Idealnya, perusahaan perlu memberikan program learning and development kepada karyawan, salah satunya pelatihan wellbeing leader. Pelatihan ini mengasah keterampilan manajer lini atau pemimpin tim untuk mengelola karyawan.
Di dalam organisasi, pemimpin berperan penting membangun dan memelihara budaya wellbeing. Ketika pemimpin berfokus pada kesejahteraan karyawan, karyawan pun akan menunjukkan peningkatan produktivitas, begitu pula sebaliknya. Namun, bagaimana melatih manajer lini menjadi wellbeing leader?
Mengetahui Employee Wellbeing
Kesejahteraan karyawan atau employee wellbeing ialah memahami kondisi karyawan dari perspektif holistik dari fisik, mental, kognisi, dan lingkungan kerja yang memengaruhi kesehatan dan kebahagiaan mereka.
Menurut International Labour Organization (ILO), employee wellbeing merupakan faktor kunci untuk menentukan efektivitas organisasi jangka panjang. Ini bermanfaat untuk mengembangkan potensi karyawan mereka memiliki hubungan positif dengan rekan kerja, serta berkontribusi kepada perusahaan.
Namun, sering kali perusahaan tidak melihat urgensi terhadap kesejahteraan karyawan, termasuk manajer lini dan selevelnya. Tak jarang, manajemen mengatakan bahwa kondisi saat ini lebih baik dibandingkan saat perusahaan awal beroperasi.
Oleh karena itu, perusahaan perlu menumbuhkan inisiatif untuk menumbuhkan budaya wellbeing. Ini akan mendorong karyawan untuk berkolaborasi sehingga meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja. Untuk mendukung langkah tersebut, perusahaan dapat melakukan lima cara, yakni:
- Tim HR dan manajemen mencari tahu apa yang karyawan inginkan melalui survei, ulasan pribadi, dan focus group discussions
- Menawarkan wellbeing benefits yang mencakup fisik, mental, finansial, dan sosial
- Pemimpin tertinggi menjadi role model dalam menjalankan program employee wellbeing dalam setiap aspek aktivitas perusahaan sehari-hari
- Mendorong manajer lini, supervisor, dan/atau pemimpin tim untuk berbicara kepada anggota timnya dalam hal dukungan kerja yang transparan dan berkesinambungan
- Karyawan memiliki ruang untuk berbicara dengan aman dan dihargai oleh semua orang, termasuk pemimpin tim atau tim HR menjaga rahasia isi pembicaraan dengan karyawan
Artikel berikutnya: 5 Pilar Employee Wellbeing
Kiat Melatih Manajer Menjadi Wellbeing Leader
Menumbuhkan perilaku manajer untuk membina kesejahteraan anggota tim bukan hal mudah. Langkah ini membutuhkan proses berkesinambungan karena perusahaan perlu menetapkan pedoman dan batasan yang jelas, sehingga kesejahteraan karyawan meningkat dan tetap menghargai ruang personal mereka.
Untuk melatih manajer lini dan pemimpin tim menjadi wellbeing leader, manajemen dan tim HR perlu menerapkan langkah ini:
1) Pelatihan leadership
Perusahaan perlu memberikan pelatihan leadership kepada mereka yang memiliki anggota tim dan melakukannya secara berkala. Fokuskan pelatihan terhadap topik yang bersinggungan dengan wellbeing sehingga mereka lebih mudah mempraktikkannya di lingkungan kerja.
2) Kenali potensi masalah
Manajer perlu dilatih untuk mengenali potensi masalah, seperti masalah karyawan yang bisa terjadi di masa mendatang, menghadapi pembicaraan sensitif, atau memberikan dukungan memadai untuk anggota tim.
3) Berikan dukungan
Sering kali, manajer lini menghadapi berbagai macam persoalan yang ada dalam timnya. Jadi, tugas perusahaan adalah memberikan dukungan kepada mereka dari pemimpin level atas, termasuk menyediakan layanan wellbeing bagi mereka.
4) Ketahui batasan
Latih manajer agar mengetahui batasan, karena tidak semua hal memiliki jawaban, tidak harus segera memberikan bantuan, dan tidak perlu menasihati semua anggota tim. Latih mereka untuk membedakan masalah karyawan yang harus dibicarakan lebih lanjut dengan tim HR dan yang harus dirahasiakan antara mereka.
Bagi perusahaan yang belum sempat memberikan pelatihan wellbeing leader, manajemen dan tim HR perlu mendorong komunikasi antara manajer dan anggota tim yang jelas, transparan, dan dipraktikkan setiap hari.
Michael Lewarne, architecture leadership coach, mengatakan bahwa orang-orang kerap melebih-lebihkan apa yang bisa dilakukan dalam seminggu, tetapi meremehkan apa yang bisa dicapai dalam setahun. Artinya, perubahan positif akan terjadi bila dilakukan secara konsisten, termasuk memberikan pelatihan leadership dan fokus terhadap tujuan perusahaan.
Leave a Reply