Dukung keuangan karyawan HRPods

4 Upaya Perusahaan Dukung Keuangan Karyawan Gen Z

Berikutnya: 3. Strategi tunjangan 

Perusahaan dapat menjalankan strategi tunjangan tanpa meningkatkan pengeluaran pada bagian SDM. Misalnya, menyediakan earned wage access (EWA) atau pay on-demand, di mana mereka dapat mengambil uang sebelum tanggal gajian. Biasanya, strategi ini melibatkan pihak ketiga sebagai penyedia layanan EWA berbasis cloud. Berikan karyawan kebebasan untuk mendirikan koperasi karyawan guna menunjang kebutuhan mereka sehari-hari. 

4. Struktur dan skala upah

Tak dipungkiri bahwa pemberian gaji yang lebih baik serta inisiatif literasi finansial menciptakan keamanan kerja bagi karyawan. Berdasarkan PP Nomor 6 Tahun 2021 tentang Pengupahan disebutkan, “Pengusaha wajib menyusun dan menerapkan struktur dan skala upah (SSU) di perusahaan dengan memperhatikan keuangan perusahaan dan produktivitas.” Bagi perusahaan yang belum memiliki SSU, tim HR dapat mendorong pemimpin dan manajemen untuk segera menyusunnya.

Ya, kebijakan dukungan keuangan karyawan akan mendorong mereka lebih cerdas dalam menghadapi tantangan finansial. Bank of America Institute menyebutkan tiga aspek utama akan menentukan situasi keuangan gen z adalah kemampuan mereka untuk mengendalikan kebiasaan belanja dan menabung, kemampuan mereka untuk menyesuaikan diri dengan kondisi pasar yang berubah, dan memanfaatkan peluang pertumbuhan keuangan yang menguntungkan.

Langkah tersebut bukan sekadar meningkan produktivitas perusahaan, melainkan komitmen perusahaan mendukung kesejahteraan karyawan.

Masalah finansial menjadi urusan masing-masing orang, tetapi jika ini terjadi di tempat kerja, ada baiknya perusahaan memberikan dukungan keuangan karyawan. Terlebih, di tengah ketidakpastian ekonomi dan kenaikan harga bahan pokok saat ini. Ada kemungkinan, karyawan senior mampu mengelola keuangannya karena memiliki literasi keuangan yang mumpuni untuk diimplementasikan dalam hidup mereka, tetapi karyawan yang baru bekerja (gen z) tidak demikian. Apa penyebabnya? Bagaimana mendukung finansial mereka? 

Karyawan Muda Khawatir terhadap Keuangan

Berdasarkan studi perusahaan asuransi MetLife mengenai Employee Benefit Trends Study pada Maret 2025, 46% karyawan gen z merasa stres dibandingkan dengan rata-rata karyawan (baby boomer, gen z, dan milenial) sebesar 35%

Studi yang melibatkan lebih dari 5,000 karyawan Amerika Serikat juga menemukan, sebanyak 35% gen z merasa tertekan (dibandingkan dengan rata-rata sebesar 20%), 44% merasa kelelahan (dibandingkan dengan 34%), dan 30% merasa terisolasi (dibandingkan dengan 22%).

Executive Vice President of Group Benefits MetLife Todd Katz berpendapat bahwa sebagian kondisi yang dialami oleh angkatan terkini itu berkaitan dengan beban keuangan. Mereka berusaha menabung dengan jumlah uang yang besar untuk membiaya kehidupan, tetapi situasi sekarang membuat semua keperluan menjadi mahal.

Laporan Arta Finance 2024 menemukan menemukan bahwa 38% responden gen z mengalami midlife crisis, dengan 30% mengatakan bahwa masalah keuangan adalah sumber stres utama mereka. 

Bank of America Institute pada Maret 2025 merilis laporan Gen Z: A New Economic Force. Laporan menyoroti zoomer mengalami kesulitan keuangan karena berbagai faktor. Sebagian besar dari mereka bekerja di posisi awal yang gajinya lebih rendah dari generasi pendahulu. Uang mereka sebagian besar digunakan untuk biaya vital seperti sewa dan utilitas, sehingga mereka tidak dapat menabung banyak, sebagian lagi dikeluarkan untuk perjalanan dan hiburan. 

Artikel terkait: Solusi Perusahaan Atasi Masalah Keuangan Karyawan

4 Peran Perusahaan Dukung Keuangan Karyawan

Memberikan dukungan bukan berarti perusahaan menaikkan gaji atau menyediakan kredit kepada karyawan, tetapi meningkatkan kesejahteraan finansial melalui program yang biasa dijalankan oleh tim HR. 

1. Diskusi keuangan

Menormalisasi diskusi tentang keuangan dapat mendorong karyawan muda untuk memiliki strategi finansial saat mereka membutuhkannya. Misalnya, tim HR membuka dikusi kepada karyawan yang sedang mengalami kesulitan keuangan, sehingga berpengaruh pada kinerjanya. Dari diskusi itu, Anda dan tim memperoleh wawasan untuk menyediakan solusinya.

2. Literasi finansial

Dukung keuangan karyawan dengan memberikan mereka program literasi finansial. Dengan hal ini, mereka akan memahami manfaat jangka panjang dengan berinvestasi. Untuk menyelenggarakan program tersebut, Anda dapat mengajak narasumber atau ahli di bidangnya sehingga mereka mampu mereferensikan alokasi biaya hidup berdasarkan kemampuan karyawan. Misalnya, alokasi biaya keperluan sehari-hari, menabung, dan berinvestasi bagi karyawan junior dengan gaji Rp6 juta per bulan. 

Berikutnya: 3. Strategi tunjangan 

Perusahaan dapat menjalankan strategi tunjangan tanpa meningkatkan pengeluaran pada bagian SDM. Misalnya, menyediakan earned wage access (EWA) atau pay on-demand, di mana mereka dapat mengambil uang sebelum tanggal gajian. Biasanya, strategi ini melibatkan pihak ketiga sebagai penyedia layanan EWA berbasis cloud. Berikan karyawan kebebasan untuk mendirikan koperasi karyawan guna menunjang kebutuhan mereka sehari-hari. 

4. Struktur dan skala upah

Tak dipungkiri bahwa pemberian gaji yang lebih baik serta inisiatif literasi finansial menciptakan keamanan kerja bagi karyawan. Berdasarkan PP Nomor 6 Tahun 2021 tentang Pengupahan disebutkan, “Pengusaha wajib menyusun dan menerapkan struktur dan skala upah (SSU) di perusahaan dengan memperhatikan keuangan perusahaan dan produktivitas.” Bagi perusahaan yang belum memiliki SSU, tim HR dapat mendorong pemimpin dan manajemen untuk segera menyusunnya.

Ya, kebijakan dukungan keuangan karyawan akan mendorong mereka lebih cerdas dalam menghadapi tantangan finansial. Bank of America Institute menyebutkan tiga aspek utama akan menentukan situasi keuangan gen z adalah kemampuan mereka untuk mengendalikan kebiasaan belanja dan menabung, kemampuan mereka untuk menyesuaikan diri dengan kondisi pasar yang berubah, dan memanfaatkan peluang pertumbuhan keuangan yang menguntungkan.

Langkah tersebut bukan sekadar meningkan produktivitas perusahaan, melainkan komitmen perusahaan mendukung kesejahteraan karyawan.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *