan jika lowongan HRD memberikan syarat kepada kandidat, yakni lulusan psikologi. Ini karena lulusan ini mempelajari konsep manajemen sumber daya manusia (SDM). Mereka juga belajar tentang kepribadian, kebutuhan sosial, dan lintas budaya yang bermanfaat dalam pengelolaan SDM di perusahaan.
Seperti Apa Lulusan Psikologi?
Lulusan psikologi adalah mereka yang telah merampungkan studinya dan mendapatkan gelar sarjana psikologi di perguruan tinggi. Selama masa kuliah, mahasiswa psikologi mempelajari tentang fisik dan mental manusia, termasuk pikiran, emosi, dan perilaku.
Biasanya, menginjak semester ketiga, mereka mengambil mata kuliah pilihan sebagai konsentrasi pembuatanskripsi. Misalnya, belajar materi psikologi klinis, perkembangan, sosial, atau manajemen SDM.
Kenapa sarjana psikologi banyak menjadi HRD?
Tak ada gelar spesifik untuk berkarier di bidang manajemen SDM. Sarjana apa pun bisa bekerja sebagai HRD, asal mereka memiliki ketertarikan terhadap bidang people management.
Namun, tak sedikit perusahaan yang mensyaratkan lulusan psikologi untuk bekerja di divisi HR. Lulusan ini dianggap memahami perilaku individu dan kelompok, yang berguna untuk meningkatkan kinerja karyawan. Tak berhenti ketika bekerja menjadi HRD, ia juga mengasah keterampilan dan ilmunya dengan mengikuti program sertifikasi HRD.
Baca juga: Divisi HR: 8 Posisi Dan Jenjang Karier
Lulusan Psikologi Cocok Bekerja Di Korporasi
Perekrut
Perekrut adalah seseorang yang bertugas mencari dan menyaring kandidat untuk mengisi posisi kosong dalam perusahaan. Posisi ini menuntut kecermatan dalam pemilihan kandidat, karena mereka adalah pintu gerbang utama bagi karyawan baru. Mereka berperan penting untuk memperoleh kandidat terbaik yang sesuai kebutuhan.
Perekrut yang telah memiliki sertifikat kompetensi HR bisa melakukan asesmen, termasuk menguji dan menilai keterampilan kandidat. Ia akan bertugas:
- Menilai keterampilan dan pengetahuan karyawan untuk menetapkan kebutuhan pelatihan
- Merancang serta mengimplementasikan program pelatihan guna meningkatkan keterampilan dan pengetahuan karyawan
- Mengevaluasi efektivitas program pelatihan untuk memastikan kesesuaian dengan kebutuhan karyawan
- Memberikan umpan balik kepada karyawan mengenai kinerja dan area perbaikan yang harus mereka jalani
- Membuat dan menerapkan instrumen penilaian dan evaluasi untuk mengukur hasil program pelatihan
- Bekerja sama dengan manajer untuk mengidentifikasi karyawan dan area yang perlu mendapatkan dukungan dan pelatihan ekstra
- Menjamin kesetaraan dan objektivitas dalam penilaian dan evaluasi
- Mencatat semua penilaian, evaluasi, dan program pelatihan
- Selalu memperbarui pengetahuan mengenai standar industri dan praktik terbaik dalam pelatihan dan evaluasi
Praktisi L&D
Human resource development atau disebut pula dengan learning and development (L&D) berasal dari lulusan psikologi dan bertugas meningkatkan kompetensi karyawan.
Haruskah praktisi L&D dari lulusan psikologi? Tidak harus. Namun, ilmu psikologi menerapkan temuan studinya berdasarkan penelitian dan implementasi. Jadi, kebanyakan lulusan ilmu ini mampu menggabungkan teori dan hasil penelitian dari jurnal serta studi kasus di tempat kerja.
Dalam praktiknya, praktisi L&D memastikan karyawan memiliki keterampilan yang diperlukan untuk menjalankan tugas mereka.
Ia harus mampu mengidentifikasi kebutuhan pelatihan, mengevaluasi program L&D, memastikan pertumbuhan karier, serta memajukan kinerja karyawan agar selaras dengan tujuan perusahaan. Dengan L&D, perusahaan mempersiapkan masa depan dengan strategi inovatif.
Artikel selanjutnya: Tugas HR Detektif: Investigasi 8 Kondisi Ini
Penutup
Lulusan psikologi masih menjadi syarat utama untuk menjadi HRD. Hal ini karena mereka memahami kepribadian dan perilaku manusia yang diperlukan dalam pengelolaan SDM.
Ilmu psikologi memberikan wawasan tentang interaksi manusia serta memahami motivasi, konflik, hingga dinamika kelompok. Jadi, lulusan psikologi dapat bekerja efektif untuk merekrut, mengembangkan, dan meretensi karyawan. Meski tidak perlu latar belakang pendidikan psikologi untuk menjadi HRD, Anda dapat menjadi profesional HR dengan belajar ilmu manajemen SDM, menguasai keterampilan yang dibutuhkan, mengikuti sertifikasi, serta berjejaring dengan praktisi HR.
Leave a Reply