Promosi jabatan menjadi salah satu cara untuk memperkuat posisi karyawan di perusahaan. Namun, promosi tidak selalu berjalan lancar.
Benar, penghargaan dan pengakuan adalah aspek penting dalam karier karyawan. Terlebih, penghargaan berupa promosi jabatan akan memberikan posisi dan kompensasi lebih tinggi dibanding sebelumnya.
Namun, promosi tanpa strategi dapat merugikan upaya retensi karyawan. Perusahaan harus memiliki kebijakan lebih holistik dalam pemberian penghargaan kepada karyawan.
Setelah Promosi Jabatan, Kok, Malah Resign?
Penelitian terbaru dari ADP Research Institute (ADPRI) menunjukkan bahwa promosi jabatan memiliki konsekuensi tersembunyi.
Sebesar 29% karyawan meninggalkan perusahaan dalam satu bulan setelah promosi pertama mereka, dibandingkan dengan 18% yang tidak dipromosikan.
Ini tidak berarti bahwa promosi menjadi penyebab karyawan resign. Setelah enam bulan, risikonya pun hampir sama dengan karyawan yang tidak dipromosikan.
Pertanyaannya adalah apa yang mendorong karyawan yang baru dipromosikan untuk ingin keluar? Apa penyebab karyawan resign sesudah naik jabatan?
1) Pelatihan tidak memadai
Ketika perusahaan melakukan promosi jabatan tanpa pelatihan memadai dapat meningkatkan stres kerja pada karyawan. Kondisi ini akan berujung hengkang yang bersangkutan dari perusahaan.
Menurut ADPRI, mereka yang dipromosikan tanpa pelatihan memiliki hampir enam kali lipat risiko keluar dalam sebulan pertama dan lebih dari dua kali lipat dalam sembilan bulan.
2) Berada di level manajerial
Promosi jabatan ke level manajerial memicu keinginan karyawan untuk mencari peluang yang lebih baik di tempat lain.
Ini terjadi karena peran dalam level manajerial lebih banyak tanggung jawab, termasuk mengelola tim. Biasanya, peran ini ditempati oleh karyawan generalis.
Jika aspirasi karyawan menjadi spesialis atau kontributor individu, posisi di manajerial kurang cocok baginya. Hal itu memicu karyawan mundur dari pekerjaan setelah menerima promosi.
3) Promosi datang terlambat
Terkadang, promosi datang terlambat dan karyawan sudah mencari peluang baru. Misalnya, perusahaan tidak pernah memberikan kenaikan jabatan dan gaji lebih dari dua tahun.
jadi, ketika perusahaan memberikan promosi, ia akan menerimanya. Di sisi lain, ia akan melanjutkan proses rekrutmen dengan perusahaan lain.
4) Buka peluang baru
Karyawan yang bertekad mengembangkan kariernya akan membuka peluang baru. Ia akan mengasah keterampilan sembari berjejaring dengan orang seprofesi maupun satu industri. Ia tak peduli perusahaan akan memberikan promosi jabatan atau tidak.
5 Strategi Retensi Karyawan Melalui Promosi Jabatan
Promosi jabatan menjadi salah satu langkah perusahaan untuk meretensi karyawan. Agar upaya ini berjalan lancar, perusahaan memerlukan strategi sistematis dari tim HR.
#1 Mengembangkan jalur karier karyawan
Menurut studi Randstad, 73% pengusaha menganggap pengembangan karyawan penting, tetapi hanya 49% karyawan yang merasa pemimpin mereka menerapkan praktik ini.
Untuk menjalankan strategi retensi karyawan, tim HR dapat mempertimbangkan jalur karier karyawan. Misalnya, karyawan harus memenuhi seperangkat keterampilan dan memiliki peningkatan kinerja dalam waktu tertentu untuk bisa dipromosikan.
#2 Memiliki jenjang karier generalis dan spesialis
Perusahaan perlu memiliki jenjan karier bagi karyawan generalis dan spesialis.
Pasalnya, setiap karyawan memiliki aspirasi berbeda. Ditambah lagi, tidak semua orang ingin menjadi generalis, begitu pula sebaliknya.
Seorang karyawan yang memiliki keterampilan dalam berbagai bidang, baik sebagai generalis maupun spesialis, ini merupakan aset berharga dalam strategi retensi karyawan.
Jika perusahaan mengakomodasi kedua jenjang karier ini, Anda dapat mempertahankan karyawan terbaik dari kelompok generalis dan spesialis. Namun, usaha ini harus diikuti dengan pelatihan serta kompensasi dan benefit.
#3 Memberikan program L&D
Semakin banyak karyawan yang berencana meninggalkan pekerjaan mereka demi peluang yang lebih baik atau ruang untuk berkembang. Bagaimana jika hal itu dilakukan oleh karyawan terbaik Anda?
Perusahaan perlu memberikan program learning and development (L&D) secara berkelanjutan. Misalnya, memiliki program L&D sejak hari pertama karyawan masuk hingga tiga tahun ke depan.
#4 Fokus pada employee engagement
Ketika karyawan merasa dihargai dan didukung oleh perusahaan, keterlibatan mereka akan meningkat.
Oleh sebab itu, tim HR dan manajemen dapat menjalankan employee engagement melalui pemberian penghargaan kepada karyawan berprestasi, memfasilitasi sharing session antar tim, dan melakukan kegiatan team building.
#5 Ruang terbuka untuk berdiskusi
Dalam bekerja, karyawan tak hanya memikirkan promosi jabatan. Namun, ia akan melihat bagaimana perusahaan memberikan ruang untuk berbicara dan berdiskusi dengan aman.
Sebagai jembatan antara pemimpin dan karyawan, tim HR dapat mengajak kedua pihak untuk menyuarakan pendapat tanpa takut dihakimi, dipermalukan, atau dinilai buruk pada kinerjanya.
Dorong pula kedua pihak untuk berkomunikasi terbuka guna mengatasi hambatan dalam bekerja dan memperkuat kualitas tim.
Tak Sekadar Gaji
Pengunduran diri karyawan setelah promosi jabatan bukan hanya disebabkan oleh jumlah gaji. Gaji dan jabatan itu penting.
Namun, yang lebih penting lagi adalah bagaimana perusahaan menghargai kinerja karyawan, termasuk upaya mereka dalam berkontribusi dalam pencapaian tujuan bisnis.
Di sisi lain, perusahaan harus memahami aspirasi karier karyawan dan membicarakannya secara terbuka dengan mereka. Jika tak ada promosi, katakan secara transparan mengenai alasannya.
Leave a Reply