Membentuk budaya belajar di tempat kerja memerlukan usaha dan waktu yang tak sebentar. Namun hal tersebut memberikan beragam manfaat.
Sebut saja perusahaan dapat menyelaraskan antara sumber daya manusia dan tujuan bisnis, mengenali gaya belajar, serta memberikan pelatihan efektif kepada para karyawan.
6 Cara Membentuk Budaya Belajar Di Tempat Kerja
Budaya belajar merupakan upaya mendorong karyawan untuk belajar, baik tentang nilai-nilai, keyakinan, perjanjian, hingga prosedur pekerjaan.
Hal ini memungkinkan karyawan memperoleh pengetahuan dan kemampuan yang dibutuhkan untuk bekerja dengan baik.
Di sisi lain, budaya belajar adalah investasi, karena perusahaan dapat memberikan pelatihan yang dibutuhkan oleh karyawan untuk meningkatkan produktivitas mereka.
Namun, mengubah budaya di tempat kerja bukan hal mudah. Tim HR dan manajemen memerlukan waktu dan langkah yang tepat. Salah satunya adalah memberikan pelatihan kepada karyawan.
Jika Anda membutuhkan referensi tentang cara membentuk budaya belajar di tempat kerja, cek di bawah ini:
1. Memetakan keunggulan dan kelemahan pembelajaran
Sebelum membentuk atau menyusun formula budaya belajar, Anda dan tim harus memetakan keunggulan dan kelemahan pembelajaran saat ini.
Perhatikan bagaimana proses karyawan belajar sebelumnya dan saat ini. Misalnya, keterampilan yang telah dipelajari oleh mereka pelajari, seperti apa materi dan pelatihan yang sudah diikuti oleh mereka. Lalu petakan menjadi dua kelompok, keunggulan dan kelemahan.
2. Merancang budaya belajar
Setelah itu, tim dapat merancang budaya belajar di tempat kerja. Baik yang bersifat formal maupun informal.
Contoh pembelajaran informal adalah manajer memberitahukan timnya bagaimana menyelesaikan kampanye marketing atau seorang senior mengenalkan cara menggunakan tools marketing.
Sedangkan, pembelajaran formal dapat dilakukan seperti memberikan pelatihan pengetahuan produk, workshop tentang data science, dan sosialisasi kode etik.
Namun, semua kegiatan tersebut harus direncanakan secara matang, termasuk pemilihan pemateri atau pelatih. Pilih pelatih profesional dan mintalah ia untuk untuk merekomendasikan atau membuat materi agar karyawan mendapatkan pengetahuan serta keterampilan baru.
3. Kebutuhan karyawan
Tanyakan kepada para karyawan, pembelajaran apa yang mereka butuhkan untuk menunjang pekerjaan atau ilmu apa saja yang telah mereka peroleh selama ini. Anda bisa bertanya langsung maupun mengirimkan survei ke mereka.
Dengan cara ini, Anda mendapatkan informasi tentang kesenjangan pengetahuan, keterampilan yang ingin mereka pelajari, keterampilan yang harus dikembangkan, serta pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan bisnis perusahaan.
4. Pelatihan adalah prioritas
Untuk membentuk budaya belajar di tempat kerja, pelatihan harus dijadikan prioritas utama. Oleh karena itu, komunikasikan kepada karyawan bahwa mereka harus mengikuti pelatihan sehingga dapat terus belajar di sepanjang karier.
Agar mereka terikat dengan budaya belajar perusahaan, Anda perlu memperhitung beberapa hal, yaitu:
- Jadwal pelatihan fleksibel
Terkadang tugas kantor memaksa karyawan kerja lembur. Untuk mengantisipasinya, berikan akses pelatihan dengan jadwal fleksibel secara daring dan mereka dapat berkonsultasi langsung dengan pelatih, sehingga bisa mengikuti semua materinya.
- Waktu untuk pelatihan
Memang, pekerjaan harus diselesaikan, tetapi karyawan juga wajib mengikuti pelatihan. Anda dapat memberikannya kelonggaran waktu ketika ia memiliki jadwal pelatihan.
Misalnya, ia mempunyai waktu dua jam setiap kali mengikuti pelatihan yang diadakan seminggu dua kali serta berikan kesempatan untuk mengerjakan tugas pelatihan. Dengan ini, ia akan fokus di kelas pelatihan dan menumbuhkan budaya belajar.
- Metode menyenangkan
Belajar yang menyenangkan akan menarik minat seseorang untuk terlibat lebih lanjut. Jadi, berikanlah mereka metode pelatihan menyenangkan, seperti gamification dan pemberian poin setelah mereka menyelesaikan materi dan tugas.
5. Memberikan umpan balik
Untuk membuat karyawan tetap terlibat dengan pembelajaran, berikan mereka umpan balik secara konsisten.
Misalnya, ketika menyelesaikan sesi pembelajaran, beri tahu bahwa mereka telah melakukan dengan benar, apa saja yang harus ditingkatkan, dan mendorong mereka untuk mengulangi proses pembelajaran untuk mencapai tujuan individu.
Sebaliknya, mintalah umpan balik dari karyawan juga. COntohnya, bagaimana pelatihan membantu kinerja mereka, apakah materi dapat diterapkan langsung dalam pekerjaan, dan adakah masukan untuk materi atau pelatihan selanjutnya.
6. Mengukur keberhasilan
Selanjutnya, Anda harus mengukur keberhasilan pelatihan melalui keterlibatan, riwayat pelatihan, penyelesaian tugas, hasil ujian, dan lainnya. Cara ini memastikan karyawan memperoleh pembelajaran yang dibutuhkan sekaligus membentuk budaya belajar di tempat kerja.
Leave a Reply