Agile Leadership 02 HRPods

4 Kiat Jalankan Agile Leadership Dari CEO BCA

Agile organization memerlukan agile leadership dengan kehadiran pemimpin berkinerja tinggi dalam peran mereka.

Tak hanya pemimpin, organisasi juga membutuhkan karyawan dengan kinerja baik. Bahkan organisasi dapat membantu karyawan berpotensi untuk menjadi pemimpin yang agile.

Kepemimpinan Di Agile Organization

Organisasi membutuhkan peran tim HR untuk mengadakan program learning and development bertema agile leadership.

Tim HR akan memberikan waktu kepada pemimpin tim untuk belajar sekaligus mengimplementasikan ilmu pelatihan dalam pekerjaan sehari-hari. Anda juga harus mempertahankan sisi kepemimpinan mereka.

Menurut Direktur BusinessGrowth Hyacintha Susanti Jahja, perusahaan harus mempertahankan kualitas pemimpin yang tangkas. Caranya, organisasi menjalankan:

  • 3C Management
  • Kepercayaan
  • Pengembangan leader
  • Engagement system

4 Tip Jalankan Agile Leadership

Webinar SWA Media Inc. bertajuk Indonesia Best CEO 2021, Jumat (16/02/2022), menghadirkan Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA, sebagai star speaker.

Di acara itu, Jahja mempresentasikan Good Leadership for Turbulent Times, termasuk empat kiat menjalankan agile leadership di PT Bank Central Asia Tbk (BCA).

Agility itu kita mau cepat berubah dan menyesuaikan dengan keadaan. Dalam hal ini, kami pikir ada beberapa persyaratan untuk menjalankan agility,” ujar Jahja yang mengawali karier sebagai akuntan di PricewaterhouseCooper.

1) Autonomy

Sebagai pucuk kepemimpin, lanjut Jahja, seorang pemimpin harus berkenan memberikan otonomi kepada karyawannya. Di industri perbankan, pemimpin mendelegasikan otonomi kepada masing-masing kantor cabang.

Itu adalah langkah penting, karena karyawan dapat meningkatkan performanya melalui kebiasaan, ciri khas, dan budaya nasabah setempat. Jika mereka membuat kesalahan, mereka dapat belajar dan memperbaikinya.

“Kita hidup di Indonesia, berbagai wilayah punya ciri khas kedaerahan masing-masing. Kalau semua kita kontrol dari kantor pusat, tidak memberikan wewenang, kadang-kadang jadi orang sok tahu.”

2) Flexibility

Sebagai pemimpin, sebaiknya Anda tidak bersikap otoriter dan bersikeras karyawan harus mematuhi kebijakan baru. Pemimpin harus rutin mendapatkan umpan balik dari nasabah, karyawan, serta mengamati kondisi terkini.

Pemimpin tangkas akan mendorong karyawan untuk mematuhi peraturan atau kebijakan yang telah dibuat, tetapi juga harus bersikap fleksibel. Sebut saja mengevaluasi peraturan kembali dan tidak malu mengubah peraturan.

“Kita berubah karena menyesuaikan keadaan bisnis, situasi, makro ekonomi, dan moneter. Tapi setiap perubahan tolong dijelaskan. Jangan berubah tanpa alasan dan harus ada backup perubahan itu,” kata pria yang resmi diangkat sebagai Presiden Direktur BCA pada 17 Juni 2011.

3) Collaboration

Masing-masing divisi harus memenuhi key performance indicator (KPI), tetapi jangan sampai menimbulkan antar friksi antar divisi dalam prosesnya. Satu hal yang tak kalah penting adalah mereka harus bisa berkolaborasi dalam mencapai tujuan organisasi.

“KPI pasti ada, mana ada perusahaan tanpa KPI? Dalam situasi pandemi seperti ini, kerjasama sangat penting sekali. Saling tenggang rasa, saling menopang, saling menolong. Tidak mungkin satu divisi bisa maju sendirian, kita harus bekerja  bersama.”

4) Understanding

Jahja mengatakan jika menugaskan karyawan, pemimpin harus mengetahui kemampuannya. “Ini penting sekali, jangan sampai mau profit banyak tanpa melihat kapasitas, kemampuan, atau kelayakan target yang kita tetapkan.”

Organisasi dengan agile leadership mampu menghadapi tekanan, bereaksi efektif terhadap perubahan, terbuka terhadap umpan balik, berinovasi untuk kenyamanan pelanggan, tak ragu berkolaborasi, dan pemimpin pun mengelola tim dengan baik.

Semua langkah itu wajib dilakukan oleh semua level, dari pemimpin hingga karyawan, demi kelangsungan dan pertumbuhan organisasi berkelanjutan.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *