Recruiter adalah orang yang bertanggung jawab mengakuisisi kandidat untuk mengisi posisi kosong yang ditinggalkan oleh karyawan sebelumnya.
Tugas recruiter terkesan sepele, yakni hanya merekrut. Mulai dari mengunggah job ads, memanggil kandidat, dan mewawancarinya.
Seiring zaman berkembang, dunia rekrutmen menghadapi berbagai tantangan. Ia harus menghadapi talent war sekaligus menurunkan rasio turnover.
Karena recruiter adalah garda terdepan yang memenuhi keterisian struktur perusahaan sesuai kebutuhan.
Definisi Recruiter, Posisi Seperti Apa Di Perusahaan?
Business Directory mengartikan recruiter sebagai individu yang bertugas menangani pembukaan lowongan di perusahaan. Mereka akan aktif mencari atau meminta kandidat berkualitas untuk mengisi posisi kosong.
Selanjutnya, recruiter akan meninjau resume kandidat dan melihat pengalaman kerja, menjalankan interview, penawaran gaji, hingga memastikan penerimaan yang bersangkutan.
Definisi lain menyebutkan, recruiter adalah individu yang bertugas mencari kandidat terbaik berdasarkan permintaan dari perusahaan dan menjalankan proses rekrutmen.
Sedangkan tanggung jawab recruiter adalah:
- Bertemu dengan user untuk mendiskusikan lowongan pekerjaan yang dibutuhkan oleh perusahaan
- Mengumpulkan data kandidat-kandidat untuk pre-screening
- Mempertemukan kandidat dengan user
- Melakukan background checking di proses akhir rekrutmen
Selain itu, recruiter adalah brand ambassador perusahaan secara tidak langsung. Karena mereka menjadi narahubung antara kandidat dan perusahaan, agar mereka bisa bernegosiasi.
Intinya, recruiter bertugas menangani proses rekrutmen dari awal hingga akhir atau ketika kandidat menjadi karyawan baru.
Kondisi Terkini Rekrutmen
Menurut studi Jobvite’s 2021 Recruiter Nation’s Report, 93 persen perusahaan mengatakan tengah menaikkan level kepegawaian dan membuka rekrutmen dengan gencar. Angka ini naik 13 persen sejak 2020.
Namun, sejak pandemi berlangsung, terjadi perubahan begitu pesat. Prioritas dan ekspektasi kandidat mulai bergeser.
Masih dari Jobvite, sebanyak 59 persen recruiter mengatakan bahwa perusahaan mereka mengalami peningkatan turnover sejak pandemi.
Penyebabnya adalah jumlah kandidat berkualitas sesuai dengan ekspektasi perusahaan menurun. Kendati terdapat ribuan lowongan pekerjaan yang tersedia, recruiter sulit menemukan “jodoh” yang tepat.
Selain itu, perubahan paling terasa adalah ekspektasi karyawan. Pencari kerja lebih memilih pekerjaan yang mendukung ekspektasi mereka secara personal.
Hal itu menciptakan talent war yang makin ketat. Kandidat berani menolak tawaran, sekalipun mereka sangat membutuhkan pekerjaan.
Jadi, recruiter dan perusahaan harus piawai beradaptasi memenuhi ekspektasi pencari kerja.
3 Tipe Recruiter
Biasanya, tipe recruiter dibagi berdasarkan industri.
Pada kenyataannya, recruiter dapat bekerja di industri apa saja. Karena semua perusahaan membutuhkan proses rekrutmen.
Internal recruiter
Internal atau in-house recruiter adalah seseorang yang bekerja di perusahaan, di industri apa pun. Tugasnya menjalankan rekrutmen untuk perusahaan atau tempat kerjanya.
Biasanya, internal recruiter dipekerjakan oleh perusahaan besar, karena kebutuhan karyawan tinggi, posisi pekerjaan dinamis, dan melakukan pencarian kandidat untuk posisi kosong. Ia berstatus karyawan perusahaan, yang menerima gaji, kompensasi, dan benefit bulanan.
Perusahaan kecil, biasanya, tidak memiliki staf khusus rekrutmen karena keterbatasan biaya. Contohnya, rumah makan skala kecil tidak memiliki recruiter, karena tidak membutuhkan banyak karyawan dan pemilik akan merekrut karyawan sendiri.
Eksternal recruiter
Eksternal recruiter adalah seseorang yang bekerja di recruitment agency atau perusahaan head hunter. Mereka menyediakan jasa pencarian kandidat untuk perusahaan klien.
Ada beragam tipe recruitment agency yang fokus pada industri tertentu, posisi eksekutif, atau contingency agency. Spesialisasi tersebut untuk merespons tren kebutuhan industri yang membutuhkan keahlian dan kualifikasi tertentu.
Recruiter bisa bekerja di mana saja
Rekrutmen adalah bidang pekerjaan universal yang dibutuhkan oleh semua jenis industri.
Karena semua perusahaan—apa pun bentuk bisnisnya—pasti akan membutuhkan karyawan untuk menjalankan bisnisnya. Bahkan, lembaga nonprofit sekalipun membutuhkan recruiter untuk mencari kandidat yang dibutuhkan.
7 Tanggung Jawab Recruiter
Secara sederhana, tanggung jawab seorang recruiter adalah keseluruhan proses rekrutmen hingga ke mempersiapkan kandidat terpilih untuk menjalani onboarding karyawan baru.
Berikut ini, tanggung jawab recruiter:
#1 Menentukan kebutuhan staf
Pekerjaan pertama recruiter adalah menentukan kebutuhan staf di perusahaan, termasuk mengetahui posisi yang harus diisi dan membuat job description masing-masing posisi yang sedang kosong.
Recruiter juga mempersiapkan informasi detail tentang besaran gaji, kompensasi dan benefit, kultur kerja dan gaya manajemen perusahaan, struktur jabatan untuk posisi terkait, dan lain-lain.
Recruiter membutuhkan strategi rekrutmen, karena banyak kondisi yang memengaruhi proses pencarian kandidat. Misalnya:
- Lokasi kantor yang jauh akan sulit menarik perhatian kandidat
- Nama perusahaan yang kurang populer susah mendapatkan kandidat terbaik
- Beberapa posisi spesifik terkadang sulit untuk diisi
- Perusahaan yang terkenal dengan rasio turnover tinggi sulit memperoleh kandidat
- Ada kalanya, perusahaan membutuhkan kandidat yang beragam, dari jenis kelamin, suku, latar belakang pendidikan, pengalaman, dan lainnya
Dari poin di atas, recruiter harus memikirkan strategi agar proses rekrutmen berjalan lancar dan perusahaan berhasil mendapat kandidat yang tepat.
#2 Screening kandidat
Recruiter akan menerima dan menyaring resume kandidat.
Tugas ini sama sekali tidak mudah, karena Anda akan menerima ratusan atau ribuan resume. Anda harus menelaah pengalaman kerja, keahlian, dan gaji di perusahaan lama untuk membandingkannya dengan kebutuhan perusahaan.
#3 Melakukan interview kerja
Ketika recruiter menjalankan interview, ia akan mewawancarai kandidat untuk memeriksa kesesuaian informasi yang dicantumkan di resume.
Anda juga akan menjadwalkan pertemuan dengan user dan kandidat sesi interview kerja kedua. Anda dan user dapat bertanya mengenai keterampilan, pengalaman kerja, dan alasan berhenti bekerja.
#4 Meninjau ulang kandidat yang cocok
Setelah interview, Anda dan user akan membahas kesesuaian kandidat dengan kebutuhan perusahaan. Misalnya, apakah pengalaman kerja kandidat tepat untuk perusahaan, apakah ia bersedia di tempatkan di luar kota, apakah kandidat mampu menerima beban kerja di perusahaan, dan sebagainya.
#5 Melakukan background checking
recruiter bertanggung jawab dalam background checking kandidat, seperti:
- Mengecek akun media sosial kandidat untuk melihat apakah ia pernah menyinggung SARA yang bertentangan dengan nilai perusahaan
- Menelepon HR perusahaan lama untuk mengonfirmasi sikap kandidat, apakah ia pernah melakukan fraud dan/atau tindak kekerasan terhadap rekan kerja
- Mengecek keaslian ijazah di universitas atau lembaga pendidikan atas nama kandidat
Recruiter wajib melakukan poin ini. Karena perilaku kandidat yang dianggap tidak pantas bisa memengaruhi reputasi perusahaan. Jangan sampai Anda ‘membeli kucing dalam karung’.
#6 Tidak terjadi bias
Recruiter harus memastikan agar tidak terjadi bias dalam proses rekrutmen. Resume berjumlah ribuan berpotensi menimbulkan bias. Bias bisa berupa gender, keyakinan, penampilan fisik, universitas kandidat, dan lainnya.
#7 Menjalin networking
Recruiter harus memperbarui tren pasar tenaga kerja secara berkala. Tak terkecuali regulasi ketenagakerjaan terbaru.
Networking adalah cara HR untuk mengetahui isu tenaga kerja dan informasi untuk mencari kandidat di masa mendatang. Datangi job expo, berkenalan dengan penanggung jawab job portal, hingga bergabung ke komunitas HR.
Keterampilan Wajib Dikuasai Oleh Recruiter Adalah Ini!
Recruiter perlu menguasai beragam keterampilan.
Salah satunya adalah mampu berkomunikasi yang baik. Keterampilan itu Anda perlukan untuk menjembatani antara perusahaan dengan kandidat. Keterampilan lain yang wajib dikuasai recruiter adalah:
1. Memahami teknologi rekrutmen
Banyak perusahaan yang menggunakan teknologi untuk mempermudah proses rekrutmen. Biasanya, ini terjadi di perusahaan besar yang kerap menerima ribuan lamaran.
Jadi, recruiter wajib memahami piranti lunak applicant tracking system (ATS) dari cara mengoperasikan dan fitur-fiturnya serta memahami fitur job portal yang sesuai kebutuhan perusahaan.
2. Memahami teknik interview
Recruiter wajib memahami teknik interview kerja. Anda harus mampu menggali beragam informasi penting, tetapi tanpa mendiskriminasi kandidat dan mewawancarai secara efisien.
3. Membuat employer branding
Recruiter tak sekadar karyawan di tim HR, tetapi juga seorang marketing yang mempromosikan perusahaan kepada kandidat. Yakinkan kandidat bahwa perusahaan Anda adalah tempat terbaik untuk meniti karir.
4. Listening skill
Recruiter akan banyak berbincang dengan kandidat. Maka, ia harus memiliki listening skill yang mumpuni. Bukan sebatas hearing, tetapi mencerna semua informasi yang disampaikan.
5. Communication skill
Karena recruiter bekerja dengan banyak pihak, maka Anda perlu mempertajam communication skill untuk menciptakan candidate experience positif. Hal itu juga memengaruhi kandidat menerima pekerjaan dari perusahaan atau tidak.
6. Fleksibel
Karena proses rekrutmen cukup panjang dan melelahkan, maka recruiter dituntut untuk bekerja fleksibel untuk mengakomodir kebutuhan semua pihak yang terlibat. Jika tidak, Anda akan mengalami kelehahan kronis.
Penutup
Perusahaan membutuhkan recruiter untuk memacu bisnis. Caranya, merekrut kandidat terbaik untuk mendukung bisnis perusahaan.
Namun, Anda juga perlu memahami perubahan di luar sana, tantangan yang dihadapi oleh perusahaan, serta tren ketenagakerjaan. Dan, pastikan kebutuhan perusahaan terhadap karyawan baru berjalan sesuai compliance.
Leave a Reply