Untuk memberikan pelatihan yang tepat untuk karyawan, tim HR harus mengetahui gaya belajar karyawan.
Pasalnya, setiap orang memiliki gaya belajar berbeda. Hal itu dapat dilihat ketika mereka menjalankan dan menyelesaikan tugas.
Berdasarkan Workplace Learning Report 2018 dari LinkedIn, 94% karyawan mengatakan investasi dalam pelatihan dan pengembangan adalah salah satu alasan utama mereka tetap bekerja di perusahaan tersebut.
3 Gaya Belajar
Perusahaan wajib memahami gaya belajar karyawannya untuk memberikan program pelatihan yang efektif. Hal ini karena setiap orang memiliki gaya belajar berbeda.
Jika metode pelatihan sesuai dengan gaya belajar karyawan, mereka dapat mengikuti proses dan mengaplikasikan pada pekerjaan dengan mudah.
Sebaliknya, ia akan kesulitan menerima materi, sehingga pelatihan karyawan tidak efektif. Dalam kondisi ini, Anda dapat menyalahkan karyawan yang tidak serius dalam mengikuti pelatihan.
Namun, itu bisa terjadi karena ketidakcocokan gaya belajar mereka dan metode pelatihan atau Anda kurang memberikannya motivasi.
Walter Burke Barbe, ilmuwan dan pendidik asal Amerika Serikat, dan rekan-rekannya melaporkan bahwa kekuatan modalitas belajar dapat terjadi secara mandiri atau kombinasi, yaitu visual, auditory, dan kinesthetic (VAK).
Gaya belajar seseorang dapat berubah sewaktu-waktu dan usia ikut memengaruhinya. Gaya belajar yang dipopulerkan oleh Barbe dkk. adalah:
1) Visual
Seseorang dengan gaya belajar visual atau disebut juga pembelajar spasial akan memproses informasi ketika melihat gambar, seperti bagan, grafik, diagram, peta, foto, dan lainnya. Medianya dapat berupa papan tulis, buku, maupun tayangan salindia (slide show).
Ia akan memproses gambar sebelum membaca teks dan memvisualisasikan konsep dengan cepat. Karyawan dengan gaya ini lebih suka instruksi atau pemberian tugas berupa gambar dan teks dibanding verbal.
Ia lebih nyaman menggambarkan sesuatu untuk membuat konsep atau memahami topik baru. Ia juga cenderung mengorganisir atau mengelompokkan informasi secara visual saat belajar untuk membantu menghubungkan konsep dan ide.
Metode pembelajaran untuk si visual antara lain video (daring atau luring), tayangan salindia dengan grafik, bagan, dan/atau foto, serta infografis.
2) Auditory
Orang dengan gaya belajar auditory (auditori atau pendengaran) akan memproses informasi suara dengan baik. Tipe pembelajar ini dengan mudah mengingat apa yang orang lain katakan dan lebih suka membicarakan topik untuk lebih memahaminya.
Karyawan auditori lebih menyukai belajar dengan arahan verbal, menggunakan pengulangan, atau mendengarkan materi berulang-ulang untuk mengingat sekaligus memahami materi. Dalam kerja tim, mereka dapat mengatur kelompok dengan baik dan menghargai diskusi tim.
Metode pembelajaran bagi pembelajar auditori yaitu workshop, rapat, mendengarkan rekaman audio, podcast, dan video voice over.
3) Kinesthetic
Pembelajar kinesthetic (kinestetik atau taktil) akan memproses informasi melalui pengalaman atau melakukan suatu dibanding diberikan arahan secara verbal.
Tipe pembelajar ini lebih suka melakukan hal-hal yang bersifat langsung, seperti menyentuh benda (materi), membuat sesuatu menggunakan tangan, atau terlibat secara fisik (berdiri atau bergerak).
Dengan demikian, mereka lebih mudah mengingat atau memahami suatu materi. Ia juga lebih suka mempraktikkan sesuatu atau melihat pelatih memperlihatkan cara kerja.
Metode pembelajaran buat si kinestetik adalah memberikan mentor untuk menyelesaikan tugas, memasangkan rekan kerja untuk menambah keterampilan baru, atau simulasi.
Cara Mengidentifikasi Gaya Belajar
Bagaimana cara mengidentifikasi gaya belajar karyawan?
Sebenarnya cukup mudah, Anda bisa bertanya kepada karyawan. Tanyakan tentang bagaimana dia belajar dan mengerjakan tugas-tugasnya.
Cara lainnya dengan melakukan asesmen. Sebelum pelatihan, kirimkan lembar asesmen tentang learning style kepada karyawan Anda untuk diisi. Lihat hasilnya dan Anda dapat menentukan pelatihan untuk karyawan tersebut.
Cara berikutnya dengan observasi. Perhatikan perilaku karyawan saat mereka mengikuti pelatihan sebagai karyawan baru.
Misalnya, pembelajar visual akan mencatat pembicaraan dengan gambar, pembelajar auditori akan mengatakan beberapa diskusi kepada pelatih atau rekan kerja, pembelajar kinestetik akan terlibat paling banyak dalam kuis dan permainan.
Perusahaan perlu memahami gaya belajar untuk membentuk budaya belajar di tempat kerja. Oleh karena itu, perusahaan berperan besar untuk melibatkan karyawan dalam kolaborasi, sistem manajemen, dan pemberian pelatihan serta penghargaan.
Leave a Reply