Dalam dinamika manajemen SDM, perhitungan turnover karyawan menjadi langkah kritis bagi tim HR untuk menjaga keseimbangan dan kelangsungan tim kerja.
Turnover yang terjaga tidak hanya mendorong pertumbuhan organisasi, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang produktif. Oleh karena itu, tim HR perlu membuat strategi praktis guna menciptakan tempat kerja menyenangkan, sehingga karyawan betah bekerja untuk perusahaan Anda.
5 Penyebab Turnover Karyawan Tinggi
Turnover karyawan menjadi indikator yang mencerminkan stabilitas dan keberlanjutan perusahaan. Sebagai HR, memahami dan mengukur tingkat turnover karyawan tidak hanya tentang statistik, tetapi juga menggali penyebab di balik perputaran tersebut. Beberapa hal yang mungkin bisa menjadi penyebab turnover tinggi:
#1 Kurang pengembangan karier
Beberapa karyawan cenderung meninggalkan perusahaan jika merasa kurang peluang pengembangan karier. Jadi, tim HR perlu mengevaluasi program pengembangan yang ada dan memastikan jalur karier karyawan yang jelas.
#2 Budaya tidak sehat
Budaya perusahaan tidak sehat atau beracun menjadi salah satu pemicu tingkat turnover tinggi. Meski terkesan sepele, tetapi lingkungan kerja yang menyenangkan bisa membuat karyawan lebih betah. Untuk itu, tim HR harus memastikan bahwa budaya perusahaan yang sehat dipromosikan sejak awal proses rekrutmen. Terapkan hal ini secara konsisten pada semua perangkat perusahaan.
#3 Kurangnya work-life balance
Work-life balance menjadi hal bermakna bagi karyawan demi menjaga produktivitas, termasuk membuat mereka semangat berangkat ke kantor. Jika tidak memperolehnya, maka mereka merasa terbebani dan stres, sehingga mendorong untuk mencari pekerjaan di tempat lain.
#4 Kurang keterlibatan karyawan
Ketika karyawan tidak terlibat atau terhubung dengan pekerjaan, dari hal itu muncul turnover initiation. Berdasarkan analisis Gallup, keterlibatan memiliki pengaruh 3,8x lebih besar terhadap tingkat stres karyawan dibanding lingkungan kerja. Mereka yang tidak dihargai oleh manajer atau tidak memiliki ikatan dengan rekan kerja akan merasa tidak nyaman dan berakhir meninggalkan perusahaan secara diam-diam.
5. Manajemen tidak efektif
Manajemen efektif berperan penting dalam membentuk lingkungan kerja yang sehat dan produktif. Jika hal ini tidak diterapkan, maka dapat memicu tingkat turnover karyawan. Kurang komunikasi yang jelas antara pimpinan dan karyawan serta ketidakjelasan dalam tugas dan tanggung jawab akan menciptakan kebingungan, yang berakhir mendorong karyawan untuk mencari lingkungan kerja yang lebih terorganisir.
Artikel terkait: Begini Cara Hitung Turnover Karyawan
Bagaimana Menganalisis Level Turnover?
Untuk mendalami tingkat turnover karyawan, terlebih dahulu Anda harus lakukan dengan menjawab tiga pertanyaan dibawah ini:
- Who: siapa yang keluar?
- When: kapan mereka pergi?
- Why: kenapa mereka memutuskan untuk berhenti?
Who
Identifikasi tingkat turnover lebih tinggi di antara industri lain atau posisi tertentu dalam organisasi dengan cara, melihat siapa yang meninggalkan perusahaan, bagaimana kinerja mereka, dan apa saja kontribusi mereka selama bekerja. Sebaliknya, jika Anda kehilangan karyawan berkinerja baik, tim HR harus merancang kembali solusi yang lebih tepat sasaran.
When
Poin ini akan membantu tim HR memahami pola turnover karyawan. Misalnya, apakah terdapat peningkatan signifikan pada waktu tertentu dalam satu tahun dan apakah pola berkaitan pada peristiwa atau perubahan dalam perusahaan. Untuk itu, tim HR wajib menganalisis waktu turnover karena memberikan wawasan guna mengidentifikasi pola atau tren.
Why
Ketika karyawan resign, Anda dapat mengevaluasi kebijakan manajemen perusahaan. Kumpulkan pula informasi di exit interview untuk melihat alasan mereka resign dan adakah hal yang berguna untuk memperbaiki lingkungan kerja.
Misalnya, sering kali karyawan keluar karena tidak dilibatkan dalam pekerjaan atau tidak mendapat dukungan dari sesama anggota tim. Kondisi tersebut dapat digunakan untuk meninjau kembali proses kerja bersama manajer serta mencari solusinya.
baca juga: 4 alasan resign cepat
Persiapkan Diri Hadapi Level Turnover Tinggi
1) employee engagement yang kuat
Employee engagement tidak hanya tentang memberikan pekerjaan, tetapi juga menciptakan lingkungan yang mendukung, memahami kebutuhan karyawan, dan memberikan peluang untuk kontribusi signifikan. Jadi, HR perlu membangun keterlibatan karyawan yang kuat untuk mengurangi tingkat turnover.
2) Budaya Perusahaan yang Menarik
Tim HR perlu fokus membangun budaya perusahaan yang mendukung pertumbuhan, keterlibatan, dan inklusivitas. Ciptakan pula nilai yang konsisten terhadap visi perusahaan akan dapat menarik dan mempertahankan bakat yang tepat.
3) Mengembangkan Jalur Karier karyawan
Ketidakjelasan mengenai jalur karier dapat membuat tingkat turnover semakin melaju. Tim HR harus memastikan bahwa setiap karyawan memahami peluang pengembangan karier, termasuk pemberian program training sehingga mereka terdorong untuk tetap berkontribusi dan berkembang kepada perusahaan.
4) tingkatkan Penilaian Kinerja
Sistem penilaian kinerja yang efektif dapat mengidentifikasi potensi turnover sejak dini. Jadi, tim HR perlu memastikan bahwa proses ini adil, transparan, dan memberikan umpan balik konstruktif. Dengan demikian, karyawan merasa dihargai dan memiliki kesempatan untuk meningkatkan kinerja mereka.
Menghadapi rasio turnover tinggi memerlukan tindakan proaktif dari tim HR. Dengan memberikan fokus dan menciptakan strategi yang matang, perusahaan dapat membangun fondasi yang kuat untuk memitigasi tantangan turnover yang kompleks.
Leave a Reply