Micromanagement: Definisi Dan Cara Mengatasinya

Saat ini, micromanagement adalah sistem manajemen yang berdampak negatif pada kinerja karyawan. Metode ini sama dengan pengawasan manajerial yang berlebihan dan memengaruhi produktivitas serta moral karyawan.

Sebagai karyawan, mengapa sistem ini tidak lagi relevan? Mari memahami micromanagement berikut ini.

Definisi Micromanagement Dalam Sebuah Organisasi

Micromanagement atau manajemen mikro adalah istilah negatif yang mengacu pada gaya kepemimpinan.

Menurut Gartner, micromanagement merupakan pola perilaku manajerial yang ditandai dengan pengawasan dan kontrol yang berlebihan terhadap pekerjaan karyawan dan prosesnya. Ini membuat mereka merasa terbatasi ruang geraknya.

Umumnya, micromanagement menghindari pelimpahan wewenang dan pengambilan keputusan kepada karyawan.

Perilaku ini dapat merusak kepercayaan diri, menghilangkan otonomi, dan sangat membatasi kreativitas karyawan. Bahkan ini bisa menyebabkan kecemasan, stres, dan depresi pada mereka.

8 Tanda Micromanagement Dalam Tim

1. Tidak mendelegasi pekerjaan

Pemimpin yang micromanagement cenderung akan mengambil pekerjaan anggota timnya untuk “menunjukkan cara yang benar.”

Ia tak akan membiarkan timnya bekerja sendiri. Jika perlu, mereka harus mengajukan persetujuan ke pemimpin sebelum melanjutkan proses ke tahap selanjutnya. Ini akan menyebabkan kelambatan dan beban kerja tidak merata.

2. Selalu rapat

Manajer micromanagement akan melakukan rapat terus-menerus. Pertemuan ini tidak lebih dari sekadar kumpul-kumpul harian singkat saja. Setiap hari manajer tampak membahas topik yang mendesak, padahal sebenarnya tidak.

3. Mengawasi dalam jarak dekat

Pengecekan pekerjaan secara berlebihan dari pemimpin dapat melelahkan anggotanya. Ia bisa mengirimkan pesan kepada karyawan setiap beberapa jam untuk memeriksa apa yang sedang mereka lakukan.

4. Semua tugas harus mendapat persetujuan

Manajer akan memastikan pekerjaan semua karyawan telah ditinjau, diedit, dan disetujui oleh pemimpin sebelum selesai. Pemimpin semacam ini tidak tahan untuk memberikan kendali penuh terhadap tim atas pekerjaan mereka.

5. Mempermasalahkan hal sepele

Manajer yang mempermasalahkan hal sepele, seperti nada bicara, cara bekerja, atau cara perusahaan memperbaiki kesalahan tidak akan memahami gambaran besar dari pekerjaan anggota timnya.

6. Mengubah hasil kerja anggota tim

Pemimpin micormanagement akan mengubah hasil kerja karyawan dengan caranya. Mereka menganggap hal tersebut sebagai sikap perfeksionis, tetapi itu adalah bentuk kontrol terhadap karyawan.

7. Tidak percaya dengan cara kerja lain orang lain

Pemimpin dengan micromanagement cenderung memiliki standar “lakukan apa yang saya katakan, bukan lakukan sesuai yang kamu ketahui.” Pemimpin seperti ini cenderung tidak mau mendengarkan ide orang lain atau mencoba sesuatu yang baru.

8. Pekerjaan menumpuk

Micromanagement membuat pemimpin tidak cukup mempercayai karyawan mereka untuk menyelesaikan pekerjaan. Alhasil, ia membuat pekerjaan karyawan semakin menumpuk.

Dampak Praktik Micromanagement

Micromanagement menyebabkan produktivitas rendah. Karyawan harus memperlambat pekerjaan dan menerapkan feedback yang konstan dan perubahan alur kerja.

Ini juga akan membuat mereka mempertanyakan kemampuan diri sendiri dan bergantung pada atasannya untuk menyelesaikan pekerjaan.

Seiring waktu, manajemen mikro berdampak pada peningkatan stres kerja hingga berpengaruh terhadap kehidupan pribadi karyawan. Adapun dampak lain dari micromanagement adalah:

  • Turnover karyawan meningkat
  • Memengaruhi moral karyawan
  • Kehilangan kepercayaan dan kerja sama tim
  • Karyawan kurang percaya diri
  • Inovasi dan ide inovatif berkurang
  • Muncul masalah kesehatan

Apakah HR Harus Bertindak Jika Ada Pemimpin Micromanager?

Survei dari Accountemps menghasilkan sebanyak 59% karyawan pernah bekerja dengan micromanager.

Dari jumlah tersebut, 68% melaporkan memiliki semangat lebih rendah dan 55% memberitahukan bahwa produktivitas mereka lebih rendah.

Inilah efek negatif yang dapat menyebabkan masalah lebih besar. Untuk mengurangi efek tersebut, HR perlu memahami penyebabnya. Lalu, adakah yang bisa Anda lakukan?

  • Pastikan memperkerjakan orang yang tepat sehingga manajer tidak perlu merasa campur tangan karena kinerja yang buruk
  • Latih manajemen dan kepemimpinan tentang cara berkomunikasi dengan baik dan memberikan feedback agar dapat memotivasi karyawan
  • Beritahu manajer untuk membantu karyawan menetapkan tujuan dan target yang tepat
  • Perhatikan hal-hal yang dikeluhkan oleh karyawan dan cari tahu sumbernya
  • Berikan program learning and development untuk karyawan
  • Lakukan evaluasi secara berkala untuk menghindari kesalahan saat proses kerja berlangsung

Micromanagement Bukan Mengendalikan Karyawan

Micromanagement bukan tentang mengendalikan karyawan, tetapi mengendalikan hasil.

Sayangnya, hal ini jarang memberikan efek yang positif. Proses kerja pun tidak efekstif, sehingga mempengaruhi produktivitas karyawan.

Dengan meningkatkan kesadaran dan pelatihan, pemimpin dapat belajar melepaskan perilaku manajemen mikro. Dan, karyawan pun dapat menaruh kepercayaan dan komunikasi kepada manajer.

Loading

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *