Dalam employee referral, bekerja dengan seseorang yang telah dikenal oleh karyawan dapat menunjang produktivitasnya. Sebelum karyawan merekomendasikan orang tersebut, kita sebagai HR atau perekrut menilai kesesuaian orang yang direkomendasikan terhadap peran, seperti keterampilan yang dimiliki oleh kandidat hingga kualifikasi yang dibutuhkan oleh bisnis.
Di balik keuntungan produktivitas, terdapat tantangan yang perlu Anda antisipasi dan/atau selesaikan masalah yang terjadi. Jika tidak, hal itu dapat memengaruhi reputasi perusahaan.
3 Tantangan Employee Referral
Bila perusahaan membutuhkan karyawan baru yang terampil dengan waktu cepat, tim perekrut dapat memanfaatkan employee referral. Dengan program ini, Anda menghemat waktu rekrutmen. Bahkan memungkinkan Anda untuk meminta yang bersangkutan bergabung secepatnya. Jika kondisi ini dibiarkan tanpa evaluasi, bukan tak mungkin berpengaruh terhadap perusahaan yang dipandang tidak memiliki keberagaman, tetapi tantangan rujukan karyawan tak hanya itu saja.
1) Memengaruhi budaya perusahaan
Mempekerjakan seseorang yang sudah dikenal oleh karyawan dapat berinteraksi di tempat kerja, yang memengaruhi budaya perusahaan. Mereka yang saling kenal membentuk kelompok sosial, sehingga ini dapat menjadi kekuatan ketika tim HR harus menjalankan employer branding. Namun, kondisi tersebut cenderung mengubah budaya yang telah ditetapkan, ini bisa berdampak positif atau negatif.
2) Risiko bias
Mempekerjakan seseorang tanpa melihat kualifikasi dan keterampilan–karena ia adalah rujukan dari teman atau saudara karyawan–yang diperlukan oleh bisnis menimbulkan risiko bias. Padahal jika mengecek talent pool, Anda akan menjumpai kandidat yang lebih sesuai dengan bisnis. Kondisi tersebut juga bisa mengakibatkan nepotisme, sehingga merusak kredibilitas perusahaan.
3) Mengurangi keberagaman
Lingkungan kerja yang kurang beragam akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan perusahaan dan favoritism. Meski kandidat masuk dalam kualifikasi pekerjaan, tetapi Anda harus mempertimbangkan risikonya.
4) Ekspektasi tidak akurat
Rekomendasi karyawan sering kali berdasarkan pada koneksi personal. Hal ini bisa menyebabkan ekspektasi yang tidak realistis atau tidak akurat dari manajer kepada karyawan tentang peran dan budaya kerja. Akibatnya, karyawan dapat kecewa, frustrasi, dan berakhir tingkat turnover tinggi.
Baca juga: 3 Langkah Menjalankan Employee Referral
Pertimbangkan 5 Kebijakan Ini Dalam Rujukan Karyawan
Untuk menghadapi tantangan dan/atau meminimalkan masalah employee referral, tim HR perlu membuat kebijakan rekrutmen. Dengan demikian, Anda mudah mengidentifikasi kandidat berpotensi dan karyawan pun akan mempelajari lebih lanjut tentang kompetensi seseorang yang sedang dibutuhkan.
Adapun kebijakan yang bisa Anda pertimbangkan adalah:
- Memiliki kebijakan dan peraturan jelas dalam employee referral
- Pastikan semua kandidat menjalani proses rekrutmen yang sama
- Informasikan kepada karyawan tentang kandidat yang diproses melalui sistem
- Memberikan pengakuan kepada karyawan atas kontribusinya
- Mempunyai metode rekrutmen lain untuk memperoleh kandidat
Artikel selanjutnya: 5 Manfaat Menggunakan Skill Test Dalam Rekrutmen
Employee referral dapat menghemat biaya dan waktu rekrutmen, tetapi cara ini bisa lebih efektif jika dikombinasikan dengan metode, seperti mencari kandidat di platform pencarian kerja, memasang job ads, memberikan skill test, hingga melakukan background checking kepada semua kandidat.
Leave a Reply