hybrid work

Seberapa Efektif Hybrid Work Setelah Pandemi Usai?

COVID-19 memunculkan strategi model kerja “baru”, yakni remote work, work from home (WFH), dan hybrid work. Dalam hybrid work, karyawan akan bekerja dari rumah dan kantor berdasarkan waktu yang sudah ditentukan bersama tim.

Sistem kerja tersebut menguntungkan perusahaan maupun karyawan, karena perusahaan dapat memangkas bujet penggunaan listrik dan transportasi yang biasanya diperuntukkan karyawan, sedangkan karyawan pun menghemat biaya dan waktu perjalanan (plus macet) ke kantor yang menguras tenaga. Namun, sistem ini tak bisa diimplementasikan oleh semua industri dan peran.

Pengertian Sistem Hybrid Work

Hybrid work adalah model kerja fleksibel yang memungkinkan karyawan bekerja di kantor maupun di rumah. Model ini juga dapat dijalankan bagi pekerja yang sedang bepergian untuk perjalanan bisnis.

Kondisi ini menawarkan kemudahan bagi karyawan, karena mereka dapat bekerja dengan cara yang lebih produktif. Mereka juga bisa mengerjakan tugas kantor dan menghadiri rapat virtual sambil menjaga keluarga di rumah. Dengan kata lain, mereka tetap bisa produktif meski bekerja secara hibrida.

Menurut survei Mercer terhadap 800 pemimpin HR, sebesar 94% karyawan di perusahaan mereka menjadi lebih produktif saat bekerja jarak jauh. Survei Great Place to Work pada 800.000 karyawan menunjukkan bahwa peralihan remote work selama pandemi telah meningkatkan produktivitas sebesar 6%.

Artikel terkait: Mengatur Model Kerja Masih Menjadi Tantangan HR

Dampak Hybrid Work Terhadap Perusahaan & Karyawan

Hybrid work vs. WFO

Ya, sistem kerja hibrida bermanfaat bagi karyawan, karena kondisi tersebut memberikan fleksibilitas kerja sehingga meningkatkan produktivitas dan kepuasan karyawan.

Survei Hybrid Work Study menemukan sebanyak 81% orang Kanada mengatakan bahwa kebijakan fleksibilitas kerja akan memengaruhi mereka tetap bekerja di perusahaan tersebut atau tidak, tetapi sebesar 61% perusahaan menetapkan karyawan untuk work from office (WFO). Bagaimana dengan perusahaan?

Ketidakpastian dalam karier

Di sisi lain, model kerja hibrid memberikan kekhawatiran pada karyawan tentang ketidakpastian berkarier di perusahaan. Bagi mereka, karyawan yang WFO memiliki peluang pertumbuhan karier lebih baik, karena pemimpin akan lebih memperhatikan kinerja karyawan yang berada di kantor dibandingkan yang bekerja dari rumah.

Bahkan hal ini diperkuat oleh CIO State of Nebraska, yakni perusahaan yang kurang berinteraksi tatap muka dengan karyawan, maka mereka kurang memperhatikan pertumbuhan dan pengembangan profesional kepada asetnya.

CEO Salesforce Marc Benioff mengatakan jika karyawan jarak jauh merusak produktivitas perusahaan. Ia menambahkan bahwa ada kemungkinan perusahaan lain mengalami kegagalan, karena sulit mengarahkan dan mengatur karyawan jarak jauh agar bekerja secara produktif dan kreatif.

Baca juga: 5 Cara Mengatasi Kesepian Di Tempat Kerja

Hybrid Work, Masihkah Efektif?

hybrid work, work from anywhere

2022 

Jumlah karyawan yang bekerja secara hibrida meningkat secara bertahap saat pandemi, yakni dari 13% menjadi 24% dari Februari hingga Mei 2022. Sebesar 84% karyawan yang bekerja remote mengatakan jika mereka lebih memilih bekerja secara hibrida dari rumah dan berdasarkan lokasi kerja mereka.

Survei lain yang dilakukan oleh McKinsey, sebanyak 58% karyawan merasa produktivitas mereka semakin meningkat karena bekerja secara hibirida. Data ini juga mengklaim bahwa inklusi dan keragaman di tempat kerja lebih meningkat diikuti dengan kepuasan pelanggan yang terus naik. Alhasil, karyawan merasa model kerja hybrid bermanfaat bagi kehidupan mereka dan berjalan secara efektif.

2023

Secara umum, 66% petinggi perusahaan mempertimbangkan untuk mengatur ulang ruang kantor untuk hybrid work. Lebih dari 97% perusahaan melaporkan bahwa mereka tidak akan mengurangi gaji untuk sebagian karyawan jarak jauh.

Namun, 21% perusahaan akan menyesuaikan gaji sehubungan dengan kontribusi karyawan, letak geografis, serta kekhawatiran tentang budaya perusahaan. Dalam penentuan gaji remote work, 25% perusahaan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti daya saing di luar dan di dalam perusahaan serta biaya hidup.

Artikel selanjutnya: Seberapa Penting Tempat Kerja Inklusi?

Bagaimana Hybrid Work Di Indonesia?

Hybrid work di Indonesia memperlihatkan halpositif, yaitu sebanyak 56,4% kualitas kerja karyawan meningkat dan 53,4% produktivitas bertambah, menurut Cisco. Dengan model kerja ini, 58,7% pengetahuan dan keterampilan kerja karyawan diketahui meningkat, begitu pula dengan hubungan kerja dan sikap mereka mengalami kenaikan sebesar 46,8%.

Pemerintah Indonesia telah mengumumkan kebijakan bekerja dari mana saja atau work from anywhere (WFA) untuk mendorong produktivitas.

Asian Development Bank (ADB) melaporkan bahwa ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh sebesar 5,0% pada 2022 dan 5,2% pada 2023 karena permintaan domestik yang terus naik. Untuk mencapai hal ini, Indonesia harus memanfaatkan digitalisasi untuk meningkatkan produktivitas karyawan hybrid-nya.

Namun, model kerja ini tidak dapat diterapkan kepada semua perusahaan di Indonesia. Ada beberapa peran dan industri mengharuskan karyawan bekerja dari kantor atau terjun langsung ke lapangan untuk menjumpai pelanggan.

Rekomendasi berikutnya: ChatGPT: Alat Efisien Untuk Pekerja, Adakah Risikonya?

Mengingat tak sedikit angkatan kerja saat ini menginginkan hybrid atau remote work, maka perusahaan yang memiliki kebijakan tersebut akan lebih memenangkan kandidat berpotensi dibanding yang tidak. Meski demikian hal itu harus diikuti dengan peraturan dan informasi jelas agar tak membingungkan karyawan.

Bagi Lynda Gratton, profesor di London Business School, model kerja hibrida adalah bagian dari desain pekerjaan. Artinya, saat menjalankan hybrid work, perusahaan harus mampu meningkatkan kolaborasi dan energi karyawan, sehingga mereka lebih produktif. Sebut saja, mereka lebih fokus terhadap pekerjaan, karena tak memikirkan kemacetan di jalan atau kesulitan berkendara kala musim hujan.


Posted

in

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *