Idealnya, setiap perusahaan memiliki risk management. Sebab semua bisnis bakal menghadapi risiko selama usahanya beroperasi.
Demikian pula dengan tim human resource (HR) yang harus memiliki risk management. Karena tim akan menghadapi masalah tentang kepegawaian dan organisasi. Misalnya, protes karyawan terhadap kenaikan gaji atau ketidaksetujuan pada kebijakan baru.
Menurut PECB University, HR risk management akan menganalisis risiko karyawan yang berdampak pada kelangsungan bisnis perusahaan.
Fokus utama HR risk management adalah untuk mengawasi kinerja seluruh pegawai untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, memitigasi, dan mencegah risiko ketenagakerjaan di masa mendatang. Mengingat masalah ketenagakerjaan bukan hal mudah untuk dihadapi.
Apa Yang Dimaksud Dengan HR Risk Management?
Jika dijelaskan secara sederhana, HR risk management berfungsi untuk mengidentifikasi potensi risiko usaha yang berkaitan dengan ketenagakerjaan. Dengan demikian tim HR dapat meminimalisir masalah tersebut akan atau baru muncul.
Mungkin terdengar sepele, tetapi perusahaan yang tidak serius memitigasi risiko yang berkorelasi dengan kepegawaian akan menghadapi masalah pelik. Baik dari penurunan pendapatan, menjatuhkan reputasi perusahaan, hingga aspek lain dalam bisnis.
HR risk management bertujuan untuk memprediksikan dampak dan skenario yang mungkin terjadi untuk meminimalisir situasi yang tidak diinginkan serta memiliki solusi yang adekuat bagi perusahaan.
HR risk management dapat berfungsi sebagai pencegahan sebelum masalah muncul. Berikut ini, praktik HR risk management:
Avoidance
Avoidance adalah ketika HR menghindari sikap, keputusan, atau perbuatan yang berpotensi meningkatkan risiko
Retention
Ketika HR menerima dan mengakui risiko yang ada, karena menghindari risiko akan memperburuk keadaan.
Pencegahan kerugian
Pencegahan kerugian akan dilakukan oleh ketika sautu maslaah tidak bisa dihindarilagi. Tim HR harus bertindak untuk meminimalisir kerugian yang lebih tinggi.
Transfer
Ketika HR mendelegasikan pemecahan atau penanganan masalah kepada pihak ketiga, karena kewenangan yang bisa diambil oleh mereka lebih besar dibanding tim HR.
Area HR Risk Management
Seperti yang telah diulas di atas, HR risk management untuk memitigasi potensi risiko dari sisi kepegawaian. Artinya, semua ranah kewenangan HR adalah area risk management dapat dipraktikkan oleh tim HR.
Rekrutmen
Ada risiko yang mungkin terjadi dalam proses rekrutmen. Salah satunya adalah risiko diskriminasi terhadap kandidat.
Untuk menghindari diskriminasi, tim HR dapat memberikan pelatihan kepada perekrut untuk mengetahui bias-bias yang harus dihindari selama proses rekrutmen berlangsung. Mulai dari menyortir resume hingga sesi interview kerja.
Risiko tenaga kerja
Selalu ada risiko tenaga kerja di dalam perusahaan. Sebut saja karyawan burnout, tingkat turnover tinggi, pelecehan di lingkungan kerja, employee engagement rendah, hingga PHK karyawan.
Pengelolaan data
Kebocoran data ada di mana-mana, tetapi jangan menganggap hal ini sebagai suatu kewajaran.
Tim HR harus mengelola kerahasiaan data kandidat sekaligus pegawai sebaik-baiknya agar tidak bocor atau disalahgunakan oleh pihak lain. Karena data tersebut adalah data perusahaan yang bersifat rahasia.
Compliance
Tim HR harus memastikan semua hal kegiatan ketenagakerjaan sesuai regulasi.
Tim wajib memantau kebijakan dan operasional terkait tenaga kerja mematuhi peraturan pemerintah dan UU Ketenagakerjaan. Pastikan pula tim Anda mengikuti perkembangan terkini tentang regulasi ketenagakerjaan.
Etika
Tim HR harus mengedepankan etika di lingkungan kerja.
Tak hanya untuk tim Anda saja, tetapi juga dorong karyawan lain untuk bekerja sesuai etika. Penerapan tata kelola karyawan dan prosesrekrutmen secara etis akan mencegah risiko konflik di masa mendatang.
Learning and development
HR harus memastikan bahwa semua karyawan mendapatkan akses untuk perkembangan kariernya. Baik mengikuti program learning and development , mentoring, coaching, juga promosi jabatan.
Kompensasi dan benefit
Tim HR mesti memastikan bahwa pemberian paket kompensasi dan benefit karyawan sejalan dengan perkembangan pasar tenaga kerja dan sesuai regulasi.
Tim juga wajib menentukan paket tersebut diterima karyawan dengan adil berdasarkan tahun kerja, prestasi, jabatan, dan/atau tingkat pendidikan.
Merger dan akuisisi
Proses merger dan akuisisi berpotensi menimbulkan konflik di segi organisasi dan kepegawaian.
Tak jarang, terdapat karyawan resign setelah perusahaan mengakuisisi perusahaan lain. Adalah tugas tim HR untuk memastikan karyawan melewati proses dan perubahan dengan baik.
K3
Setiap perusahaan memiliki standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Hal ini melindungi karyawan dari hal-hal tak diinginkan di lingkungan kerja.
Tugas tim HR adalah mendorong perusahaan memenuhi standar K3 sesuai UU Ketenagakerjaan dan PP 50 Tahun 2012.
Peran HRD Dalam Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)
Peran HR Dalam Risk Management

Bagaimana HR berperan dalam risk management?
Menangani isu ketenagakerjaan
Tentu, peran tim HR dalam risk management adalah menangani isu-isu ketenagakerjaan yang dihadapi oleh perusahaan.
Sebut saja, stress management, retensi karyawan, turnover tinggi, serta mengelola relasi antar pelaku industri. Sebab hal-hal tersebut akan berdampak pada kelancaran usaha.
Membuat rencana risk management
Terkadang ada risiko bisnis yang berpengaruh terhadap kondisi ketenagakerjaan. Jika hal seperti ini terjadi, maka tim HR bertugas menyusun rencana risk management untuk menanganinya.
Tim wajib menangani banyak risiko kerja yang dihadapi oleh karyawan. Misalnya, kecelakaan kerja, kematian pekerja, diskriminasi kandidat, dan lainnya.
Diskriminasi Di Tempat Kerja: Ini Cara Menghentikannya
Cara Mengurangi Risiko di Tempat Kerja
Risiko dapat dicegah, sehingga potensi kemunculannya dapat ditekan sedini mungkin. Ada cara-cara yang bisa dilakukan oleh tim HR untuk meminimalisir kemunculan risiko di tempat kerja.
#1 Mengembangkan rencana rekrutmen
Buatlah rencana rekrutmen yang sesuai dengan kebutuhan dan kesanggupan perusahaan. Terburu-buru dan melaksanakan rekrutmen tanpa perencanaan yang jelas berpotensi membuat prosedur berantakan.
#2 Pahami regulasi pemerintah
Pastikan Anda dan tim memahami informasi dengan baik, terutama mengenai regulasi ketenagakerjaan dan perubahannya. Peraturan sering kali berubah-ubah, karena pemerintah menyesuaikannya dengan kondisi dalam negeri dan industri.
#3 Ikuti undang-undang
Seperti yang telah disinggung di atas. Ikuti perubahan regulasi ketenagakerjaan. Pastikan, perusahaan tidak melanggar peraturan pemerintah maupun undang-undang.
Misalnya, perusahaan wajib membayar karyawan sesuai upah minimum kota atau propinsi (UMK/P) dan perusahaan wajib mengikuti regulasi jika tidak sanggup membayar pegawai sesuai UMK.
#4 Buat proses onboarding menyenangkan
Proses onboarding karyawan baru harus menyenangkan.
Tujuannya adalah menyambut kehadiran mereka agar lebih mengenal budaya perusahaan sekaligus memberikan employee experience yang positif. Jika ada pelatihan khusus bagi karyawan baru, pastikan prosesnya berjalan dengan baik.
#5 Bangun budaya perusahaan yang positif
Budaya perusahaan yang positif membuat karyawan betah dan senang bekerja di perusahaan Anda.
Tim HR dapat mengadaptasi budaya perusahaan dalam memperlakukan karyawan dengan baik, merespon pertanyaan karyawan, mengecek kondisi karyawan secara berkala, hingga mengidentifikasi karyawan yang sedang mengalami masalah.
Membangun Budaya Perusahaan dengan 8 Cara Ini
Penutup
Risk management tidak hanya dilakukan jajaran manajerial maupun tim public relation saja. Tim HR pun wajib memilikinya guna meminimalisir risiko ketenagakerjaan.
Oleh karena itu, tim HR harus mampu mengidentifikasi potensi risiko yang akan muncul, memiliki manajemen risko dengan baik, serta mengetahui pihak yang akan terlibat dalam pengambilan keputusan.
Leave a Reply