Cultural fit atau kecocokan budaya, adalah salah satu aspek seorang karyawan dalam memilih tempat kerja.
Tidak hanya karyawan yang melihat aspek kecocokan budaya saat proses rekrutmen. Ada istilah cultural fit di mana perusahaan melihat apakah kandidat memiliki kecocokan dengan budaya perusahaannya. Namun, apakah cultural fit hanya sekadar kecocokan budaya? Simak penjelasannya di bawah.
Memahami Cultural Fit
Cultural fit dapat dipahami ketika perusahaan mempekerjakan seseorang yang cocok dengan budaya organisasi di perusahaan. Menurut Harvard Business Review, definisi cultural fit adalah kemungkinan seseorang untuk mencerminkan dan mampu beradaptasi dengan keyakinan, sikap, dan perilaku inti yang membentuk organisasi.
Pada proses rekrutmen, beberapa perusahaan mungkin akan memilih karyawan yang memiliki cara kerja, bertindak, berpikir, dan berinteraksi yang sama dengan budaya perusahaan. Tujuannya adalah untuk mempertahankan budaya atau nilai-nilai yang mendukung tujuan bisnis.
Mengutip dari Culture Amp yang menceritakan sejarah bagaimana ide cultural fit ini muncul:
Menurut peneliti Lauren Rivera dalam artikel populer New York Times Guess Who Doesn’t Fit In at Work, ketika perusahaan merekrut karyawan yang memiliki personality dan value (di samping keterampilan yang dimilikinya) menyatu dengan strategi organisasi, maka mereka akan merasa lebih terikat pada pekerjaan serta bekerja lebih keras dan lebih lama.
Berdasarkan Business News Daily, dalam penelitian Glassdoor, menunjukkan bahwa orang-orang yang cocok dengan organisasi sering kali mengungkapkan kepuasan kerja, keterlibatan karyawan, dan produktivitas yang lebih besar.
Kesesuaian budaya juga berperan dalam retensi karyawan, karena biaya penggantian karyawan lebih tinggi dibanding mempertahankannya. Karyawan yang cocok dengan budaya perusahaan lebih mungkin bertahan untuk jangka waktu yang lebih lama.
Perbedaan Cultural Fit & Cultural Add
Selain cultural fit, ada pula istilah cultural add, yakni kondisi di mana perusahaan yang mempekerjakan seseorang yang memiliki aspek tertentu dan tidak dimiliki oleh budaya perusahaan saat ini. Dengan kata lain, perusahaan yang menerapkan cultural add akan menerima dan mempekerjakan karyawan yang memiliki nilai berbeda dari mereka.
Dalam proses rekrutmen, selain melihat keterampilan dan kompetensi, perekrut tak bisa melihat kandidat dari cultural fit saja. Pertimbangkan pula untuk memperhatikan cultural add dari kandidat. Ini tak terbatas pada budaya kerja, melainkan cara pikir, value, serta ide-ide yang keluar dari seseorang untuk menambah hal-hal yang sudah ada di perusahaan saat ini.
Dalam laman Equalture, perbedaan culture fit dan culture add berdasarkan dari pertanyaan perusahaan dalam merekrut karyawan, seperti:
- “Apa kekurangan dari Anda (kandidat) terhadap budaya di perusahaan ini?” Ini untuk menilai kandidat memiliki kesesuaian dengan budaya perusahaan atau tidak
- “Apa yang bisa dibawa oleh Anda untuk perusahaan?” Ini untuk pertanyaan cultural add
Intinya, cultural fit berfokus mencari seseorang yang cocok bekerja di lingkungan perusahaan dan selaras dengan budaya, visi, misi, dan nilai perusahaan. Untuk cultural add, ini terbuka terhadap nilai baru untuk memperbaiki kualitas kerja serta cocok diterapkan oleh perusahaan dengan budaya dinamis.
Baca juga: Kunci Rekrutmen Dan Seleksi: Kepribadian Kandidat
Keuntungan Merekrut Karyawan Dengan Cultural Fit
Penelitian Robert Walters Whitepaper bertajuk The Role of Workplace Culture in Recruiting Top Talent, terdapat 4 keuntungan perusahaan yang merekrut berdasarkan kecocokan budaya, yaitu:
Peningkatan retensi karyawan
Sebesar 81% karyawan yang memiliki cultural fit lebih kecil kemungkinan untuk keluar perusahaan. Statistik ini masuk akal karena dengan peningkatan retensi karyawan akan menghemat waktu, sumber daya, dan biaya.
Peningkatan kepuasan kerja
Karyawan yang menikmati pekerjaan mereka dan memiliki kesempatan untuk bekerja dengan orang-orang yang sepemikiran serta berbagi etos kerja, maka mereka akan lebih terlibat dalam pekerjaan. Tak heran jika karyawan yang cocok dengan budaya perusahaan lebih mempunyai kepuasan kerja yang lebih tinggi dan kinerja yang lebih baik (masing-masing 90% dan 84%).
Karyawan lebih produktif
Mempekerjakan karyawan yang terintegrasi baik dengan tim atau rekan kerja lain serta memahami nilai-nilai perusahaan akan menghasilkan keuntungan besar, yaitu mereka lebih produktif dan meningkatkan rasa memiliki terhadap perusahaan.
Artikel selanjutnya: Peran Personality Assessment Dalam Proses Rekrutmen
4 Cara Efektif Merekrut Karyawan Berdasarkan Cultural Fit
Menurut Business News Daily, saat Anda merekrut karyawan yang sesuai dengan budaya perusahaan, antara lain:
1) Menentukan budaya perusahaan
Ketika merekrut kandidat berdasarkan cultural fit, hal dasar yang perlu Anda lakukan adalah mendefinisikan budaya perusahaan terlebih dahulu. Anda harus menjabarkan nilai, norma, dan praktik yang mendefinisikan perusahaan.
2) Menyampaikan budaya perusahaan
Setelah budaya perusahaan ditentukan, maka perlu diungkapkan dengan jelas dalam proses rekrutmen karyawan. Misalnya, job ads harus mencerminkan budaya dan nilai perusahaan.
3) Diskusikan budaya perusahaan ke kandidat
Tim HR yang terlibat dalam proses rekrutmen harus memahami tentang budaya dan bisnis perusahaan secara mendalam. Selanjutnya, Anda perlu mendiskusikannya kepada kandidat dalam proses perekrutan dan terbuka menerima insight dari mereka.
4) Kembangkan keberagaman
Komponen rekrutmen dalam kesesuaian budaya dapat mengembangkan nilai keberagaman (diversity) sehingga kondisi ini memberikan kesempatan yang sama kepada setiap kandidat sekaligus mendukung tujuan perusahaan.
Anda mungkin tertarik: Penerapan DEI Pada Karyawan L’Oréal Indonesia
Kecocokan kandidat terhadap budaya perusahaan adalah hal penting. Namun, tim perekrut harus menggunakan metode lain dalam proses rekrutmen, seperti skill test, interview, hingga background checking.
Leave a Reply