Bagi beberapa industri, pengelolaan shift kerja menjadi perhatian serius. Hal ini mengoptimalkan kinerja karyawan dan mengoptimalkan produktivitas perusahaan. Tanpa sistem kerja ini, kegiatan bisnis akan berpotensi memiliki masalah. Namun, pengaturannya harus sesuai dengan UU Ketenagakerjaan.
Memahami Shift Kerja
Shift kerja merujuk pada jangka waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan yang menentukan jam kerja karyawan.
Di berbagai industri, sif kerja berguna untuk memastikan kehadiran karyawan, sehingga produktivitas perusahaan berjalan secara berkesinambungan. Biasanya, durasi sif berlangsung selama delapan jam kerja dan satu jam untuk istirahat.
Jika perusahaan memiliki lebih dari dua sif kerja, maka tim HR dan manajemen perlu mengatur jadwal dengan baik. Sediakan pula perlengkapan yang menunjang pekerjaan serta waktu kerja.
Baca juga: People Management: Keterampilan Wajib Bagi Karyawan Kanmo Group
7 Industri Dan Pekerjaan Yang Memiliki Shift Kerja
1) Kesehatan
Industri kesehatan, seperti rumah sakit dan apotik, selalu beroperasi 24/7 sehingga perusahaan memerlukan tenaga medis dan nonmedis yang siap sedia untuk pasien. Sebagai fasilitas layanan kesehatan, perusahaan perlu mengatur shift kerja bagi dokter jaga, perawat, apoteker, petugas kebersihan, dan kru keamanan.
2) Retail
Bagi perusahaan retail yang memiliki gerai, mereka selalu membukanya selama kurang lebih 10 jam. Misalnya, gerai ritel fesyen di mal, supermarket, dan minimarket. Perusahaan ritel daring dapat beroperasi kurang atau lebih dari waktu tersebut, kondisi tergantung pada kegiatan bisnisnya. Semakin lama mereka beroperasi, mereka akan mempekerjakan lebih banyak karyawan dalam sif kerja yang berbeda.
3) MICE
Industri meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE) mempunyai beragam segmen jenis usaha, sebut saja perhotelan, pengorganisasian acara, penyelenggaraan konferensi, dan rekreasi.
Jenis usaha tersebut memiliki satu kesamaan, yaitu jam kerja panjang dan menuntut fleksibilitas tinggi. Perusahaan atau manajer wajib menetapkan shift untuk anggotanya. Tak heran, pekerjaan di MICE tidak seperti pekerjaan di kantor atau pabrik pada umumnya. Sering kali, industri ini bekerja pada akhir pekan dan hari libur nasional.
4) Manufaktur
Di industri manufaktur, peran tenaga kerja memiliki kontribusi sangat signifikan. Meskipun terdapat otomatisasi mesin, tetapi tidak menggantikan peran manusia. Tanpa kehadiran manusia, proses produksi tidak dapat dilakukan sehingga manajer harus selalu memperhatikan jadwal shift kerja di pabrik. Dalam sehari, pabrik bisa memiliki tiga kali sif kerja.
5) Transportasi
Industri transportasi, khususnya logistik, sangat bergantung pada shift kerja. Karena kegiatan rantai pasokan harus berjalan selama 24/7 hari untuk memastikan layanan berjalan lancar bagi masyarakat dan perekonomian.
6) Tanggap darurat
Anda pernah mendengar pepatah ‘kejahatan tidak pernah tidur?’ Hal itu berlaku dalam keamanan publik. Keadaan darurat tidak memedulikan jam kerja, oleh karena itu masyarakat membutuhkan petugas keamanan publik yang selalu siap sedia.
Polisi, pemadam kebakaran, perusahaan ambulans, dan lembaga penjara mengandalkan pekerja shift. Mereka berperan penting dalam menjaga keamanan dan memberikan layanan darurat kepada masyarakat tak peduli hari libur.
7) Layanan pelanggan
Permintaan pelanggan untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan atau mengungkapkan rasa kekecewaan kepada penyedia layanan atau produk tidak terbatas pada jam kerja.
Oleh karena itu, banyak perusahaan menyediakan layanan pelanggan (call center) dalam 24/7. Jadi, perusahaan mempunyai tiga kali pergantian waktu kerja untuk berinteraksi dengan dan menyelesaikan masalah pelanggan. Layanan dapat diakses oleh pelanggan melalui laman dan/atau media sosial.
Artikel berikutnya: 7 Masalah Umum Di Kantor Ini Dapat Mengganggu Produktivitas
4 Jenis Shift Kerja
1) Shift pertama
Karyawan yang berada dalam shift kerja pertama akan bekerja seperti waktu kerja pada umumnya. Jam kerja akan berlangsung mulai pukul 08.00 atau 09.00 dan berakhir 17.00 atau 18.00. Jadwal ini akan memiliki hari kerja yang mengikuti standar umum dengan satu jam untuk istirahat. Shift pertama memungkinkan karyawan bersosialisasi dengan rekan kerja dan bersantai pada malam hari.
2) Shift kedua
Biasanya, shift kedua berlangsung setelah shift siang, yakni pukul 14.00 hingga 23.00 dengan rincian delapan jam bekerja dan istirahat satu jam. Sif ini juga dikenal dengan sebutan swing atau shift siang, meskipun melibatkan jam-jam sore dan malam.
3) Shift ketiga
Pada umumnya, shift ketiga dimulai pukul 22.00 hingga 07.00. Salah satu keuntungan bekerja pada sif ini adalah mendapatkan tingkat gaji yang lebih tinggi.
4) Rotasi shift
Rotasi shift atau jadwal kerja bergilir ialah kebalikan dari jadwal kerja tetap. Shift ini dialokasikan bagi karyawan yang telah ditentukan sebelumnya maupun berdasarkan kebutuhan perusahaan. Contohnya, karyawan dengan rotasi shift akan bekerja pada shift pertama untuk Senin dan Selasa, shift ketiga pada Rabu dan Jumat, dan sif kedua pada Kamis.
Jam kerja di Indonesia
Untuk jam kerja di Indonesia, pemerintah telah mengaturnya dalam UU Ketenagakerjaan dan PP 35/2021. Sesuai peraturan tersebut, terdapat dua sistem kerja yang diberlakukan.
Pertama, delapan jam dalam satu hari dan 40 jam dalam satu minggu berlaku untuk lima hari kerja dalam satu minggu. Kedua, tujuh jam dalam satu hari dan 40 dalam satu minggu berlaku untuk enam hari kerja dalam satu minggu.
Berapa pun sif atau model kerja yang dijalankan oleh perusahaan, tim HR tetap membutuhkan pencatatan waktu kerja yang akurat, seperti alat presensi digital atau sistem manajemen sumber daya manusia (SDM). Salah satu alat yang banyak digunakan oleh praktisi HR untuk memantau produktivitas adalah human resources information system (HRIS).
Rekomendasi artikel: 7 Cara Mengatasi Masalah Kinerja Karyawan
Shift Kerja Berpengaruh Terhadap Work-life Balance
Shift kerja, terutama sif kedua atau ketiga, dapat menyulitkan karyawan untuk mengelola work-life balance mereka. Bahkan sistem ini berdampak terhadap kesehatan mereka.
1. Rutinitas abnormal
Bagi yang terbiasa dengan rutinitas kerja dari 09.00 hingga 18.00, shift kedua atau ketiga bisa membuat kehidupan mereka abnormal. Pekerja shift tidak memiliki pola rutin yang sama dalam istirahat malam, bekerja pagi-sore, dan makan siang. Hal itu berdampak bagi individu karena perubahan pola hidup.
2. Stres dan kelelahan
Dalam sistem shift memunculkan stres kerja dan kelelahan yang menunculkan masalah kesehatan mental. Shift kerja bisa berlangsung dalam waktu yang lama dan melelahkan, sehingga mengharuskan karyawan untuk tetap waspada. Terkadang karyawan shift malam tidak memiliki cukup waktu untuk istirahat.
3. Gangguan tidur
Ada kemungkinkan bahwa pekerja shift mengalami gangguan tidur, karena mereka harus beradaptasi dengan perubahan waktu kerja. Gangguan tidur juga dapat mengakibatkan kesulitan berkonsentrasi, perubahan suasana hati, serta masalah lain yang berkaitan karena kurang tidur.
4. Konflik pribadi
Pekerjaan shift dapat berdampak pada kehidupan pribadi, karena karyawan merasa sulit mengoordinasikan kegiatan personal dan profesional. Misalnya, karyawan harus bekerja pada shift kedua saat akhir pekan sehingga membuat jadwal bersama keluarga bentrok.
Untuk menjalankan sistem kerja shift, perusahaan perlu menawarkan strategi sumber daya manusia untuk memastikan produktivitas karyawan. Cara yang dapat ditempuh, antara lain memberikan perlindungan kepada karyawan berupa menyediakan asuransi kesehatan, makan siang atau malam yang bergizi, serta berkomunikasi secara terbuka mengenai perubahan shift kerja.
Leave a Reply