Rekrutmen berbasis keterampilan dapat menjadi solusi untuk meminimalisir skill gap.
Dalam proses rekrutmen, ada perusahaan yang mementingkan kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja. Namun, tak sedikit yang berfokus pada keterampilan yang sedang dibutuhkan.
Memang, menjalankan rekrutmen berbasis keterampilan menjadi tantangan bagi tim HR. Namun, ada solusi di balik itu semua.
3 Tantangan Rekrutmen Berbasis Keterampilan
1) Taksonomi keterampilan tidak memadai
Menciptakan dan menetapkan taksonomi keterampilan adalah hal kompleks. Meski demikian, tanpa hal itu perusahaan dapat menghadapi masalah, seperti maalah komunikasi antara karyawan dan manajer.
Taksonomi keterampilan adalah inventaris keterampilan yang memberikan daftar lengkap rangkaian keterampilan yang relevan dengan organisasi dan industri. Ini mencakup semua jenis keterampilan teknis dan nonteknis.
Taksonomi yang tidak memadai akan menghambat kinerja tim. Bahkan hal itu mengakibatkan ketidakcocokan antara keterampilan karyawan dan kebutuhan bisnis, menghambat retensi karyawan, dan tidak mendukung tujuan perusahaan.
2) Kurang dukungan pemimpin dan manajemen
Mendapatkan dukungan luas dari seluruh perusahaan, termasuk manajemen dan jajaran eksekutif, adalah upaya penting untuk menerapkan rekrutmen berbasis keterampilan.
Tim HR perlu merangkul mereka sebagai elemen fundamental dalam proses rekrutmen. Terlebih jika praktik ini selaras dengan misi, visi, dan nilai perusahaan dalam talent management.
3) Waktu rekrutmen terbatas
Tak bisa dipungkiri bahwa waktu rekrutmen cukup terbatas. Terkadang, dalam proses singkat, HR harus mendapatkan kandidat terbaik dan sesuai kriteria.
Namun, HR juga perlu menginvestasikan waktu untuk memahami praktik berbasis keterampilan demi kesuksesan strategi rekrutmen.
Jadi, Anda dan tim dapat membahas tentang definisi keterampilan, ketidakcocokan keterampilan karyawan dengan tujuan bisnis, serta pelatihan yang sesuai rencana bisnis ke depan.
5 Kiat Terapkan Praktik Kerja Berbasis Keterampilan
Sembari perusahaan mengadopsi rekrutmen berbasis keterampilan, tim HR dapat melaksanakan praktik pengembangan bagi karyawan saat ini.
Langkah ini adalah solusi untuk meningkatkan keterampilan yang dimiliki karyawan sekaligus menarik minat kandidat untuk bergabung ke perusahaan.
#1 Mengidentifikasi keterampilan karyawan
Peningkatan keterampilan karyawan saat ini menjadi strategi utama bagi perusahaan untuk menghadapi persaingan pasar kerja yang ketat.
Pemimpin atau manajer perlu mengenali keterampilan yang perlu dikembangkan oleh karyawan. Baik pemberian pelatihan yang mendukung pekerjaan, yang tidak langsung bersinggungan dengan pekerjaan tetapi dibutuhkan oleh perusahaan di masa mendatang, atau berdasarkan potensi karyawan.
#2 Transisi berbasis keterampilan
Menjembatani kesenjangan antara keterampilan yang dimiliki oleh pekerja dan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan perusahaan merupakan tantangan bagi tim HR.
Ketika Anda memiliki karyawan dengan keterampilan layanan pelanggan yang kuat, tetapi mereka masih membutuhkan pelatihan untuk menempati posisi yang lebih tinggi.
Oleh karena itu, manajer dan tim HR perlu memberikan transisi pekerjaan berbasis keterampilan. Misalnya, memberikan pelatihan kepada karyawan bagian customer care selama enam hingga 12 bulan untuk menduduki peran baru sebagai sales associate.
#3 Buat taksonomi keterampilan
HR harus memiliki taksonomi keterampilan yang komprehensif untuk karyawan, kandidat, dan pekerjaan, meliputi keterampilan teknis, nonteknis, dan perilaku berdasarkan industri dan ukuran perusahaan.
Ini diperlukan sebagai panduan standar untuk mengorganisir strategi kompetensi dan keterampilan yang dibutuhkan dalam bisnis. Termasuk membantu pencocokan kandidat dengan pekerjaan.
#4 Ciptakan jalur karier berbasis keterampilan
Mengingat dunia bisnis yang kompetitif, menciptakan jalur karier berbasis keterampilan dapat menumbuhkan lingkungan kerja positif.
Langkah tersebut tidak hanya mendorong pengembangan profesional, tetapi juga meningkatkan semangat kerja karyawan dan mengurangi tingkat turnover.
Tim HR perlu membuat skema bahwa jalur karier ini setara dengan jalur reguler beserta dengan kompensasi dan benefit-nya. Misalnya, full stack engineer setara dengan manajer pemasaran.
#5 Bangun ekosistem dan jaringan
Ekosistem pengembangan karyawan yang melibatkan perusahaan, komunitas, konsultan human resource, dan pemerintah memberikan insentif untuk bekerja sama dan mendukung pekerjaan berbasis keterampilan.
Peran komunitas, misalnya. Mereka dapat menggalang dukungan dari pemangku kepentingan, memfasilitasi transisi pekerja ke peran yang lebih berkompetensi, dan memprioritaskan pelatihan yang cocok dengan permintaan perusahaan.
Penutup
Rekrutmen berbasis keterampilan menjadi fondasi penting dalam upaya perusahaan untuk mendukung pertumbuhan.
Menjalankan rekrutmen seperti ini cukup rumit. Namun, perusahaan dapat menerapkan prinsip rekrutmen berbasis keterampilan guna menghadapi perubahan bisnis yang cepat.
Rekrutmen ini juga menciptakan lingkungan kerja yang berdaya saing, inovatif, dan mendorong pertumbuhan perusahaan terus-menerus
Leave a Reply