Apakah Anda berencana merekrut mantan karyawan?
Riset Cornell University menunjukkan bahwa boomerang employee menjadi hal umum dan sumber kandidat berkualitas bagi perusahaan.
Setelah mereka bergabung dengan perusahaan lama, boomerang employee atau mantan karyawan cenderung memiliki kinerja mumpuni dibanding karyawan baru. Hal ini wajar, karena mereka sudah terbiasa dengan proses dan sistem perusahaan.
Selain itu, selama bekerja di perusahaan lain, mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan baru. Jadi, ketika harus bekerja untuk perusahaan lama, mereka bersemangat dalam membagikan cara-cara baru untuk bekerja di bisnis Anda.
Apa Itu Boomerang Employee?
Boomerang employee merupakan karyawan yang meninggalkan tempat kerjanya, tetapi kembali bekerja lagi untuk perusahaan tersebut.
Alasan, karyawan mengundurkan diri dari tempat kerja pun bermacam-macam. Biasanya, mereka resign karena:
- Hal personal, seperti pindah ke luar kota, merawat anak, atau fokus terhadap kesejahteraan diri.
- Memutuskan bekerja paruh waktu sembari melanjutkan pendidikan.
- Ingin mencoba sesuatu yang berbeda atau menjelajahi industri lain.
- Ingin mempelajari keterampilan baru dan memajukan karier dengan menerima tawaran perusahaan lain (posisi lebih tinggi dan gaji lebih besar).
Baca: 10 Alasan Karyawan Resign dan Cara Mencegahnya
Merekrut Mantan Karyawan Menjadi Solusi
Mantan karyawan juga disebut sebagai karyawan lama yang direkrut kembali oleh tempat kerja sebelumnya. Kondisi ini menunjukkan peningkatannya dalam beberapa tahun ini.
Penelitian firma payroll UKG pada 2022 menemukan bahwa 43 persen karyawan resign selama pandemi COVID-19 mengakui bahwa mereka merasa lebih baik di pekerjaan lama.
Tercatat satu dari lima karyawan resign saat pandemi telah kembali ke pekerjaan yang mereka tinggalkan.
Karyawan yang kembali bekerja ke perusahaan lama mengalami ketidakcocokan dengan perusahaan baru. Penyebabnya, tak ada kesempatan untuk tumbuh, tak ada hubungan saling percaya, dan ketidaknyamanan dalam berkomunikasi.
Kondisi dulu versus sekarang
Beberapa dekade yang lalu, banyak perusahaan enggan mempekerjakan kembali mantan karyawan.
Menurut JR Keller, profesor studi sumber daya manusia (SDM) di Cornell University, New York, hal tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa merekrut kembali karyawan lama mendukung ketidaksetiaan dan bisa mendorong karyawan lain bertindak hal sama.
Pasca resesi 1980-an diikuti oleh pemutusan hubungan kerja (PHK) massal, pasar tenaga kerja Amerika Serikat berubah. Perusahaan tidak akan mengabaikan perekrutan karyawan lama.
Dari tahun ke tahun, fenomena mempekerjakan boomerang employee terus meningkat di beberapa negara. Penyebabnya adalah gejolak pasar ketenagakerjaan.
Gejolak tersebut tak lepas dari alasan pribadi karyawan untuk berhenti bekerja karena pandemi dan menyadari “rumput tetangga” tidak lebih hijau. Jadi, mereka kembali ke peran sebelumnya di perusahaan lama.
Data LinkedIn memperlihatkan boomerang employee di AS sebesar 4,3 persen berkontribusi terhadap semua perekrutan pada 2021, dibandingkan 2010 yang hanya dua persen. Rata-rata karyawan AS untuk kembali ke perusahaan lama membutuhkan waktu 17,3 bulan pada 2021 dan 21,8 bulan pada 2010.
Tak sekadar pemenuhan tenaga kerja
Merekrut mantan karyawan tak sekadar memenuhi kebutuhan tenaga kerja.
Jennifer Brick, pelatih karier dan penulis Career Glow Up, melihat tren perusahaan dengan tangan terbuka merekrut mantan karyawan.
Alasannya, mereka mengetahui bisnis, budaya perusahaan, dan memiliki biaya onboarding karyawan lebih rendah dibandingkan karyawan yang belum pernah bekerja dengan perusahaan.
Brad Harris, profesor manajemen dan SDM di HEC Paris, menjelaskan perekrutan boomerang employee cocok dilakukan oleh perusahaan di tengah pasar tenaga kerja yang memanas.
Meski demikian, masih ada perusahaan yang anti merekrut mantan karyawan. Mereka berpikir bahwa itu adalah sinyal berbahaya terhadap loyalitas karyawan.
Sebelum merekrut karyawan lama, cek tautan di bawah ini.
Baca: Cara Terbaik Merekrut Karyawan Lama
4 Pertanyaan Untuk Mantam Karyawan Sebelum Merekrutnya
Laura Coccaro, Chief People Officer di iCIMS, mengamati tren boomerang employee beberapa waktu terakhir. Menurutnya, manajer perekrutan perlu mempertimbangkan dalam penerimaan mantan karyawan.
Pertimbangan tersebut dapat berasal dari pertanyaan yang Anda lontarkan ke mereka, yaitu:
#1 Tanyakan tujuan karier
Coccaro menyarankan Anda bertanya ke mantan karyawan tentang tujuan karier, alasan resign, dorongan untuk kembali ke perusahaan lama, dan apa yang mereka hargai dalam karier.
Di luar pertanyaan itu, komunikasi terbuka dan jujur tentang karier akan membantu Anda mencocokkan tujuan boomerang employee dan masa depan bisnis perusahaan. Pastikan kedua hal itu bisa berjalan dengan selaras.
#2 Keterampilan yang telah dipelajari
Anda dapat menggali informasi kandidat bumerang tentang keterampilan apa saja yang telah mereka pelajari selama di perusahaan sekarang.
Dengan begitu, Anda mengetahui perkembangan keterampilan dan kariernya. Jika ia memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh perusahaan, Anda wajib mempertimbangkannya.
Bagi Coccaro, merekrut kembali boomerang employee harus masuk akal bagi bisnis dan karyawan lainnya.
Jika kandidat bumerang telah mengembangkan keterampilan di tempat baru, itu mengindikasikan seseorang yang bersemangat, terlibat, dan termotivasi untuk mulai mendukung bisnis Anda. Karena beberapa tahun ini, pelaku bisnis sedang menggenjot ketertinggalan akibat pandemi COVID-19.
Baca: 12 Kiat Tingkatkan Keterampilan Interview Bagi HRD
#3 Kesiapan terhadap perubahan
Dalam lanskap bisnis yang kompleks saat ini, banyak hal telah berubah sejak kandidat bumerang meninggalkan perusahaan. Jadi, tanyakan kepadanya tentang kesiapan menghadapi perubahan.
Di sisi lain, banyak perusahaan yang mengatur ulang operasional bisnisnya. Perusahaan juga mengubah kebijakan dan membuat pendekatan lebih terstruktur, agar semua karyawan siap bekerja untuk mencapai kesuksesan.
Dalam proses rekrutmen, Anda harus pastikan bahwa kandidat sudah sesuai dengan perubahan perusahaan.
Katakan perbaikan dan perubahan di tubuh perusahaan. Termasuk perubahan implementasi ide atau cara kerja, sehingga ia memahami kondisi tempat kerja lama dan siap mengelola ekspektasi.
#4 Diskusi lebih lanjut
Jika perusahaan masih membutuhkan pertimbangan untuk menerima kandidat bumerang, mintalah untuk berdiskusi lebih lanjut. Anda bisa berdiskusi di luar kantor agar diskusi berjalan santai dan kandidat bisa mengeluarkan unek-uneknya.
Ajukan pertanyaan ke kandidat tentang sistem kerja, budaya perusahaan, dan gaji yang diinginkan. Bersikaplah objektif dalam penilaian diskusi ini.
Untuk menghindari kecemburuan sosial antara kandidat baru dan kandidat bumerang dalam proses rekrutmen, kunjungi laman berikut ini.
Baca: Keuntungan Rekrutmen Karyawan Lama
Penutup
Jika perusahaan menerapkan perubahan dan keragaman, merekrut mantan karyawan dapat menjadi katalis positif terhadap perusahaan.
Selain itu, tren boomerang employee kemungkinan besar akan meningkat pada tahun mendatang. Karena pasar tenaga kerja yang cukup ketat.
Hal yang perlu Anda pertimbangkan adalah perpisahan antara perusahaan dan karyawan meninggalkan hubungan baik. Dan, saat perusahaan ingin merekrut kandidat bumerang, pastikan ada keselarasan tujuan di antara mereka.
Leave a Reply