Ada deretan tugas quality assurance yang dibutuhkan oleh perusahaan. Mulai dari mendokumentasikan hingga menjamin produk atau layanan sesuai kualitas yang ditetapkan oleh perusahaan serta regulasi.
Kehadiran quality assurance specialist tak hanya di industri manufaktur dan teknologi, tetapi juga consumer goods, kesehatan, keuangan, lembaga nirlaba, hingga instansi pemerintahan.
Bagi perusahaan yang ingin merekrut tenaga kerja ini, tim HR wajib memahami tugas quality assurance secara komprehensif.
Siapa Dan Apa Tugas Quality Assurance?
Quality assurance (QA) merupakan proses sistematis untuk memastikan produk, layanan, atau proses memenuhi atau melampaui standar kualitas yang ditetapkan.
Kegiatan QA bertujuan untuk memastikan kinerja yang konsisten dan andal, kepuasan pelanggan, hingga kepatuhan terhadap peraturan pemerintah.
Berdasarkan ISO 9000, QA sebagai bagian dari quality management yang berfokus untuk memberikan keyakinan bahwa persyaratan mutu akan terpenuhi.
Dengan QA, produsen dapat memastikan pelanggan menerima produk bebas cacat dengan mencegah kesalahan pada saat pembuatan. Produsen juga dapat meningkatkan kepatuhan terhadap standar dengan memantau proses dan menggunakan umpan balik untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
Orang yang melakukan tugas tersebut disebut quality assurance specialist. Tugas quality assurance specialist adalah:
- Mendokumentasikan dan melaporkan tingkat kualitas produk atau layanan
- Mengembangkan dan menerapkan standar pemeriksaan
- Mengembangkan alur kerja untuk memeriksa produk atau layanan
- Mengembangkan rencana untuk membantu perusahaan mengelola limbah
- Berkomunikasi dengan anggota tim untuk memecahkan masalah
- Menindaklanjuti masalah sesuai prosedur
- Melatih anggota tim tentang proses QA
Apa Perbedaan Tugas QA Dan QC?
Tugas quality assurance berbeda sering digunakan secara bergantian. Keduanya adalah bagian integral dari quality management dan saling melengkapi.
Quality control (QC) berfokus pada identifikasi dan koreksi kekurangan pada produk atau layanan.
Kegiatan ini melibatkan pemeriksaan, pengujian, dan pengukuran untuk memastikan bahwa produk memenuhi standar kualitas. QC bersifat reaktif dan terjadi pada akhir proses produksi.
QA bersifat proaktif yang bertujuan untuk mencegah kesalahan atau kerusakan. Proses ini akan menetapkan dan menerapkan proses, prosedur, dan sistem guna memastikan produk atau layanan dirancang, dikembangkan, dan diproduksi secara konsisten dan terpercaya.
QA berfokus pada perencanaan, penentuan sasaran kualitas, penerapan langkah pengendalian mutu, penerapan audit, dan peningkatan kualitas secara keseluruhan.
5 Mengapa Quality Assurance Penting Bagi Perusahaan?
Perusahaan membutuhkan QA specialist karena ia dapat meningkatkan reputasi jenama, sehingga pelanggan memiliki pengalaman positif terhadap produk atau layanan.
Selain itu, alasan perusahaan memerlukan seorang quality assurance adalah:
#1 Memastikan keamanan produk atau jasa
Perusahaan yang memproduksi makanan, farmasi, dan pengembang aplikasi membutuhkan QA specialist untuk menguji keamanan hingga memastikan pemeliharaan peralatan sepanjang proses produksi.
#2 Praktik yang konsisten
Praktik QA yang konsisten memungkinkan manajer untuk mengidentifikasi elemen yang salah dalam proses produksi dan segera mengatasinya.
#3 Prinsip penjaminan mutu
Prinsip ini membuat perusahaan memiliki pedoman pengendalian mutu yang menyeluruh. Langkah tersebut dapat melibatkan pihak eksternal.
#4 Pengendalian proses
Pengendalian proses berarti perusahaan–melalui QA specialist–memantau dan menyesuaikan serangkaian tindakan terhadap keamanan, kualitas dan efisiensi.
#5 Kepuasan pelanggan
Praktik QA sesuai ketentuan perusahaan dan regulasi akan memenuhi kepuasan pelanggan. Mereka yang puas atas suatu produk akan membagikan informasi tersebut kepada orang lain, sehingga berdampak baik pada reputasi jenama.
Best Practice Tugas Quality Assurance
Apa pun industrinya, perusahaan wajib memastikan produk berkualitas baik, konsisten, dan dapat diandalkan. Untuk menjamin kualitas produk atau layanan, perusahaan harus memiliki best practice QA, yaitu:
1) Terapkan standar industri
Tim QA dan manajemen perlu menetapkan standar produk atau layanan berdasarkan industri, baik level nasional maupun internasional. Misalnya, perusahaan makanan harus menjalankan tingkat kebersihan atau protokol alergi.
2) Tetapkan tujuan pengujian
Tim QA wajib mengidentifikasi tujuan, misi, dan nilai perusahaan dalam penerapannya terhadap produk. Selanjutnya, tim menerapkan pemeriksaan yang ketat untuk menjamin keakuratan produk.
3) Pilih metodologi pengujian
Ada beragam metodologi QA dan masing-masing perusahaan memiliki metode berbeda. Beberapa metode yang paling umum seperti analisis cost-benefit, diagram Ishikawa, benchmarking, statistical sampling, dan akreditasi ISO.
4) Gabungkan uji manual dan otomatis
Pengujian otomatis dan manual berperan dalam pemeriksaan produksi skala besar dan kelompok fokus yang memerlukan masukan dari manusia.
5) Komunikasi yang jelas
Tim QA harus memiliki saluran komunikasi yang jelas, sehingga dapat melaporkan masalah apa pun ke departemen yang tepat. Umpan balik pelanggan juga penting guna menciptakan komunikasi langsung kepada klien.
Di samping best practice, perusahaan juga perlu melatih QA untuk untuk memastikan proses produksi tetap konsisten dan berkualitas.
Leave a Reply