Seringkali perusahaan hanya mencari sosok pemimpin ideal tanpa memahami tanda-tanda kepemimpinan buruk.
Padahal, pemimpin yang baik sangat penting untuk menghadapi berbagai masa krisis dalam sebuah perusahaan.
Sebagai HR, penting untuk mengetahui contoh-contoh praktik kepemimpinan yang buruk. Misalnya, seorang pemimpin yang memiliki sifat otoriter dan tidak mau mendengarkan masukan timnya, cenderung akan memicu konflik internal.
Ada juga contoh pemimpin yang tidak transparan dalam mengambil keputusan, hal ini tentu akan merusak kepercayaan tim.
Dengan memahami contoh seperti ini, perusahaan bisa menghindari kesalahan dalam memilih sosok pemimpin yang tidak sesuai dengan harapan dan tujuan perusahaan.
Untuk itu, dalam artikel ini, Anda bisa memahami lebih detail tentang tanda-tanda kepemimpinan buruk dalam perusahaan.
Tanda-tanda Kepemimpinan Buruk dalam Organisasi
Penelitian yang dilakukan Amanda J. Hancock, Ian R. Gellatly, dan Catherine E. Connelly dalam jurnal berjudul ‘Good, Bad, and Ugly Leadership Patterns: Implications for Followers’ Work-Related and Context-Free Outcomes’, menyebutkan, ada lima gaya kepemimpinan buruk yang sering diteliti, yaitu:
- Pengawasan kasar
- Kepemimpinan transformasional
- Penghargaan kontinjensi / contingent rewards
- Manajemen dengan pengecualian pasif dan aktif
- Laissez faire
Menariknya, dari penelitian ini pola kepemimpinan buruk dengan kekerasan pasif terbukti merusak kesehatan fisik korbannya.
Sementara yang melakukan kekerasan pasif tanpa pelecehan cenderung merusak kesejahteraan psikologi.
Tanda-tanda kepemimpinan buruk juga bisa dengan mudah terlihat dalam masalah komunikasi, saat menyelesaikan konflik, memiliki motivasi yang rendah, sikap yang negatif, hingga tidak mampunya memberikan motivasi pada karyawan.
Kepemimpinan buruk yang hadir akan memiliki dampak yang serius bagi perusahaan. Maka sangat penting untuk mengenali ciri-ciri kepemimpinan buruk seperti di bawah ini.
1. Komunikasi yang buruk
Kepemimpinan yang buruk sering ditandai oleh komunikasi yang tidak efektif. Tanda-tanda komunikasi yang buruk adalah sering terjadinya kesalahan atau keluaran yang rendah kualitas, serta timbulnya konflik yang tidak sehat.
Pemimpin yang tidak efektif gagal menyampaikan harapan dengan jelas atau memberikan umpan balik yang memadai.
Mendengarkan dengan aktif adalah keterampilan berharga yang perlu dikembangkan oleh setiap individu untuk pertumbuhan profesional dan pribadi mereka.
Saat kita memberikan perhatian sepenuhnya kepada pembicara, kita juga secara tak langsung menghargai waktu dan energi yang mereka berikan.
Meskipun tidak selalu perlu setuju dengan segala yang diungkapkan oleh pembicara, namun mendengarkan tanpa menghakimi dan dengan pikiran terbuka sangat penting.
Pemimpin yang mendengarkan karyawan juga dapat membangun tim yang setia dan saling memahami. Mendengarkan secara aktif membantu kita memperluas perspektif dan membuat kita lebih empati terhadap satu sama lain.
2. Kurang transparan
Setiap perusahaan tentunya memiliki tujuan dan sasaran yang jelas yang ingin dicapai. Tujuan ini direncanakan secara strategis agar dapat dijalankan dengan efektif.
Sebagai pemimpin, tanggung jawab mereka adalah membuat keputusan yang akan diikuti oleh orang lain.
Dalam membuat keputusan tersebut, penting bagi pemimpin untuk lebih transparan dan melibatkan setiap anggota tim dalam prosesnya. Hal ini memberikan rasa kesetaraan dan kepercayaan kepada setiap individu dalam tim tersebut.
Selain itu, pencapaian kecil maupun besar yang berhasil dicapai oleh perusahaan harus dibagikan kepada karyawan agar mereka tetap termotivasi.
Jika informasi terkait keputusan bisnis dan implementasi strategi baru dirahasiakan, hal itu akan menyebarkan informasi yang salah di tempat kerja. Hal ini tentu tidak dapat diterima dan merupakan contoh gaya kepemimpinan buruk.
3. Sulit menerima perubahan
Perubahan adalah sesuatu yang terus-menerus ada dalam lingkungan bisnis global yang semakin kompetitif.
Namun, pemimpin yang buruk cenderung menolak perubahan dan lebih memilih untuk tetap melakukan hal-hal seperti yang selalu mereka lakukan, meskipun ada bukti eksternal dan tekanan untuk beradaptasi dengan hal baru dapat lebih inovatif dan kompetitif.
4. Kurangnya akuntabilitas
Pemimpin yang buruk tentu tidak mampu meminta pertanggungjawaban diri sendiri maupun karyawan mereka untuk mencapai tujuan yang diinginkan atau menghasilkan pekerjaan berkualitas tinggi.
Ketidakmampuan dalam menjalankan akuntabilitas ini mengakibatkan produktivitas yang rendah, kualitas pekerjaan yang rendah, dan pelayanan yang buruk.
Akibatnya, kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuan terpengaruh dan dapat menyebabkan hilangnya peluang serta potensi kerusakan pada reputasi merek.
5. Kurang memberdayakan anggotanya
Tidak adanya prioritas terhadap kebutuhan orang lain adalah tanda yang serius dari kepemimpinan yang buruk. Kepemimpinan, pada dasarnya, melibatkan tindakan tanpa pamrih.
Sehingga sebagai pemimpin, mereka dipercaya dan diberikan kepercayaan karena keterampilan mereka. Rasa hormat dan keistimewaan yang mereka memiliki nilai, dan mereka harus memikul tanggung jawab itu sendiri untuk melayani orang lain demi kebaikan yang lebih besar.
Ketika pemimpin hanya fokus pada agenda atau kebutuhan pribadi mereka sendiri, itu menjadi tanda peringatan tentang kepemimpinan yang buruk.
6. Kurang mengekspresikan apresiasi
Anggota tim dalam sebuah kelompok membutuhkan dorongan motivasi setiap hari agar terus maju. Mereka menghormati pemimpin-pemimpin mereka karena mengikuti dan menganggap mereka sebagai sumber inspirasi.
Untuk menjaga kebahagiaan tim, lingkungan kerja perlu memiliki budaya penghargaan dan pengakuan. Seperti apresiasi libur atau naik jabatan.
Tugas seorang pemimpin adalah memenuhi kebutuhan ini dengan memberikan umpan balik dan pujian secara teratur untuk meningkatkan motivasi.
Pemimpin yang buruk adalah yang tidak menghargai atau memberikan penghargaan atas prestasi luar biasa yang telah dilakukan.
7. Memiliki tendensi micromanaging
Micromanager adalah seseorang yang ingin mengendalikan dan mengarahkan setiap tindakan kecil yang diambil oleh para pekerja. Mereka memiliki kecenderungan untuk memperhatikan setiap hal yang dilakukan oleh para pekerja untuk mengontrol hasilnya.
Namun, hasil yang dicapai cenderung memiliki dampak negatif dibandingkan dengan harapan awal dari pemimpin.
Manajer yang bersifat mikromanajemen mungkin merasa puas karena semuanya berjalan sesuai keinginan mereka.
Namun, bentuk kepemimpinan ini menyebabkan rasa tidak puas di antara para pekerja, karena mereka mungkin merasa diawasi seolah-olah mereka masih anak-anak dan merasa kehilangan otonomi dan rasa tanggung jawab.
Contoh Kasus Kepemimpinan Buruk
Elon Musk
Elon Musk, pendiri dan CEO Tesla, telah mendapatkan kritik dan kecaman dari staf, investor, dan publik karena perilaku impulsifnya.
Pada tahun yang sama ketika produsen mobil listrik Tesla sedang dalam pengawasan terkait kondisi pabrik, perawatan karyawan, dan tantangan memenuhi permintaan produksi, Musk merespons dengan memanggil nama investor dan mengirimkan balasan yang kasar melalui cuitannya.
Salah satu cabang bisnis lain dari perusahaan yang dikelola Musk, SolarCity, juga menghadapi tuntutan hukum dari mantan karyawannya.
Sheryl Sandberg
Sheryl Sandberg, COO dari sebuah perusahaan teknologi, telah mengalami momen yang memantik perhatian publik. Sandberg dikritik karena lambannya dalam merespons saran bahwa Rusia telah memanipulasi platform Facebook.
Laporan dari New York Times juga mengungkapkan bahwa Sandberg meminta staf komunikasi Facebook untuk menyelidiki kepentingan keuangan George Soros setelah Soros mengkritik perusahaan tersebut.
Rao Mulpuri
CEO Rao Mulpuri dari View Inc. dan Alex Garden dari Zume Inc., keduanya adalah perusahaan rintisan, baru-baru ini mendapatkan pendanaan gabungan senilai $1,5 miliar dari Vision Fund SoftBank.
Pendanaan tersebut didukung oleh investasi sebesar $45 miliar dari pemerintah Arab Saudi. Menyikapi kritik yang muncul, SoftBank hanya menyatakan bahwa mereka memiliki tanggung jawab terhadap rakyat Saudi terkait investasi tersebut.
Bagaimana Cara Menghindari Kepemimpinan Buruk Di Tempat Kerja?

Jika Anda menyadari adanya bentuk kepemimpinan buruk–bahkan yang tidak termasuk dalam daftar di atas–maka buatlah boundaries.
Sebagai HRD atau manajer, beberapa hal bisa diterapkan untuk memperbaiki situasi tersebut.
Cari Tahu Sebabnya
Seorang pemimpin dalam sebuah perusahaan bisa terpengaruh oleh faktor-faktor di luar lingkungan kerja yang dapat mengganggu kinerjanya di tempat kerja.
Disarankan bagi pemimpin untuk berbicara secara pribadi mengenai masalah mendesak apa pun yang dapat berdampak negatif pada pekerjaannya dengan HR.
Masalah kesehatan, masalah perkawinan, tanggung jawab sebagai orang tua, atau masalah keuangan mungkin muncul dalam kehidupan pribadi pemimpin sehingga menyebabkan beban dan mengalihkan fokusnya.
Dalam diskusi tersebut, penting untuk membahas keluhan pihak ketiga dan mencatat pengamatan yang relevan.
Jelaskan pula apa saja konsekuensi yang mungkin timbul jika perilaku tersebut akhirnya melanggar kebijakan perusahaan. Sampaikan kebutuhan untuk mengembangkan keterampilan khusus yang perlu ditingkatkan oleh pemimpin.
Jika perusahaan Anda memiliki program bantuan karyawan, sebutkanlah dengan menjaga martabat, privasi, dan rasa hormat.
Penting untuk memberikan dukungan yang sesuai namun tetap menjaga kerahasiaan pribadi dan menghormati privasi individu.
Bantu Tingkatkan Kepercayaan Diri
Jika Anda menghadapi situasi di mana seorang pemimpin terlihat kurang percaya diri, kurang dihormati, atau terlihat tidak yakin dengan posisinya, tim HR dapat memberikan bantuan dengan cara yang sensitif.
Langkah-langkah tersebut adalah dengan membantu pemimpin mengidentifikasi kesenjangan kompetensi dan memberikan peluang untuk meningkatkan keterampilan.
Untuk membantu meningkatkan kepercayaan diri mereka, tim HR dapat memperkuat kesuksesan individu tersebut atau menyatukannya dengan mitra yang dapat membantu mereka mencapai lebih banyak kemenangan.
Selain itu, tim HR dapat mencari cara untuk memberikan pujian kepada pemimpin tersebut dengan mengatur situasi di mana prestasinya menjadi lebih terlihat dan dihargai.
Lakukan Evaluasi
Lakukan evaluasi apakah seorang karyawan mungkin terlalu kewalahan dengan peran kepemimpinannya.
Misalnya, kemajuan teknologi yang cepat bisa membuat pekerjaan mereka menjadi lebih kompleks secara tiba-tiba. Jika seorang pemimpin kehilangan kepercayaan diri dan fokus karena perubahan teknologi tersebut, mereka juga mungkin merasa khawatir tentang masalah lain yang mungkin terjadi dengan proyek tersebut.
Dalam situasi seperti ini, ajak mereka berbicara tentang cara pandang mereka terhadap peran dan tantangan yang mereka hadapi. Hal ini akan membantu Anda memahami apa yang mereka anggap sebagai ancaman terbesar terhadap kesuksesan mereka.
Fokus lah pada hasil dan solusi yang perlu dihasilkan oleh pemimpin tersebut. Ingatkan mereka akan kekuatan dan motivasi mereka untuk membantu mereka membangun kembali kepercayaan diri.
Berikan Pelatihan Berkelanjutan
Secara teratur, daftarkan karyawan dan manajer Anda untuk mengikuti lokakarya dan kursus pelatihan kepemimpinan bisnis.
Anda juga dapat mengevaluasi kursus pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan Anda atau menyediakan webinar.
Sebagai pemimpin bisnis, penting bagi Anda untuk memantau, membimbing, dan memberikan penghargaan kepada para pemimpin muda yang menerapkan pelatihan mereka di dalam organisasi Anda.
Dengan melibatkan diri secara aktif dalam pengembangan kepemimpinan, Anda dapat memastikan bahwa karyawan Anda dapat mengembangkan keterampilan kepemimpinan mereka dengan baik dan menerapkan mereka dalam lingkungan kerja.
Penutup
Dalam menghadapi masa krisis bisnis, tentunya perusahaan harus memiliki pemimpin yang bisa menjadi kunci kesuksesan sebuah perusahaan.
Kesuksesan ini tentunya bisa diraih jika memiliki pemimpin yang berkualitas baik.
Untuk itulah, HR perlu mengenali tanda-tanda kepemimpinan buruk dan mempelajari contoh praktik kepemimpinan yang tidak efektif tersebut.
Tentunya dengan memahaminya, perusahaan dapat menghindar dari kesalahan dalam merekrut dan bisa memilih sosok pemimpin yang sesuai dengan harapan dan tujuan.
Leave a Reply