Mindfulness-Based Business HRPods

Review HR: ONE Garudafood Dan Mindfulness-Based Business

Tak banyak perusahaan FMCG yang terkenal dengan lingkungan kerja serba cepat menerapkan mindfulness-based business. Bahkan filosofi tersebut dikomandoi oleh tim human capital (HC). Peran mereka tak sekadar merekapitulasi presensi dan menghitung gaji karyawan saja, juga bertindak mendistribusi pemahaman budaya, nilai, dan falsafah organisasi kepada seluruh karyawan.

PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk., perusahaan yang telah berdiri sejak 1958 memiliki filosofi yang sangat spiritual, tetapi bersifat universal dalam menjalankan bisnisnya. Dalam Review HR kali ini, Andika Rajasa, Head of Human Capital & General Affairs, meninjau budaya organisasi dan praktik mindfulness-based business kepada HRPods, Jumat (23/06/2023), di Wisma Garudafood Group, Jakarta.

Budaya ONE Garudafood

Menurut Andika, filosofi Garudafood berasal dari semangat dari pendirinya, yakni sukses itu lahir dari kejujuran, ketekunan, dan keuletan yang diiringi dengan doa. Filosofi itu tertuang dalam budaya organisasi dengan peaceful and dynamic. Kemudian terbungkus dalam satu pesan, ONE Garudafood, yang juga modal dasar menjalankan mindfulness-based business.

Praktik mindfulness di perusahaan bukanlah hal baru. Pada 2007, Google telah mengembangkan program pelatihan internal seputar mindfulness bagi karyawannya. Chade-Meng Tan mengembangkan Search Inside Yourself (SIY). Program bertujuan untuk menemukan kedamaian batin dan menjernihkan pikiran, sehingga karyawan Google mampu mengelola stres serta hal-hal negatif.

Pada 2012, Tan mendirikan Search Inside Yourself Leadership Institute (SIYLI) bersama Marc Lesser dan menjalin kerja sama dengan Google. Sejak itu, metode SIY banyak diadopsi oleh berbagai perusahaan, seperti Twitter, Facebook, Apple, dan Salesforce.

Sementara itu, mindfulness-based business di Garudafood telah dipraktikkan sejak 2008.

Berdasarkan buku dengan judul sama karya Sudhamek AWS, hakikat mindfulness-based business merupakan wahana berbuat baik penuh kebermaknaan kepada stakeholders dan profit adalah indikator dari efektivitas serta efisiensi dalam memanfaatkan segala sumber daya perusahaan untuk menciptakan kebermaknaan tersebut.

Praktik Mindfulness-Based Business

Andika Rajasa, Head of Human Capital & General Affairs PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. Foto: Dok. Pribadi.

Nilai interdependent co-arising

Sebelum mengulas tentang praktik mindfulness-based business, Andika menjelaskan bahwa peaceful and dynamics culture akan berpadu dengan nilai interdependent co-arising.

Ini adalah cara pandang yang melihat segala sesuatu di alam semesta saling terkait serta bergantung.

Selain itu, perusahaan juga menanamkan mentalitas dasar–yang menjadi nilai perusahaan–kepada karyawannya. Nilai tersebut mendorong mereka untuk memahami makna kehidupan dan pekerjaan secara tepat. 

Adapun nilai perusahaan berdasarkan interdependent co-arising adalah:

1. Be grateful to God

2. Winning spirit

3. Service to stakeholder

4. Creativity and innovations

5. Continuous improvement

“Untuk menjadi perusahaan interdependent co-arising, kami harus menjalankan kejujuran, ketekunan, dan keuletan diiringi dengan doa dan menanamkan lima values dasar,” jelas Andika yang telah berkarier di Garudafood selama 11 tahun.

Mulai dengan hening

Praktik dasar nan mudah mindfulness adalah bernapas. Ya, melatih pernapasan.

Seseorang dapat fokus pada napas masuk dan keluar. Kondisi itu menimbulkan kesadaran bahwa ia berada di sini dan saat ini atau here and now.

Begitu pula di Garudafood, melakukan mindfulness dimulai dengan hening yang melibatkan tarikan dan hembusan napas.

Hening, menurut Andika, bertujuan untuk menyediakan jeda antara stimulus dan respons. Ini juga melatih awareness seseorang di mana pun tempatnya.

“Setiap meeting internal, kami akan memulai dengan hening, yaitu menarik tujuh kali napas supaya kami fokus, be here and be present, kemudian meeting ditutup dengan doa.”

Pelaksanaan Budaya Organisasi Dalam Pekerjaan

Mindfulness-Based Business Garudafood
Foto: Dok. Garudafood.

Budaya ONE Garudafood tak hanya melatarbelakangi praktik mindfulness.

Budaya ini dijalankan oleh seluruh karyawan dalam pekerjaan sehari-hari. Salah satu implementasi yang terlihat jelas dari ONE adalah saat pandemi COVID-19.

ONE menjadi esensi we are in this together untuk mendukung karyawan di garda terdepan bisnis. Mereka terdiri dari karyawan sales, distribusi, operasional, dan tim cepat tanggap.

Ketika ada salah satu karyawan yang memiliki gejala COVID-19, maka ia harus segera tes. Jika hasil tes positif dan harus dirujuk ke rumah sakit, karyawan akan ditangani oleh rumah sakit setempat.

Jika rumah sakit tidak dapat menanganinya, tim cepat tanggap perusahaan yang membantu karyawan untuk mendistribusikan obat, vitamin, makanan, hingga memonitornya.

“Karyawan sales kami banyak di daerah tingkat dua seperti Maumere, Kotamobagu, Luwuk, Pariaman, dan lainnya. Jadi, kami tanamkan ke teman-teman bahwa we are in this together and we are here untuk mendukung mereka yang ada di operation.”

Di lingkungan perusahaan, tim Andika pun menjalankan protokol kesehatan secara ketat. Langkah tersebut sebagai upaya preventif bagi diri sendiri, rekan kerja, dan keluarga yang menunggu di rumah.

Perusahaan ingin membangun disiplin karyawan terhadap kesadaran terhadap kesehatan. Bahkan Andika sering mengeluarkan surat peringatan bagi mereka yang tidak memakai masker,

Saat pemerintah telah memperbolehkan kegiatan usaha beroperasi sepenuhnya, Garudafood memberlakukan work from office. Ini adalah bagian dari fungsi head office dan ONE yang mendukung penuh tugas karyawan di lapangan.

“Kalau our operation harus berjalan full time, maka kami pun akan memberikan service ke mereka dengan full time. Menjalin koneksi tatap muka dengan rekan kerja tidak akan tergantikan, meski sekarang ada teknologi komunikasi.”


Posted

in

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *