Agile Leadership 01 HRPods

9 Prinsip Agile Leadership Di Tengah Ketidakpastian

Agile leadership menghasilkan organisasi tangguh di tengah ketidakpastian.

Ya, pandemi COVID-19 menyebabkan pemimpin beradaptasi terhadap perubahan situasi dan bisnis. Mereka mengadopsi metode kerja yang lebih agile dan bersama dengan karyawan untuk berani mencoba hal baru.

Awalnya, mereka akan melihat pandemi adalah momok dunia. Dalam proses tersebut, pemimpin belajar dan bertransformasi agar bisnis terus berkembang. Kini, mereka justru memandang perubahan sebagai peluang.

Pemimpin yang menjalankan agile leadership tak hanya meningkatkan kapasitas ilmunya saja. Dia juga mengubah tim dan membangun kelincahan organisasi.

Pengertian Agile Leadership

Agile leadership merupakan gaya kepemimpinan yang berusaha menghilangkan segala hambatan untuk mencapai kesuksesan, sehingga karyawan dapat bekerja lebih efektif dan produktif.

Kepemimpinan ini tak hanya untuk pemimpin, karyawan pun dapat menerapkan agile leadership karena hal tersebut memberdayakan tim untuk bekerja lebih gesit. Dengan kepemimpinan lincah, maka:

  • Pemimpin akan mempercayai cara kerja dan memberikan kesempatan kepada tim untuk mengambil keputusan
  • Tim dapat bereksperimen dengan produk dan proses untuk kepentingan bisnis
  • Pemimpin bersama tim mengadopsi pola pikir yang agile untuk membantu organisasi memvisualisasikan peningkatan kinerja lebih terperinci

Jika hal tersebut berhasil, seluruh individu, baik pemimpin dan karyawan, dapat meningkatkan bisnis lebih baik lagi.

Oleh sebab itu, agile leadership sangat penting dilakukan di setiap organisasi, karena dunia berubah secara konstan, begitu pula dengan lanskap bisnis. Organisasi harus cepat merespon perubahan dengan bekerja secara agile.

9Prinsip Agile Leadership

Agile Business Consortium, lembaga profesional yang fokus terhadap business agility, menuliskan dalam makalah bahwa kunci agile leadership adalah komunikasi, komitmen, dan kolaborasi.

Dari ketiga kunci tersebut, lembaga mengembangkan prinsip leadership ini guna mendukung transformasi organisasi yang tangkas, yaitu:

1) Actions speak louder than words

Agile leadership bukan jargon untuk berubah, tetapi juga menjadi perubahan itu sendiri. Seseorang yang aktif mengembangkan diri serta memberikan contoh akan menginspirasi orang lain untuk melakukan hal sama yang dilakukannya.

Dalam praktiknya, pemimpin agile menginspirasi diri sendiri untuk bekerja, rendah hati, dan berempati, termasuk melakukan kebaikan dan memperhatikan rekan kerja atau karyawan.

2) Improved quality of thinking leads to improved outcomes

Prinsip ini menitikberatkan bahwa peningkatan kualitas berpikir mengarah pada peningkatan hasil. Maksudnya, pemimpin agile akan menghargai pemikiran berkualitas yang akan menghasilkan tindakan berarti. Ini juga berarti memiliki waktu berpikir dan fokus hal-hal prioritas pada waktu tertentu.

Contohnya, saat Anda harus membantu dua karyawan yang berseteru untuk menyelesaikan masalahnya. Tentu, Anda akan melihat masalah mereka dari berbagai sudut pandang, mencari tahu akar masalah dari yang bersangkutan dan rekan kerja, serta mencari informasi tentang pengambilan keputusan dari ahlinya.

3) Organizations improve through effective feedback

Organisasi yang mengadaptasi agile leadership menerima umpan balik yang terbuka, jujur, dan respek. Hal itu juga dilakukan oleh pemimpin di organisasi tersebut. Dia tak hanya menerima, tetapi menanggapi umpan balik untuk meningkatkan kinerja bersama.

4) People require meaning and purpose to make work fulfilling

Prinsip berikutnya adalah fokus membangun dan menyelaraskan tujuan. Di ruang lingkup kecil, pemimpin tim harus menyatukan dan menyelaraskan nilai anggota tim terhadap organisasi, sehingga mereka puas terhadap kinerjanya.

5) Emotion is a foundation to enhanced creativity and innovation

Agile leadership berprinsip bahwa emosi adalah bagian penting dari pengalaman manusia. Jika pemimpin membebaskan anggotanya untuk berkreasi, maka mereka akan bekerja dengan emosi, yakni mengeluarkan kinerja terbaik menggunakan kreativitas dan inovasi.

6) Leadership lives everywhere in the organization

Agile leadership harus berada di semua semua aspek organisasi. Prinsip ini akan mendorong setiap karyawan memiliki dasar kepemimpinan, pemimpin didorong melakukan mentoring kepada karyawan, dan karyawan berkesempatan untuk memimpin di masa mendatang.

7) Leaders devolve appropriate power and authority

Pemimpin agile akan memberikan wewenang dan kekuasaan yang sesuai dengan kapasitas karyawan dalam merespon perubahan. Ini adalah salah satu cara memupuk skill kepemimpinan karyawan.

8) Collaborative communities achieve more than individuals

Kepemimpinan tangkas dapat membangun komunitas berdasarkan kepercayaan tinggi, rasa hormat, dan hubungan kerja yang bermakna. Organisasi akan memfasilitasi karyawan per tim, divisi, atau departemen untuk beroperasi secara efisien dan berfungsi secara mandiri, tetapi tetap mengetahui batasannya.

9) Great ideas can come from anywhere in the organization

Ide bisa datang dari mana saja, termasuk anggota tim Anda yang perannya tidak menonjol. Prinsip agile leadership, pemimpin mendengarkan ide-ide anggota timnya dan tak jarang mengupas ide tersebut guna memperbaiki tujuan organisasi.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *