Jelang Ramadan, tim HR perlu bersiap untuk kelola produktivitas karyawan agar proses bisnis tetap berjalan lancar.
Bagi karyawan muslim, bulan ini dapat tantangan karena mereka harus menyeimbangkan tanggung jawab pekerjaan dan menjalankan kewajiban agama. Di sisi HR, Anda dan tim yang bekerja di lingkungan kerja beragam dapat memahami karyawan muslim.
Tim HR juga dapat memberikan pemahaman kepada karyawan nonmuslim tentang Ramadan. Ini bukan sekadar menghargai rekan kerja, tetapi juga sebagai bagian dari penerapan diversity and inclusion.
Ramadan Dan Perubahan Aktivitas
Ramadan merupakan bagian penting dalam agama Islam. Tahun ini, puasa hari pertama akan berlangsung pada 12 Maret.
Dalam menjalankan ibadah, umat muslim wajib menjalankan puasa Ramadan di mana mereka tidak makan, minum, dan melakukan hal-hal yang membatalkannya–berpikir, berbicara, dan bertindak negatif–mulai dari matahari terbit hingga terbenam.
Sebelum memulai puasa, umat muslim akan melakukan sahur atau makan pada dini hari. Aktivitas tersebut mengubah ritme kehidupan mereka selama berpuasa. Bagi mereka yang bekerja pada pukul 09.00 hingga 18.00 harus mampu mengelola waktu seoptimal mungkin, karena perusahaan mengharapkan mereka dalam kondisi prima agar tetap produktif.
Nyatanya, tak sedikit karyawan merasa lelah dan harus menahan kantuk pada awal puasa sehingga berpengaruh terhadap produktivitas. Dalam situasi tersebut, perusahaan membutuhkan peran tim HR untuk memastikan bahwa semua karyawan muslim menerima dukungan memadai selama Ramadan.
Artikel selanjutnya: Penerapan DEI Pada Karyawan L’Oréal Indonesia
Pahami Tantangan Untuk Selama Ramadan
Tim HR dan manajemen yang berada di lingkungan kerja beragam perlu memahami bahwa perusahaan akan menghadapi tantangan selama Ramadan, yaitu:
- Energi berkurang: puasa dapat menurunkan tingkat energi–terutama menjelang waktu berbuka–sehingga produktivitas menurun, sulit berkonsentrasi, dan kelelahan meningkat
- Kegiatan berubah: bangun lebih awal untuk makan sahur, pola tidur berubah, dan istirahat berkurang sehingga merasa lebih lelah
- Sensitivitas budaya: karyawan muslim menghadapi tantangan untuk menjelaskan atau mengungkapkan kebutuhan mereka, terlebih jika mereka bekerja di lingkungan kerja yang mayoritas nonmuslim
- Interaksi sosial: mereka ingin pulang lebih cepat untuk berbuka puasa dan salat bersama keluarga, yang mungkin menghadapi konflik dengan jadwal kerja
Kiat Kelola Produktivitas Karyawan Selama Ramadan
Puasa akan berdampak pada produktivitas karyawan, terutama jika tugas mereka menuntut fisik atau bekerja di bawah terik matahari. Oleh karena itu, tim HR wajib kelola produktivitas mereka untuk menjaga bisnis tetap berlangsung.
1) Jam kerja fleksibel
Beberapa hari pertama puasa menjadi hari-hari tersulit, karena karyawan masih menyesuaikan diri dengan rutinitas baru. Jika memungkinkan, perusahaan dapat menerapkan jam kerja fleksibilitas selama Ramadan. Misalnya, memotong waktu kerja selama 30 menit, memajukan jam kerja lebih awal, pulang lebih awal untuk buka bersama di rumah, dan/atau per tim dapat mengawali jam kerja masing-masing.
2) Atur jadwal kerja
Sebisa mungkin atur kembali jadwal kerja, seperti mengadakan rapat pada pagi atau siang, alih-alih sore hari. Sore adalah waktu di mana dan energi karyawan telah berubah, sehingga mereka fokus mempersiapkan diri untuk berbuka puasa.
3) Sediakan tempat beribadah
Jika kantor telah memiliki musala itu sempurna. Jika belum mempunyai dan memungkinkan untuk dilakukan, sediakan tempat untuk beribadah di sekitar tempat kerja agar karyawan dapat menjalankan kewajiban agamanya. Jadi, mereka tidak perlu menempuh tempat yang terlalu jauh untuk salat.
Artikel terkait: Kelola Cuti Tahunan, Optimalkan Kinerja Karyawan
4) Kelola cuti tahunan
Ramadan juga identik dengan mudik, di mana banyak karyawan mengajukan cuti untuk merayakan Idulfitri bersama keluarga di kota mereka. Jadi, tim HR dan manajer perlu mengelola permohonan cuti tahunan sekaligus mengatur jadwal piket atau shift kerja, jika ada.
5) Edukasi karyawan nonmuslim
Karyawan nonmuslim yang tidak memahami tentang Ramadan, tim HR mengedukasi mereka mengenai cara umat muslim beribadah. Misalnya, membicarakan tentang puasa secara terbuka, dorong karyawan muslim dan nonmuslim bertukar pengalaman tentang tata cara ibadah masing-masing, dan mengundang karyawan muslim untuk menceritakan pengalaman beribadah di kantor.
Upaya ini membantu karyawan memperluas perspektif untuk belajar tentang budaya dan agama lain. Terlebih, jika perusahaan menerapkan tempat kerja yang diversity and inclusion.
6) Selenggarakan kegiatan bersama
Tak ada salahnya, tim HR menyelenggarakan kegiatan employee engagement agar meningkatkan keterlibatan mereka. Misalnya, mengadakan buka bersama di kantor atau di restoran. Jika perusahaan ada shift malam, berikan waktu dan ruang untuk berbuka puasa dan salat sehingga karyawan merasa didukung.
Beberapa karyawan tetap bisa bekerja meski berpuasa, tetapi yang lain merasa kesulitan karena tugasnya yang menguras tenaga. Meski demikian mereka tidak harus diperlakukan jauh berbeda dari biasanya, tetapi perusahaan perlu mendukung kebutuhan mereka.
Leave a Reply