Penting bagi HR untuk melakukan coaching leader guna menghasilkan pemimpin terbaik dalam perusahaan. Terutama bagi perusahaan yang tengah menghadapi perubahan, agar mampu melewati tantangan yang ada.
Pemimpin membutuhkan strategi dan keterampilan kepemimpinan secara efektif. Karena kondisi di dunia selalu berubah, yang dampaknya mengubah cara kerja bisnis. Misalnya, perang antara Rusia dan Ukraina serta pandemi COVID-19.
Pemimpin yang merespons perubahan dengan cepat, efektif, dan efisien akan meningkatkan ketahanan perusahaan sekaligus menjadi contoh middle leader hingga seluruh karyawan.
Menurut BetterUp, hanya 33 persen pemimpin yang merasa percaya diri dalam keputusan bisnis, padahal perusahaan membutuhkan kepemimpinan di semua tingkatan untuk mendorong bisnis.
Masalah dalam Leadership
Berbicara tentang coaching leader, tim HR dan manajemen akan berhadapan dengan masalah-masalah yang menyertai leadership.
Jika Anda sering menjumpai masalah di bawah ini, maka pertimbangkan untuk membuat program coaching leader sesegera mungkin. Berikut ini masalahnya:
#1 Masalah komunikasi
Pemimpin harus mampu berkomunikasi efektif dengan berbagai orang dari beragam latar belakang.
Seseorang dengan keterampilan komunikasi efektif–baik verbal maupun nonverbal–dapat menyampaikan pesan dengan baik. Ia bisa melihat siapa saja penerima pesan, media penerima pesan yang mereka gunakan, hingga bagaimana menyusun informasi secara jelas.
Tentu, keterampilan ini tak bisa dipelajari dalam waktu singkat. Seseorang membutuhkan konsistensi dan disiplin untuk belajar cara berkomunikasi efektif.
Dalam coaching leader, perusahaan perlu menerapkan transparansi. Transparansi sangat penting untuk menjalankan bisnis. Karena pemimpin yang transparan dapat membangun budaya perusahaan berdasarkan kepercayaan dan rasa hormat.
#2 Masalah akuntabilitas
Dalam menjalankan suatu proyek atau kampanye, perusahaan memiliki timeline serta akan melacak progres berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan.
Namun, jika masalah besar tidak terselesaikan atau proyek gagal dieksekusi oleh tim, ada kemungkinan pemimpin memiliki masalah akuntabilitas. Untung mengatasinya, perusahaan perlu memberikan program coaching kepada middle leader.
#3 Kurang memahami visi perusahaan
Pemimpin harus menciptakan sekaligus memahami visi perusahaan. Hal itu bertujuan untuk mengajak seluruh karyawan mendukung tujuan perusahaan.
Pemimpin yang kurang memahami visi perusahaan, ia kurang mampu memberikan contoh nyata bagaimana visi perusahaan diterapkan dalam pekerjaan sehari-hari. Akibatnya, karyawan tidak terlibat dengan perusahaan, sehingga “mengancam” produktivitas kerja.
#4 Kurang mampu membangun tim
Masalah lain dalam coaching leader adalah kurang mampu membangun tim.
Pemimpin seperti itu tidak bisa melihat potensi pada anggota timnya. Ia juga kurang mampu mendorong pertumbuhan karier mereka.
Untuk mengatasi kondisi itu, tim HR perlu mendorong pemimpin atau team leader untuk mendengarkan dan membangun kepercayaan anggotanya. Hasil pembicaraan dapat digunakan untuk menciptakan jalur karier karyawan atau memberikan program lain.
#5 Kurang menginspirasi
Anggota tim akan mengharapkan pemimpinnya untuk memberikan inspirasi dan motivasi. Inspirasi itu dapat mendorong kinerja mereka.
Dalam kondisi ini, tim HR dapat membantu karyawan dengan menjabarkan visi dan budaya perusahaan ke dalam kegiatan bisnis. Baik kegiatan di luar maupun di dalam kantor. Dengan begitu, mereka sadar untuk berkontribusi terhadap perusahaan.
11 Metode Job Enrichment Untuk Memotivasi Karyawan
#6 Tidak bisa memimpin perubahan
Banyak perubahan di dunia ini, termasuk di bidang ekonomi dan bisnis. Tentu, pemimpin harus bisa menghadapi serta memimpin perubahan agar perusahaan tetap bertahan.
Mengingat perubahan juga tidak mudah bagi karyawan, maka pemimpin berperan besar mengelola mereka.
Misalnya, perubahan struktur perusahaan menghadapi resesi menyebabkan karyawan resah. Sikap pemimpin adalah memvalidasi perasaan anggota tim, membantu mereka yang merasa ketakutan dengan resesi, serta menyarankan mereka untuk meningkatkan keterampilan kerja.
#7 Tidak mampu mengelola konflik
Konflik di tempat kerja bisa sangat merugikan perusahaan, jika tidak ditangani dengan tepat. Dampaknya akan menyebabkan stress kerja pada beberapa atau seluruh karyawan.
Konflik ini bisa berupa pertengkaran antar karyawan maupun pertikaian karyawan dengan atasan. Namun, siapa saja yang terlibat konflik, pemimpin harus mampu mengelola konflik dengan baik.
Tim HR dapat membantu pemimpin dalam menyelesaikan konflik. Misalnya, memfasilitasi karyawan yang berkonflik untuk berdialog, mendengarkan tantangan karyawan, hingga mendorong pemimpin untuk menerima kritik anggota tim demi upaya perbaikan bisnis.
#8 Tidak percaya kepada tim
Pemimpin perlu membangun kepercayaan kepada anggota timnya. Dengan hal itu, ia mampu melihat potensi dan percaya untuk mendelegasikan tugas kepada karyawan.
Jika tidak ada kepercayaan, hanya akan menambah kecurigaan. Yang akhirnya bisa membuat pemimpin micro management dan menurunkan produktivitas kerja.
Tim HR dapat memberikan pemahaman kepada pemimpin bahwa setiap orang mempunyai cara kerja yang berbeda. Meski demikian, mereka bisa tetap solid dengan meningkatkan komunikasi dan transparansi.
#9 Kurang memiliki emotional intelligence
Pemimpin yang kurang memiliki emotional intelligence akan berpengaruh terhadap kepemimpinannya. Misalnya, lambat mengambil keputusan atau tidak percaya diri dalam memimpin proyek.
Untuk mengatasi masalah ini, tim HR atau pemimpin lebih tinggi memberikan umpan balik dan dukungan untuk mengembangkan keterampilan yang bersangkutan.
#10 Sulit mengambil keputusan
Pemimpin yang sulit mengambil keputusan akan menghambatan kinerja tim hingga perusahaan. Untuk mendukungnya, tim HR dapat menyarankan untuk mengikuti program coaching leader.
Setelah mengikuti program, diharapkan ia dapat berpikir strategis untuk mengambil keputusan pada saat yang tepat. Ia juga diharapkan untuk menghadapi tantang bisnis yang muncul di masa mendatang.
Mengenal Apa Itu Coaching Dan Manfaatnya Bagi Perusahaan
Mengapa Harus Memberikan Program Coaching Kepada Leader?
Saat ini, perusahaan mengharapkan manajer untuk berkontribusi lebih banyak dari dibandingkan sebelumnya. Karena perubahan bisnis bergerak semakin cepat beberapa tahun ini.
Tugas manajer tak hanya mengelola anggota tim. Ia juga dituntut untuk memenangkan persaingan pasar dengan gesit hingga mengintegrasikan informasi dan alat baru secara berkesinambungan.
Untuk mewujudkan upaya di atas, manajer perlu bertindak sebagai pemandu atau pembina agar memacu anggota timnya mengeluarkan usaha yang terbaik.
Namun, tak semua manajer siap membina timnya. Karena ia sibuk mengejar target pribadi dan sulit mengelola waktu untuk bertemu dengan seluruh anggota tim.
Kalaupun ia melakukan coaching kepada anggotanya, ada kalanya kinerja mereka tidak sesuai ekspektasi perusahaan. Padahal sebelumnya, masing-masing dari mereka berkontribusi cukup tinggi.
Menurut Gallup, hanya satu dari 10 orang yang memiliki kualitas menjadi manajer yang hebat. Kualitas tersebut terdiri dari:
- Kemampuan memberikan motivasi kepada orang lain.
- Kemampuan meninjau kinerja karyawan.
- Membuat keputusan yang adil dan tidak memihak.
- Mendorong akuntabilitas.
- Membangun hubungan dengan karyawan.
Sementara dua dari 10 orang lainnya memiliki kualitas seperti di atas dan dapat menjadi manajer yang sukses. Namun, hal ini membutuhkan pembinaan dan pengembangan yang tepat untuk membawa mereka di tahap kesuksesan.
Oleh karena itu, perusahaan harus memberikan program coaching leader bagi pemimpin. Mulai dari team leader, supervisor, manajer, hingga pemimpin level eksekutif.
Karena peran kepemimpinan sering kali membutuhkan sedikit lebih banyak soft skill dibanding hard skill.
Perbedaan Coaching dan Mentoring, Simak Penjelasannya
Cara HR Memberikan Program Coaching Leader

Dalam coaching leader, tim HR tak sekadar berbagi informasi bagaimana sikap manajer dapat memengaruhi anggota timnya. Tim juga berperan menjadi mitra yang fokus pada pengembangan manajer.
Dengan coaching leader, HR membantu pemimpin mengelola stress, meningkatkan resolusi konflik, dan mencapai tujuan pribadi serta bisnis. Tak menutup kemungkinan, memimpin dapat menciptakan lingkungan kerja lebih menyenangkan.
Adapun langkah tim HR dalam memberikan programcoaching leader adalah:
1) Memberi ruang dan waktu
Tim HR harus memberikan manajer berupa ruang dan waktu. Tujuannya adalah ia mampu mengelola timnya.
Seperti yang kita tahu, mengelola orang lain itu hal sulit. Anggota tim ingin manajer mempercayai mereka, sehingga manajer pun harus meluangkan waktu untuk membangun kepercayaan tersebut.
Hal ini bisa dimulai dengan memulai percakapan dan pertanyaan seperti “Bagaimana kabar kamu?” dan “Apa yang bisa saya bantu?” Lalu diikuti dengan mendengarkan cerita karyawan.
Pertanyaan tersebut menumbuhkan dialog tentang semua jenis topik. Mulai dari kinerja, keterlibatan, budaya, produktivitas, hingga masalah yang sedang mereka hadapi.
2) Buat onboarding manajer
Karena sebagian besar karyawan tidak pernah mengambil pelatihan manajer. Jadi, tim HR dapat membuatkan jadwal onboarding bagi manajer. Baik manajer yang direkrut dari luar maupun karyawan yang mendapatkan promosi sebagai manajer.
Dalam onboarding, HR bisa memberikan materi kepada manajer tentang bagaimana perusahaan beroperasi, perekrutan karyawan, menanamkan budaya perusahaan dalam pekerjaan, menciptakan hubungan baik antar karyawan, mendorong karyawan berkinerja baik, dan lainnya.
3) Memberikan umpan balik
Tim HR perlu memberikan umpan balik yang konstruktif beserta saran kepada pemimpin. Hal itu untuk meningkatkan kepemimpinan, sehingga menghasilkan kesuksesan tim, kinerja tim memuaskan, dan hubungan yang lebih kuat antara karyawan kepada perusahaan.
4) Mengubah mindset
Jika manajer memiliki pemikiran yang tidak relevan, berikan mindset lain kepadanya. Memang, mengubah mindset tidak mudah, tetapi upaya ini membantu pemimpin dalam penyelesaian masalah timnya.
Ada tiga cara yang dapat dilakukan HR, yaitu :
- HR harus lebih aktif memberikan contoh perilaku yang mencerminkan manajer yang sigap sesuai budaya perusahaan.
- Mengharapkan yang terbaik dari dalam diri orang lain. Alih-alih mencari apa yang salah, lihat apa yang berjalan dengan baik dan mengembangkan hal tersebut. Fokus pada kekuatan yang dimiliki oleh pemimpin dibanding mempermasalahkan kelemahannya.
- Izinkan pemimpin untuk tampil. Ini adalah salah satu pendekatan proaktif dari HR untuk memberikan pemimpin untuk melakukan pekerjaan dengan caranya.
Wajib Tahu Pentingnya Growth Mindset di Dunia Kerja
Penutup
Kepemimpinan dapat dilatih dengan coaching leader. Ini adalah cara yang digemari oleh banyak perusahaan yang ingin meningkatkan kepuasan karyawan dan budaya perusahaan.
Coaching leader sering dipandang sebagai sebuah investasi dalam bakat. Karena perusahaan mampu membina sekaligus mengembangkan keterampilan karyawan.
Dalam menjalankan coaching leader, perusahaan membutuhkan peran tim HR guna menciptakan pemimpin tangguh dan gesit sesuai budaya perusahaan.
Leave a Reply