Penerapan empat hari kerja merupakan nilai plus yang bisa dilakukan oleh perusahaan kepada karyawannya.
Jika selama ini, tim HR dan manajemen melihat karyawan cukup produktif dalam menyelesaikan pekerjaan pada lima hari kerja (delapan jam kerja dan satu jam istirahat), mengapa tak beralih ke empat hari?
Namun, sebelum memberlakukannya, Anda dan tim perlu menguji coba sistem ini agar produktivitas karyawan tetap terjaga.
Penerapan Sistem Empat Hari Kerja
Jika Anda dan manajemen tertarik menguji coba hari kerja ini di perusahaan, sebaiknya tetapkan tujuan dan tentukan waktunya. Misalnya, program untuk meningkatkan capaian pendapatan per bulan dan berlangsung sebulan.
Setelah itu, Anda dan tim dapat melakukan:
- Informasikan kepada semua karyawan mengenai tujuan pemberlakukan bekerja empat hari dalam seminggu dan hasil yang ingin diharapkan oleh manajemen
- Evaluasi tugas masing-masing tim, seperti HR dapat berkoordinasi dengan pemimpin tim tentang pekerjaan yang harus diprioritaskan dan tugas yang bisa dikerjakan setelah itu
- Meminimalisir hal-hal yang bisa mengganggu produktivitas kerja, termasuk memilih kegiatan yang mendorong employee engagement
- Tingkatkan otomatisasi untuk pekerjaan berulang dan bersifat administratif, seperti menggunakan HRIS untuk mengelola kegiatan karyawan dan ATS untuk membantu proses perekrutan
- Dorong karyawan untuk bekerja efektif, seperti memperpendek waktu rapat, menggunakan aplikasi pesan agar antar divisi bisa berkolaborasi, berbagai jadwal kegiatan, dan lainnya.
- Fokus hasil kerja. Seperti ALAMI, fintech ini fokus proses dan hasil dibanding hanya memperhatikan durasi jam kerja.
- Informasi gaji dan tunjangan. Informasikan kepada karyawan mengenai gaji, misalnya, gaji mereka tak akan dipotong selama masa percobaan empat hari kerja atau ada penyesuaian tunjangan selama proses ini
- Katakan pula ada kemungkinan sistem ini akan diadopsi selamanya, jika manajemen memberikan ulasan positif
- Percaya kepada karyawan, seperti memberikan kepercayaan kepada karyawan dan/atau tim untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka, memberikan kesempatan bagi yang ingin menuangkan kreativitas yang berhubungan dengan pemasaran, penjualan, dan leadership
- Minta umpan balik untuk memperbaiki atau mengevaluasi kembali masa empat hari kerja terhadap tujuan organisasi
Pro Kontra Empat Hari Kerja
Sistem kerja ini tak luput dari pro dan kontra. Laporan Partai Buruh Inggris pada 2019 menuliskan komentar sejarawan ekonomi Robert Skidelsky.
Skidelsky mengatakan secara objektif bahwa membatasi jam kerja secara nasional, dengan 35 jam kerja seminggu di Prancis, itu tidak realistis. Pembatasan apa pun perlu disesuaikan dengan kebutuhan sektor masing-masing.
Berikut ini pro dan kontra mengenai sistem empat hari kerja:
Pro
Jam kerja lebih pendek
Hal pertama yang jelas terlihat adalah jam kerja lebih pendek. Siapa yang tidak pro dengan hal ini apalagi perusahaan tidak mengurangi gaji karyawan?
Reykjavík City Council, misalnya. Para ahli menilai hasil uji coba tentang keterlibatan dan produktivitas karyawan cukup menjanjikan. Ada perubahan dalam layanan pemerintah, seperti persentase peningkatan kasus yang ditutup per bulan.
Meningkatkan produktivitas
Empat hari kerja memungkinkan karyawan memiliki waktu istirahat lebih panjang. Karyawan yang memiliki waktu istirahat berkualitas akan fokus menyelesaikan pekerjaan dan tidak mudah terdistraksi. Dengan demikian, mereka mampu meningkatkan produktivitas.
Menghemat waktu
Bekerja empat hari dalam seminggu atau penerapan sistem hibrida dapat menghemat waktu. Perusahaan akan mendapati karyawan bekerja on time atau tak ada alasan terlambat karena lalu lintas macet. Hal ini juga berkontribusi mengurangi polusi.
Mencegah burnout
Sistem empat hari kerja bisa mencegah karyawan burnout. Misalnya, perjalanan dari rumah ke kantor berkurang, jadwal kerja dipadatkan, dan ada dorongan untuk mengefektifkan rapat serta kegiatan kantor lainnya.
Sistem ini memungkinkan karyawan mempunyai waktu istirahat cukup. Sistem juga mendukung gaya kerja lebih sehat serta membantu menjaga keseimbangan kehidupan personal dan pekerjaan.
Kontra
Tidak cocok untuk semua bisnis
Hal kontra adalah tidak semua bisnis cocok terhadap sistem ini. Bahkan tak sedikit perusahaan membutuhkan kehadiran karyawan 24/7. Jadi satu hari libur lagi dapat menyebabkan masalah dengan penjadwalan shift.
Menimbulkan kelelahan
Empat hari kerja bisa memberikan work-life balance, tetapi juga bisa sebaliknya. Jika manajemen tidak mengelola sistem dengan baik, karyawan justru akan stres dan karena jam kerja padat karena semua pekerjaan harus selesai dalam empat hari.
Pekerjaan tidak efisien
Efek kelelahan dapat lebih parah kalau jam kerja klien tidak sama dengan jam kerja perusahaan Anda. Apalagi jika ujungnya “memaksa” karyawan untuk bekerja pada hari berikutnya (lima hari kerja) atau lembur akan membuat mereka kelelahan dan menurunkan produktivitas.
Kepuasan pelanggan menurun
Di beberapa perusahaan, mereka bekerja sehari penuh untuk memberikan layanan kepada pelanggan. Jika perusahaan menerapkan minggu kerja lebih pendek akan menurunkan kepuasan pelanggan. Bukan tak mungkin, pelanggan akan kecewa dan tak ingin menggunakan jasa perusahaan Anda.
Empat Hari Kerja Tidak Dapat Diaplikasikan Pada Semua Industri
Bekerja empat hari dalam seminggu membuat karyawan memiliki waktu istirahat berkualitas dan fokus terhadap pekerjaannya. Namun, sistem ini tidak dapat diaplikasikan di semua industri.
Kalau pun industri perusahaan Anda memungkinkan menjalankan sistem tersebut, perhatikan jam kerja perusahaan klien. Di sisi lain, tim HR bersama manajemen dapat melakukan uji coba hari kerja tersebut.
Jika hasilnya tak memuaskan, jangan memaksakan sistem ini. Lebih baik menerapkan sistem kerja yang sudah dimiliki oleh perusahaan sembari memperbaiki produktivitas karyawan.
Leave a Reply