Perilaku organisasi tak hanya menguntung suatu perusahaan, juga bermanfaat bagi karyawan.
Namun, yang perlu dipertimbangkan adalah setiap perusahaan memiliki budaya kerja berbeda. Budaya kerja tak lepas dari peran perilaku organisasi.
Hal tersebut memengaruhi karyawan saat menerapkan nilai perusahaan di lingkungan kerja. Sebut saja, berinteraksi dengan tim, cara berjejaring dengan pemangku kebijakan, atau cara berkomunikasi dengan klien.
Oleh karena itu, tak sedikit perusahaan yang menggunakan ilmu perilaku organisasi atau dikenal juga dengan studi organisasi.
Memahami Perilaku Organisasi
Perilaku organisasi merupakan ilmu tentang dinamika perilaku individu dan kelompok dalam suatu organisasi dan dampaknya terhadap kinerja. Baik kinerja individu, kelompok, maupun organisasi.
Tujuannya untuk membangun budaya kelompok kerja, merekrut kandidat terbaik, menciptakan hubungan bermakna di antara karyawan, menyelesaikan konflik, mengembangkan kualitas karyawan, serta membangun rantai kepemimpinan.
Di bidang ini, peneliti telah menemukan bahwa penerapan perilaku organisasi pada manajemen personalia menghasilkan karyawan terbaik sekaligus meningkatkan keberhasilan organisasi. Ada pula yang meneliti perilaku individu di lingkungan kerja berdampak terhadap struktur pekerjaan, kinerja, hingga kepemimpinan.
Berkaitan dengan bisnis, pemimpin dapat memenuhi tujuan jangka pendek dan panjang.
Namun, ia perlu memahami motivasi karyawan dan interaksi antara mereka. Informasi ini membantu organisasi dalam berbagai bidang, termasuk learning and development.
6 Tujuan Perilaku Organisasi
Adapun penjelasan tujuan tentang perilaku organisasi adalah:
1) Menemukan kandidat yang tepat
Perilaku organisasi dapat menemukan perpaduan kandidat yang tepat antara kompetensi dan kualifikasi yang sesuai dengan job description. Cara ini memungkinkan perusahaan merekrut individu yang akan dimasukkan dalam tim atau memutuskan karyawan yang akan dipromosikan.
2) Kepuasan kerja
Sebut saja, pembuatan aturan, penghargaan, atau sanksi. Jika prinsip ini dilakukan dengan baik, maka perusahaan mendorong kepuasan kerja, seperti meningkatkan produktivitas, mengurangi turnover, serta merekrut kandidat potensial. Jika tidak, ini justru menghambat kepuasan kerja.
3) Budaya organisasi
Saat organisasi tumbuh lebih besar, ada kemungkinan perusahaan kesulitan untuk mempersatukan tim ke dalam satu tujuan. Di sinilah tujuannya, yakni memahami dan merancang saluran komunikasi serta struktur kepemimpinan yang dapat memperkuat budaya organisasi.
4) Kepemimpinan dan resolusi konflik
Kepemimpinan yang baik akan memberikan kesempatan karyawan untuk lebih proaktif, sehingga mereka mampu memecahkan masalah secara kreatif.
Namun tak dapat dipungkiri, saat menjalankan pekerjaan, mereka tak bisa menghindari konflik. Dengan perilaku organisasi, jiwa kepemimpinan yang tertanam di setiap karyawan akan mengubah konflik menjadi pertukaran ide yang konstruktif.
5) Mengetahui potensi karyawan
Perilaku organisasi bertujuan untuk memprediksi potensi karyawan. Ilmu ini juga mengajarkan perusahaan untuk membentuk jiwa kepemimpinan karyawan agar potensi mereka bisa dimanfaatkan secara maksimal.
6) Meningkatkan produktivitas
Semua hal di atas membawa tujuan terpenting, yakni meningkatkan produktivitas untuk mewujudkan visi dan tujuan organisasi. Jika hal tersebut diterapkan dengan baik, maka semua anggota di perusahaan dapat bekerja optimal.
6 Langkah Mengembangkan Perilaku Organisasi
Apa pun industrinya, kunci sukses bisnis terletak pada sumber daya manusia. Berikut ini cara mengubah atau mengembangkan perilaku organisasi untuk memperkuat bisnis:
1) Memiliki pemimpin yang tepat
Pemimpin yang tepat adalah langkah awal untuk membangun tim solid. Misalnya, individu yang berpengetahuan luas, menghargai anggota tim, fleksibel, dan percaya pada timnya.
Sebaliknya, jika pemimpin meremehkan tim dan menghalangi kinerja karyawan justru menghambat kinerja perusahaan. Meski ia cerdas sekalipun, tetapi tim HR harus memikirkan ulang mengenai perilakunya.
2) Memilih kandidat yang culture fit
Pastikan tim HR memilih karyawan yang culture fit. Contohnya, pilih karyawan yang merepresentasikan kepribadian bisnis dan mempertimbangkan etos kerja, loyalitas, dan keterampilannya.
3) Reviu budaya kerja
Manajemen perlu mereviu budaya kerja secara berkala. Budaya ini harus menciptakan lingkungan yang menyenangkan sehingga karyawan betah bekerja di perusahaan.
Misalnya, mengizinkan karyawan untuk menggunakan busana yang menurut mereka nyaman dan tetap sopan, mengadakan lomba sehingga memperkuat hubungan tim, atau menggelar pesta tim setelah jam kantor.
4) Tentukan tujuan
Tentukan tujuan dengan jelas agar memudahkan semua orang menentukan kesuksesan. Salah satu dengan menggunakan SMART.
SMART atau specific, measurable, actionable, realistic, and timebound dapat membantu perusahaan menentukan tujuan secara spesifik dan terukur.
5) Motivasi karyawan
Memotivasi karyawan adalah cara perusahaan untuk memperoleh tujuan bisnis bersama dengan tim. Pemimpin atau HR bisa mengajukan pertanyaan kepada karyawan dan memandunya untuk menemukan jawaban yang benar. Dengan demikian mereka terlibat dalam setiap progres perusahaan.
6) Menetapkan aturan jelas
Selain tujuan jelas, tetapkan pula aturannya. Jelaskan kepada semua orang di perusahaan. Jika aturan sering dilanggar, maka tim HR perlu reviu lagi dan mengubahnya.
Penutup
Menerapkan perilaku organisasi harus melibatkan semua pihak di perusahaan. Mulai dari pimpinan hingga karyawan. Ada kemungkinan prosesnya bisa lancar, tetapi tidak menutup kemungkinan menemui masalah.
Meski demikian perilaku organisasi memastikan perusahaan memilih individu tepat serta mengembangkan sisi kreativitas mereka dalam bekerja. Pada akhirnya, produktivitas mereka meningkat dan mendorong kinerja perusahaan lebih baik lagi.
Leave a Reply