Pertanyaan wawancara dapat menjadi sarana HR dan perekrut untuk menggali informasi kandidat. Namun, pertanyaam tersebut juga bisa membuat Anda dalam masalah.
Pasalnya, ada hal-hal yang tidak perlu ditanyakan, seperti suku, agama, status hubungan, orientasi seksual, penampilan, hingga kondisi fisik. Jika mempertanyakan hal tersebut kepada kandidat, Anda mempertaruhkan reputasi diri sendiri sekaligus perusahaan.
Bukan tak mungkin, Anda akan dicap tidak etis dan menyinggung perasaan kandidat.
10 Panduan membuat Pertanyaan Wawancara
Sebelum menjalankan proses rekrutmen, tak ada salahnya untuk menyusun panduan pertanyaan wawancara. Anda dapat membuatnya dan mengomunikasikan dengan hiring manager.
Panduan pertanyaan wawancara merupakan daftar pertanyaan yang akan ditanyakan oleh HR dan/atau hiring manager kepada kandidat dalam sesi wawancara.
Tujuannya adalah menguraikan keterampilan, kompetensi, dan pengalaman kerja kandidat. Dari hasil wawancara, Anda dapat menilai dan menindaklanjutinya.
Di samping itu, panduan pertanyaan dapat menjadi ulasan kinerja bagi tim HR dalam proses rekrutmen. Misalnya, adakah kandidat yang komplain mengenai pertanyaan wawancara atau bagaimana jawaban kandidat terhadap pertanyaan yang diajukan.
Pertanyaan wawancara harus fokus untuk memperoleh informasi sekaligus menilai keterampilan dan kualifikasi kandidat dan/atau kemampuan kandidat untuk menjalankan fungsi penting dari posisi tersebut.
Membuat pertanyaan wawancara juga membantu tim HR untuk mendapatkan kandidat yang sesuai kriteria. Berikut ini panduan membuat pertanyaannya:
1) Tentang status hubungan
Pada dasarnya, kinerja seseorang tak berhubungan terhadap status hubungan. Baik lajang maupun menikah, mereka berkesempatan menunjukkan performa terbaiknya.
Jika perusahaan tak mempermasalahkan status hubungan, Anda tak perlu bertanya hal tersebut. Kecuali perusahaan ingin menghitung bujet total ketika merekrut kandidat.
“Tentang hubungan pernikahan, biasanya ditanyakan untuk memperkirakan budget total si kandidat dalam satu tahun, terutama berhubungan dengan fasilitas asuransi. Biasanya, asuransi diberikan sepaket untuk family, jika pria. Wanita dihitung lajang, kecuali jika suami tidak memiliki asuransi dari kantornya. Overall, HR akan hitung-hitungan soal hal itu,” ujar Mayasari, HR Manager, Rabu (14/07/2021).
2) Tentang kehamilan
Hati-hati sebelum bertanya tentang kehamilan. Hal ini sangat sensitif bagi kandidat.
Ada perusahaan yang tidak menerima karyawan baru yang sedang hamil. Karena pekerjaan yang ditawarkan cukup berisiko bagi ibu hamil. Sebut saja pekerjaan yang bersinggungan dengan bahan kimia, farmasi, plastik, dan lainnya.
3) Tentang anak
Pertanyaan mengenai anak dapat menjadi isu sensitif, baik bagi kandidat yang telah memiliki anak, yang sedang berupaya memperoleh keturunan, atau yang memutuskan tidak memiliki anak.
Jika Anda bertanya mengenai anak dalam rangka menghitung anggaran gaji dan tunjangan karyawan baru, hal itu sah-sah saja. Jika kandidat menjawab ‘belum memiliki anak,’ Anda tak perlu bertanya alasannya maupun hal-hal yang yang berhubungan dengan keputusan tersebut.
4) Tentang suku dan/atau kebangsaan
Pada sebagian orang, nama mengindikasikan dari mana mereka berasal. HR (yang berasal dari wilayah yang sama dengan kandidat) akan bertanya tentang asal kandidat. Namun pertanyaan tersebut hanya untuk mencairkan suasana. Bukan pertanyaan ofensif.
Bila perusahaan merekrut tenaga asing yang sudah tinggal di Indonesia, maka sebaiknya Anda bertanya tentang izin tinggal, visa kerja, dan dokumen terkait.
5) Tentang agama
Sama seperti tentang status hubungan, jika perusahaan tak mempermasalahkan agama kandidat, Anda tak perlu menanyakannya.
Namun yang perlu HR pertimbangkan adalah apakah peraturan atau kualifikasi pekerjaan bertentangan dengan agama atau keyakinan mereka. Misalnya:
- “Hari kerja kami dari Senin hingga Sabtu, apakah Anda keberatan bekerja pada hari tersebut?”
- “Pekerjaan di sini memberlakukan sistem shifting, jadi bisa saja Anda masuk pada Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional, apakah Anda dapat melakukannya?”
- Jika tempat kerja Anda yayasan pendidikan atau sosial yang berafiliasi pada salah satu agama, sebaiknya tulis hal tersebut dalam job ads
“Pertanyaan tentang agama, sebenarnya lebih ke balance kerja, karena kantor kami buka setiap hari. Jadi, libur keagamaan harus ada yang piket. Kalau balance, mereka bisa libur pas hari raya mereka. Itu akan lebih baik, tetapi bukan pertanyaan utama juga,” kata Sheila, Service Desk Manager, yang bertindak sebagai hiring manager dalam proses rekrutmen.
6) Tentang penampilan fisik
Anda akan menghadapi masalah dan dicap ofensif, jika bertanya dan/atau mengomentari penampilan fisik kandidat. Misalnya, bentuk badan, cara berpakaian, cara berbicara, dan pertanyaan seputar penampilan fisik lainnya.
Di sisi lain, bila Anda mengunggah lowongan kerja, sebaiknya informasikan dengan detail mengenai pekerjaan dan kualifikasi kandidat. Jika tidak, hal itu dapat menyinggung pihak lain dan berpengaruh terhadap persepsi kandidat.
“Saya difabel daksa. Ada suatu momen yang saya tidak bisa lupakan, pertanyaan HRD ke saya kurang sopan, tetapi saya bawa santai. Jika teman difabel lain di posisi saya, mungkin mereka sakit hati. Jadi, kalau perusahaan buka loker, jelaskan detail pekerjaan seperti apa. Itu lebih bagus, karena pelamar akan tahu tugas-tugasnya seperti apa. Jangan input kata-kata ‘sehat jasmani dan rohani’ karena itu menyinggung teman-teman disabilitas,” ucap Wini Rahmadhani, Administrasi Umum.
7) Tentang pandangan politik
Apa pun pandangan politik kandidat, mereka berhak mendapatkan pekerjaan selama kualifikasinya memenuhi syarat. Yang perlu diperhatikan HR adalah perilakunya di media sosial.
Biasanya, warganet menumpahkan perasaan, pemikiran, hingga mempertunjukkan perilakunya di media sosial. Dari unggahan kandidat, nilai pernyataan dan perilakunya, apakah hal itu bertentangan dengan kebijakan perusahaan.
8) Tentang kondisi keuangan
HR tak perlu bertanya mengenai kondisi keuangan, termasuk utang yang dimiliki oleh kandidat. Pertanyaan tersebut tak berhubungan dengan pekerjaan. Untuk posisi tertentu, Anda dapat melakukan penilaian skor kredit.
9) Tentang kebiasaan
Kebiasaan seperti nongkrong, traveling, bahkan merokok dan membuat vlog, itu urusan pribadi seseorang. Jika perusahaan tidak mengizinkan karyawan merokok dan minum minuman alkohol di lingkungan kerja, beritahukan peraturan tersebut.
10) Tentang jenis kelamin
Bertanya mengenai jenis kelamin dan/atau orientasi seksual membuat diri Anda dalam masalah. Misalnya, kandidat (laki-laki) memiliki sindrom klinefelter, sehingga penampilannya memiliki karakteristik mirip perempuan.
Jika bertanya jenis kelamin yang bersangkutan, Anda bisa menyinggung perasaannya. Anda tak tahu bagaimana ia melalui pengobatan, terapi, maupun menghadapi omongan negatif terhadap dirinya.
Mengajukan Pertanyaan Wawancara Tanpa Menyinggung Kandidat
Di bawah, terdapat tipe-tipe pertanyaan dan contohnya yang dapat membantu HR untuk menilai dan tanpa menyinggung kandidat.
1. Keterampilan interpersonal
- Bisakah Anda jelaskan pengalaman menjadi manajer marketing dan bagaimana mengatur kerja tim?
- Bagaimana Anda menyelesaikan masalah jika ada anggota tim berselisih?
- Jelaskan pengalaman Anda bekerja dengan informasi yang sangat rahasia dan bagaimana meminta karyawan menjaga informasi agar tidak bocor?
- Bagaimana Anda memberitahu atasan bahwa informasinya kurang akurat dan menyampaikan pendapat bahwa Anda tidak setuju terhadap idenya?
- Menurut pengalaman Anda, bagaimana caranya agar tim bekerja efektif dan apa yang Anda butuhkan dari anggota tim?
- Metode apa yang Anda gunakan untuk membuat keputusan dan kapan merasa paling sulit untuk membuat keputusan?
2) Keterampilan profesional
- Bisakah Anda ceritakan tugas sebagai digital marketing di perusahaan sebelumnya?
- Bagaimana proses Anda dalam melakukan riset dan memanfaatkan data untuk mempersiapkan promo?
- Apa saja strategi yang Anda dalam jalankan campaign marketing untuk produk baru?
- Pernahkah KPI campaign Anda tidak mencapai target? Lalu apa yang dilakukan?
- Menurut Anda, bagaimana channel digital saat ini sebagai media promosi?
- Tools apa saja yang Anda gunakan dalam menyampaikan konten dan mengukur hasilnya?
3) Creative thinking
- Hal kreatif apa yang pernah Anda lakukan untuk proyek atau perusahaan terakhir?
- Dengan cara apa Anda mengekspresikan kepribadian di tempat kerja?
- Ceritakan bagaimana Anda menemukan solusi untuk menghadapi tantangan dalam pekerjaan?
- Jelaskan ketika Anda harus berpikir out of the box dan bagaimana mengeksekusinya dalam sebuah proyek?
4) Behavioral
- Jika atasan meminta bantuan Anda untuk menyelesaikan masalah di luar kemampuan atau keterampilan, apa yang akan Anda lakukan?
- Jelaskan saat Anda melakukan tugas di luar tanggung jawab. Apa tugasnya dan bagaimana hasilnya?
- Bagaimana Anda tahu ketika sedang stres? Apa yang Anda lakukan untuk menghilangkan stres?
- Bagaimana reaksi Anda jika keputusan atasan tidak adil bagi Anda dan tim?
5) Leadership
- Bagaimana Anda menggambarkan pimpinan yang ideal?
- Bagaimana Anda memotivasi dan mengenali kemampuan karyawan?
- Bagaimana Anda melatih karyawan yang memiliki masalah kinerja?
- Bagaimana Anda menggambarkan gaya kepemimpinan diri sendiri? Direktif, mendelegasikan, atau melatih? Apa alasannya?
Penutup
HR perlu mempersiapkan pertanyaan wawancara yang fokus pada keterampilan, kemampuan, dan pengalaman kandidat.
Jangan tersinggung, jika kandidat menyatakan dirinya tidak nyaman atau merasa pertanyaan Anda tidak etis. Mereka berhak menolak untuk menjawabnya. Kondisi tersebut bisa Anda dijadikan reviu bersama tim dan memeriksa kembali panduan pertanyaan.
Leave a Reply