Keberhasilan career development memiliki kaitan erat terhadap tingkat turnover. Perusahaan yang berinisiatif sekaligus berinvestasi dalam hal ini akan memiliki karyawan lebih produktif sehingga tidak meningkatkan turnover.
Kondisi tersebut bukan hal baru di dunia kerja, karena manusia cenderung berjuang untuk mengembangkan kariernya. Jika perusahaan tidak memberikan program career development, maka mereka akan mencari di perusahaan lain. Dan, perusahaan akan mengalami penurunan produktivitas.
Hubungan Antara Career Development Dan Retensi Karyawan
Career development merupakan proses karyawan memilih dan meningkatkan keterampilan serta mendorong dirinya untuk mengembangkan karier. Riset dari Executive Networks menunjukkan sebesar 83% CHRO melaporkan bahwa retensi talenta menjadi masalah signifikan di perusahaan. Masalah tersebut telah mendorong direksi untuk terlibat secara langsung.
Executive Network juga menemukan bahwa perusahaan yang kurang memberikan peluang pengembangan dan kemajuan karier menjadi faktor utama yang berkontribusi terhadap peningkatan tingkat turnover daripada kekhawatiran tentang kompensasi.
Tingkat turnover yang mencapai 20% mempunyai konsekuensi, yakni menghabiskan biaya hingga sembilan bulan gaji karyawan dan rekan kerja terkadang menunjukkan penurunan produktivitas atau mengikuti jejak temannya untuk mengundurkan diri.
McKinsey & Company melaporkan lebih dari 80% karyawan yang mencari peluang pengembangan dan peningkatan keterampilan akan bertransisi ke perusahaan lain. Ini memperlihatkan bahwa perusahaan perlu memberikan career development kepada karyawan untuk tumbuh dan berkembang guna meminimalisir tingkat turnover.
Artikel terkait: Career Development: Pahami Cara Kerjanya
2 Strategi Ini Dapat Menunjang Keberhasilan Career Development
Ketika perusahaan berinvestasi dalam career development, Anda akan memberdayakan karyawan agar menjadi orang yang mahir di bidangnya. Pasalnya, keterampilan dan kemampuan akan meningkat sehingga menunjang pertumbuhan karier mereka.
#1 Internal talent mobility
Internal talent mobility menjadi salah satu strategi yang umum digunakan oleh perusahaan dalam program career development. Strategi ini bisa sangat efektif karena tim HR akan mencocokkan karyawan dengan posisi yang dibutuhkan oleh perusahaan dan/atau karyawan mengetahui posisi baru yang mungkin luput dari perhatian mereka.
Selanjutnya, tim HR akan memfasilitasi mobilitas talenta internal daripada harus mencari kandidat di tempat lain. Meski demikian tidak semua perusahaan menerapkan langkah ini, karena mereka tidak mengembangkan keterampilan serta kompetensi karyawan atau kesulitan mendefinisikan keterampilan yang dibutuhkan oleh organisasi.
Bagi perusahaan yang ingin menjalankan internal talent mobility, Anda dapat memberikan program upskilling dan reskilling karyawan.
Baca pula: Career Development: Definisi, Cara Kerja, dan Faktor
2) Leadership
Tak sedikit perusahaan mempunyai metode untuk mengidentifikasi potensi kepemimpinan karyawan. Mereka yang berpotensi akan menerima program career development sehingga mereka akan menjadi pemimpin masa depan yang menunjang kesuksesan perusahaan.
Biasanya, program berupa pelatihan leadership yang dipersonalisasi sesuai kebutuhan individu. Menurut studi Global CHRO of the Future, perusahaan yang tidak memberikan pelatihan leadership mengalami tingkat turnover rata-rata sebesar 21% selama setahun terakhir. Sedangkan, mereka yang menawarkan pelatihan melalui internal coaching memperlihatkan turnover sebesar 13% dan yang memiliki external coaching akan mengalami 14%.
Studi ini memperkuat penelitian sebelumnya bahwa karyawan dengan high engagement akan berdampak terhadap program pengembangan pemimpin masa depan dibandingkan karyawan yang tidak engaged.
Di masa tak menentu ini, perusahaan perlu berinvestasi dalam career development guna meningkatkan retensi sekaligus melindungi perusahaan dari kekurangan tenaga kerja terampil.
Leave a Reply