Jika karyawan enggan berubah, pemimpin dan manajemen perlu menjalankan strategi perubahan bagian dari budaya organisasi. Ya, kita harus mengakui bahwa orang-orang menyukai hal baru, tetapi jika mereka berada di dalam proses perubahan, mereka akan menolaknya.
Kenapa kondisi itu terjadi? Di lingkup profesional, ketika organisasi mengubah komponen utamanya, seperti company culture, merger dan akuisisi, atau model bisnis akan mengubah kebiasaan bekerja karyawan. Perubahan tersebut memakan waktu dan usaha, sehingga mengganggu kebiasaan mereka. Siapa yang salah? Kita tak bisa menyalahkan siapa pun, tetapi perubahan membutuhkan upaya kolektif, yang dimulai dari pemimpin untuk membudayakan perubahan di lingkungan perusahaan.
Terapkan Perubahan Bagian Dari Budaya Organisasi
Biasanya, perubahan organisasi identik dengan peralihan besar, seperti merger dan/atau akuisisi. Namun, ini juga merujuk pada perubahan kecil, seperti perubahan SOP dan penambahan karyawan baru.
Mengingat dunia bisnis cepat berubah, maka pemimpin dan manajemen perlu menerapkan perubahan menjadi bagian dari budaya organisasi. Biasanya, budaya ini akan tertuang dalam nilai-nilai perusahaan yang wajib diimplementasikan dalam proses penyelesaian tugas sehari-hari.
Misalnya, perusahaan memiliki nilai teamwork, sehingga dalam menjalankan pekerjaan, semua orang–baik karyawan dan pemimpin–harus berkomunikasi secara jelas dan konsisten guna menyelaraskan tim terhadap tujuan organisasi. Ketika perusahaan menjalani perubahan organisasi, maka pemimpin akan menjelaskan tujuan, manfaat, dan hasil yang diharapkan dari hal itu hingga serta peran dan tanggung jawab setiap anggota tim.
Pemimpin perlu mendengarkan masukan serta menanggapi masalah yang dihadapi oleh timnya. Ia pun harus melibatkan tim dalam proses pengambilan keputusan pada lingkup wewenang dan tanggung jawab mereka. Langkah tersebut dapat meningkatkan sense of ownership karyawan kepada pekerjaannya.
Artikel terkait: 4 Alasan Perubahan Organisasi & Pendorongnya
5 Poin Ini Dapat Diubah Oleh Organisasi
Menerapkan perubahan dengan cara tepat dapat menghasilkan manfaat luar biasa bagi organisasi, salah satunya adalah bisnis berkembang pesat. Namun, untuk memiliki manfaat itu, organisasi perlu melaksanakan strategi perubahan secara efektif, termasuk memilih poin mendukung perubahan. Poin-poin apa saja yang dapat diubah?
1. Visi
Visi perusahaan berisikan tentang tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Mengubah visi akan mendorong perubahan pada cara bisnis beroperasi, sehingga manajemen wajib menentukan pendekatan terhadap tujuan dan sasaran mendatang. Hal ini guna menumbuhkan kejelasan tentang masa depan perusahaan.
2. Strategi
Perusahaan yang mengubah strategi bisnis agar usaha komersial mereka berjalan jangka panjang dan berkelanjutan. Sebelum menjalankan perubahan, perusahaan akan menganalisis variabel terlebih dahulu, seperti harga, distribusi, produk, pengemasan, dan promosi. Perusahaan juga akan melakukan pendekatan pada salah satu bidang marketing untuk mendorong peningkatan efisiensi dan laba.
Baca juga: Optimalkan Kinerja Bisnis dengan Strategic Planning
3. Teknologi
Mengubah penggunaan teknologi juga berdampak pada perubahan organisasi, terutama cara serta alur kerja, seperti pembaruan teknologi terkini untuk mendorong peningkatan efisiensi. Perubahan ini mendorong perusahaan beradaptasi dan berinovasi terhadap teknologi baru yang relevan pada bisnis.
4. Perilaku
Organisasi dapat mendorong perubahan perilaku karyawan untuk beradaptasi dengan perubahan kebijakan pemerintah atau peraturan internal, seperti perubahan UU Ketenagakerjaan dan teknologi. Manajemen perlu menjelaskan perubahan tersebut agar mereka menyesuaikan perubahan perilaku karena hal itu berkaitan dengan compliance.
5. Metode kerja
Perusahaan yang mengubah metode kerja, biasanya disebabkan oleh perubahan kondisi tenaga kerja terkini, peralihan teknologi, atau kebijakan pelaporan dari pemerintah. Dengan demikian, peralihan ini membuat proses kerja perusahaan berjalan efektif dan efisien, sehingga menghasilkan laba yang lebih tinggi.
Artikel selanjutnya: 9 Panduan Mengelola Beban Kerja
Apa pun poin yang diubah, perusahaan wajib menyampaikan perubahan dengan cara yang menyenangkan atau menarik agar karyawan mudah mengingatnya. Misalnya, manajer memancing pendapat tim tentang rencana perubahan perusahaan sambil menikmati makan siang di cafe. Jika Anda membahas perubahan secara langsung, bukan tak mungkin mereka enggan menjawabnya atau ada kemungkinan menolak perubahan tersebut.
Langkah yang tak kalah penting, manajemen dan tim HR memastikan bahwa pemimpin–berbagai level–menjadi role model perubahan, karena ketika mereka berpartisipasi dalam perubahan akan mendorong karyawan untuk mengikutinya. Contohnya, manajer melatih karyawan dalam penggunaan teknologi baru atau memandu cara kerja baru agar perusahaan memenuhi kepatuhan dan pekerjaan karyawan selesai tepat waktu. Dengan cara tersebut, karyawan cenderung tidak merasa terpaksa melakukan perubahan dan percaya kepada pemimpinnya telah menjalankan perubahan positif yang berdampak pada mereka.
Leave a Reply