Pandemi COVID-19 menyadarkan perusahaan bahwa pemberian employee benefit merupakan hal yang sangat penting. Asuransi kesehatan adalah salah satunya.
Namun, tak mudah memberikan asuransi kesehatan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Ditambah lagi pandangan negatif terhadap asuransi yang dapat membingungkan calon pengguna.
Hal tersebut disampaikan oleh Ivan Ryadi, COO PT Sunday Ins Indonesia dalam IHRS 2023, Selasa (20/06/2023), di Bali Nusa Dua Convention Center. Menurut Ivan, industri asuransi–termasuk insurtech (insurance technology)–menghadapi tantangan, seperti:
- Stigma negatif tentang kesulitan membayar klaim
- Literasi keuangan yang kurang memadai
- Kurang akses terhadap asuransi
- Proteksi asuransi terlalu umum
- Premi sangat tinggi
“Kami ingin mengelola tantangan itu dan membuat asuransi menjadi ringan. Kami memberikan produk sesuai kebutuhan,” jelas Ivan.
Pendekatan Full-stack Insurtech Dalam Employee Benefit
Untuk mengatasi tantangan di atas, praktisi human resource (HR) atau human capital (HC) dapat memanfaatkan pencarian employee benefit dengan pendekatan full-stack insurtech. Pendekatan ini memberikan layanan dari hulu ke hilir pada seluruh rantai asuransi. Langkah ini bertujuan guna menyediakan personalisasi produk kepada pengguna lebih cepat dan tepat.
“Kalau asuransi tradisional, mereka mau bikin produk asuransi, harus ke regional dulu, balik lagi, dicoba, dan belum diterima oleh publik. Di Sunday, dari idea sampai pembelian bisa dalam hitungan minggu karena kami mengolah dan menganalisis data terus-menerus, benchmarking, focus group discussion, ke OJK, dan setelah disetujui produk dirilis,” kata alumni Victoria University of Wellington.
Bagi HR atau HC, pendekatan tersebut memberikan nilai tambah pada manfaat perlindungan asuransi karyawan. Tentu saja, perlindungan ini disesuaikan dengan kebutuhan dan bujet perusahaan.
Artikel terkait: 4 Pertimbangan Dalam Memberikan Asuransi Kesehatan Karyawan
Memanfaatkan AI Dan Machine Learning
Mas Luvdhy Wahyu Sarwo Edy, Head of Marketing PT Sunday Ins Indonesia, menambahkan bahwa pihaknya mendukung penggunaan asuransi mampu meningkatkan employee well-being yang akan berdampak positif bagi pengguna.
“Kalau karyawan tidak sakit, produktivitas mereka bisa lebih tinggi. Kalau mereka tidak sakit di tahun ini, harga premi tahun depan lebih murah, saving cost.”
Sunday Ins merupakan penyedia jasa layanan asuransi umum dan layanan broker yang beroperasi sejak 2019. Perusahaan menggunakan artificial intelligence (AI) dan machine learning dalam platform mereka. Kedua teknologi ini guna mengolah big data yang dihasilkan dari penggunaan asuransi karyawan.
Bagi pengguna Sunday Ins, mereka dapat mengakses aplikasi Jolly yang telah tersedia di iOS dan Android. Aplikasi dilengkapi oleh Doctor AI sebagai symptom checker. Di fitur tersebut, pengguna dapat mencatat gejala atau hal-hal yang mereka rasakan. Misalnya, batuk, pilek, atau demam.
Selanjutnya, AI dapat merekomendasikan pengguna untuk beristirahat, membeli obat, atau harus pergi ke rumah sakit terdekat. Bahkan AI menyarankan pengguna untuk melakukan pencegahan.
Sunday Ins juga sedang mengembangkan atau beta testing fitur preventif agar pengguna berolahraga. Karena olahraga adalah salah satu upaya yang membuat tubuh sehat. Untuk meminimalisir bias di AI dan machine learning, perusahaan menggunakan offline approach. Tim after sales akan mengonfirmasi ke pengguna tentang kejadian yang muncul. Bahkan perusahaan membukan layanan klaim melalui WhatsApp selama 24/7.
Baca juga: 12 Contoh Lifestyle Benefit Bagi Karyawan
“Contohnya, kami melihat report di daerah dan bulan tertentu di suatu perusahaan ada banyak klaim. Tim kami akan bertanya ada kejadian apa di sana, mungkin ada kebakaran hutan atau polusi sedang tinggi. Kami akan memberikan rekomendasikan tindakan selanjutnya,” Ivan menambahkan informasi.
Saat ini, Sunday Ins memiliki lebih dari 100,000 pengguna dan berpartner dengan Pegadaian, Pos Indonesia, Tebengan, dan Runindo. Selain itu, Sunday Ins menjalin kemitraan dengan perusahaan asuransi lain, antara lain BNI Life, Bosowa Asuransi, dan Avrist.
Leave a Reply