Sama-sama bergerak di bidang perekrutan, masih banyak yang belum paham perbedaan jasa headhunter dan outsourcing. Sederhananya, perbedaan tersebut terletak pada mekanismenya.
Headhunter, atau biasa juga disebut recruitment agency, biasanya menerima permintaan dari klien untuk mencari kandidat yang tepat sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Jika proses rekrutmen berhasil dan karyawan bekerja di perusahaan klien, maka headhunter akan mendapatkan keuntungan dari perusahaan klien yang besarannya sesuai dengan kontrak.
Sementara outsourcing mencari kandidat untuk bekerja di perusahaannya dan karyawan yang bekerja di perusahan lain. Untuk kontrak kerja dan tanggung jawab mengikuti ketentuan perusahaan outsourcing tersebut.
Dalam artikel ini akan dibahas tentang informasi terkait headhunter dan outsourcing yang perlu diketahui HR dan perusahaan.
Sejarah Singkat Headhunter dan Outsourcing
Headhunter
Percaya atau tidak, headhunter yang dikenal saat ini lahir dari Perang Dunia II. Jasa ini muncul dari celah di tempat kerja yang diciptakan dari panggilan bagi laki-laki untuk berperang.
Banyak pekerjaan yang muncul di tempat kerja. Kebutuhan yang mendesak untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh tentara membuat semua perusahaan saat ini berebut merekrut pria dan wanita yang tidak dipanggil dinas militer.
Selama dekade berikutnya, praktik baru kemudian muncul. Pembuatan resume menunjukkan profil dan keterampilan pelamar.
Headhunter saat itu menjadi lebih fokus untuk mencari pekerja secara efisien untuk menghubungkan pelamar yang memenuhi syarat dengan pekerjaan yang tepat.
Munculnya world wide web telah merevolusi lebih jauh proses headhunter. Perekrutan biasanya dilakukan secara lokal, namun munculnya internet memungkinkan agen mencari kandidat secara global.
Internet memberikan jangkauan luas kepada agen perekrutan untuk menemukan kandidat terbaik di seluruh dunia. Teknologi juga mengubah headhunter menjadi perusahaan yang paham teknologi.
Headhunter sendiri adalah perusahaan yang menyediakan layanan rekrutmen atas nama pemberi kerja. Headhunter dipekerjakan oleh perusahaan untuk menemukan bakat dan mengidentifikasi individu yang memenuhi syarat pekerjaan tertentu.
Perusahaan ini juga disebut sebagai perekrut eksekutif yang fungsinya mencarikan kandidat untuk posisi eksekutif.
Tidak seperti metode lainnya, headhunter menargetkan dan memilih kandidat dengan cermat berdasarkan persyaratan mereka. Mereka akan mengidentifikasi pasangan yang cocok dan sumber potensial untuk digunakan mencari bakat tambahan.
Headhunter juga memertimbangkan fakta bahwa meskipun seorang kandidat secara tidak aktif melamar kerja, mereka mungkin masih tertarik dengan peluang potensial.
Headhunter juga akan berhati-hati menyesuaikan iklan pekerjaan yang memenuhi kriteria klien alih-alih mengiklankan posisi yang kosong.
Outsourcing
Outsourcing secara resmi diakui sebagai strategi bisnis sampai tahun 1989. Namun, sebagian besar perusahaan tidak mandiri. Mereka mengalihdayakan fungsi yang tidak memiliki kemampuan internal.
Pada tahun 1990-an, layanan dukungan outsourcing melangkah ke tahap berikutnya. Perusahaan mulai fokus pada langkah penghematan biaya dan mulai mengalihdayakan fungsi yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan.
Manajer lantas dikontrak dengan perusahaan jasa baru untuk menjalankan akuntansi, sumber daya manusia, pemrosesan data, pemeliharaan pabrik, dan berbagai masalah lainnya.
Hingga saat ini evolusi outsourcing adalah pengembangan kemitraan strategis. Di tahun 1990-an, outsourcing menjadi fungsi inti dan strategi yang baik.
Outsourcing sendiri dapat didefinisikan sebagai penggunaan strategis sumber daya eksternal yang melakukan aktivitas secara tradisional yang dilakukan karyawan dan sumber daya internal.
Ada banyak alasan mengapa perusahaan memilih untuk mengalihdayakan tugas, pekerjaan, dan proses tertentu. Beberapa manfaat yang dapat dirasakan dari outsourcing adalah perusahaan fokus pada kegiatan bisnis inti, peningkatan efisiensi, biaya yang terkendali, peningkatan jangkauan kerja, dan meningkatkan keunggulan kompetitif.
artikel selanjutnya: Employer Of Record: Tingkatkan Efektivitas Bisnis
Perbedaan headhunter dan outsourcing
Sistem
Perbedaan yang paling mencolok ada pada sistemnya. Jika perusahaan memiliki volume penerimaan yang sangat rendah dan hanya memiliki peran satu kali untuk diisi, maka kemungkinan model headhunter akan cocok.
Selain itu, headhunter juga biasa digunakan untuk mencari peran sementara atau kontrak. Di tahun 2017-2018 saja, headhunter mampu menempatkan 1 juta pekerja sementara.
Tentunya ini angkat uang sangat besar. Karena kecepatan yang sering dibutuhkan untuk mengisi posisi yang kosong, maka headhunter bisa dipilih.
Untuk outsourcing sendiri digunakan untuk mengembangkan strategi perekrutan perusahaan yang membutuhkan kemitraan jangka panjang.
Perusahaan ini berintegrasi dengan perusahaan klien untuk menjadi perpanjangan dari tim. Tentunya perusahaan outsourcing harus memiliki kepercayaan, kredibilitas, dan fleksibilitas atas nama mereka sendiri.
Jika perusahaan Anda memiliki sejumlah posisi kosong yang berbeda-beda dalam jumlah waktu yang lama, dan ingin mengalihkan prosesnya, maka outsourcing adalah pilihan tepat.
Payung hukum
Semula, aturan outsourcing adalah Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU Ketenagakerjaan), lebih tepatnya Pasal 64-66.
Peraturan tersebut menyatakan bahwa perusahaan dapat mengalihkan sebagian pelaksanaannya. Pemberian pekerjaan atau jasa kepada karyawan secara tertulis.
Undang-undang terkait outsourcing juga termasuk dalam peraturan turunan UU Cipta Kerja, yaitu Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 2021, yang mengatur tentang kontrak kerja waktu tertentu, alih daya, kerja dan waktu istirahat, serta pemutusan hubungan kerja.
Peraturan subkontrak menjelaskan bahwa perusahaan outsourcing adalah kontraktor berbentuk badan hukum yang memenuhi persyaratan untuk melakukan pekerjaan tertentu berdasarkan perjanjian dengan perusahaan pelaksana.
Hubungan kerja antara perusahaan outsourcing dengan karyawan didasarkan pada PKWT atau PKWTT yang harus tertulis.
Selain itu, keselamatan karyawan/kerja, upah, kesejahteraan, kondisi kerja dan perselisihan dikelola sesuai dengan persyaratan hukum dan menjadi tanggung jawab perusahaan outsourcing.
Perlindungan pekerja, upah, kesejahteraan, kondisi kerja dan perselisihan diatur dalam kontrak kerja, peraturan perusahaan atau kesepakatan.
Mengapa Perusahaan Memerlukan Headhunter Atau Outsourcing?

1. Isu resesi
Industri pekerjaan biasanya merupakan barometer yang dapat diandalkan dari ketidakpastian ekonomi yang berhembus. Bagi HR, ada banyak tanda yang jelas bahwa resesi sedang terjadi secara global.
Dalam masa ini, perusahaan banyak melakukan hiring freeze. Namun, tak sedikit juga karyawan yang bertahan dengan perusahaannya saat ini.
Bahkan jika HR berada di tahap akhir proses perekrutan, tak ada jaminan kalau Anda akan mendapatkan tanggapan dari kandidat Anda. Rata-rata email sumber hanya memiliki tingkat respon 30 hingga 50 persen.
Pencari kerja akan lambat merespon karena memilih bertahan dengan perusahaan tempat mereka bekerja saat ini.
2. Menunggu bonus tahunan dan THR
Banyak kandidat kerja yang lambat respon ketika HR melakukan approach jelas pemberian bonus dan hari raya. Bahkan kebanyakkan dari mereka akan menolaknya.
Untuk menunjukkan rasa terimakasih, perusahaan akan sering menghadiahi karyawan dengan bonus yang besar setiap akhir tahun. Begitu pun saat hari raya menjelang, biasanya perusahaan akan memberikan THR untuk karyawan yang sudah satu tahun bekerja.
Tak heran, banyak kandidat yang menolak masuk bekerja saat mendekati bonus tahunan atau THR. Hal ini karena mereka tidak akan mendapatkan bonus sejumlah yang sama dengan karyawan lainnya.
3. Perbedaan ekspektasi
Ketika HR bertemu langsung dengan kandidat yang telah melewati tahap penyaringan resume, tentu Anda memiliki daftar panjang ekspektasi dari kandidat tersebut.
Namun, ternyata terkadang, apa yang tertulis di resume tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh HR.
Apalagi pengalaman kandidat menjadi semakin penting bagi pencari kerja. Hal inilah yang biasanya menjadi penghalang bagi HR mencari kandidat yang sesuai dengan ekspektasi perusahaan.
4. Perusahaan tidak memiliki employer branding
Employer branding bukanlah sebuah konsep baru. Banyak perusahaan yang mendengar tentang konsep ini, sayangnya mereka salah memahaminya.
Branding perusahaan memiliki definisi sebagai kampanye yang berusaha membuat perusahaan menjadi unik, memiliki kantor yang unik, memiliki kaos yang seragam, dan lainnya. Padahal employer branding lebih dari itu.
Tujuan dari konsep ini adalah membuat perusahaan agar terlihat menarik sehingga kandidat karyawan akan tertarik melamar di perusahaan Anda.
Perusahaan yang tidak memiliki employer branding tentunya tidak akan membuat calon karyawan bahkan karyawan nyaman di perusahaan. Baik dari segi budaya atau manfaat yang ditawarkan.
Perusahaan yang tidak memiliki konsep ini tidak akan mengenali dan tertarik dengan perusahaan Anda.
baca juga: Business Process Outsourcing (BPO), Definisi & Manfaatnya
Kiat Memilih Jasa Headhunter Atau Outsourcing Sesuai Kebutuhan Perusahaan
1. Identifikasi kebutuhan
Langkah pertama dalam memilih agen perekrutan terbaik adalah mengartikulasikan kebutuhan perekrutan Anda.
Anda bisa bisa menekankan beberapa poin berikut:
- Berapa kebutuhan karyawan dalam perusahaan?
- Jenis posisi apa yang ingin Anda isi, permanen atau sementara?
- Apakah lebih baik bekerja dengan karyawan entry level atau setara manajer?
- Apakah perusahaan butuh karyawan dengan spesialisasi atau karyawan rata-rata?
Faktor dalam memilih agen perekrutan yang tepat adalah melihat kebutuhan perekrutan perusahaan dan memberikan detail posisi yang diinginkan.
2. Tentukan persyaratan
Setelah mengidentifikasi kebutuhan, Anda bisa mulai menentukan persyaratan. Perusahaan harus memutuskan tujuan bisnis, apa yang dibutuhkan perusahaan, dan solusi terbaik apa yang mungkin untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Jika menulis persyaratan, Anda bisa mulai dengan menjawab beberapa pertanyaan seperti:
- Apa kebutuhan perusahaan sebenarnya?
- Apa yang menjadi solusi yang potensial?
Menjawab kedua pertanyaan ini akan membantu Anda dalam merumuskan persyaratan.
Penting bagi Anda, bawah perusahaan rekrutmen bukanlah proposisi plug-and-play, tapi pendekatan yang digunakan untuk efek tertentu.
Sederhananya, Anda tidak bisa membagikan persyaratan yang tidak jelas kepada jasa rekrutmen jika ingin mengharapkan hasil yang terbaik.
3. Pilih jasa rekrutmen
Setelah dua poin di atas dilakukan, sekarang saatnya perusahaan memikirkan agen perekrutan seperti apa yang bagus.
Jika perusahaan mencari karyawan penuh waktu, maka harus mencari agen perekrutan umum. Penting juga diingat bahwa ada agen perekrutan tenaga kerja khusus yang bisa Anda pilih juga.
Hal ini akan memungkinkan bagi Anda untuk mempersempit daftar agen yang potensial. Anda bisa mengoptimalkan kebutuhan bisnis dan menentukan jenis agen perekrutan mana yang cocok.
Perusahaan juga bisa mengidentifikasi profesionalitas agen perekrutan.
4. Cek reputasinya
Semua bisnis tidak bisa berkompromi pada kualitas dan reputasi. Maka dari itu, penting untuk memeriksa reputasi agen rekrutmen yang Anda inginkan sebelum bekerja sama.
Tidak sulit untuk memeriksa latar belakang, sejarah, reputasi agen rekrutmen yang Anda tuju. Bahkan ada platform seperti Clutch dan Goodfirm yang dapat menunjukkan ulasan dari klien mereka sebelumnya.
Jika masih ada keraguan. Anda bisa berhubungan dengan beberapa klien lama dan meminta pendapat serta pengalaman mereka saat bekerja sama dengan agen perekrutan.
Bagaimana pun, pilihlah agen yang memiliki reputasi yang baik, bisa menyelaraskan tujuan bisnis Anda, dan memiliki rekam jejak tepat waktu.
5. Bangun komunikasi dengan recruiter
Perusahaan Anda perlu membangun komunikasi dengan agen perekrutan. Terlebih terkait dengan biaya.
Biaya adalah faktor yang biasa diremehkan yang tidak hanya bisa merusak hubungan Anda dengan agen, tapi juga proyek Anda.
Jika perusahaan Anda mengharapkan keunggulan dari agen rekrutmen, maka Anda harus tahu bahwa biayanya pasti lebih tinggi.
Maka dari itu, sebelum melakukan pendekatan, Anda harus meneliti dan menentukan berapa banyak budget yang Anda ingin investasikan ke dalam proyek.
Komunikasikan dengan jelas kepada agen outsourcing atau headhunter terkait anggaran yang Anda miliki.
6. Pastikan data perusahaan aman
Di era digital saat ini, privasi dan keamanan data adalah hal yang paling penting untuk diperhatikan. Terutama untuk perusahaan.
Saat melakukan outsourcing sebuah proyek, perusahaan akan berbagi informasi bisnis yang sensitif dengan agen rekrutmen.
Jika informasi ini tidak dikelola dengan baik, maka data yang ada dapat salah ditangani. Maka dari itu, Anda perlu membuat perjanjian kerahasiaan dengan agen pilihan Anda.
Selain itu, Anda juga harus mempertimbangkan untuk menyewa agen rekrutmen untuk melakukan audit jaringan dan keamanan secara rutin di tempat kerja Anda.
Anda harus menggunakan alat khusus yang membantu melindungi semua data sensitif dan mencegah kebocoran data.
Penutup
Saat membangun solusi bisnis, Anda memiliki dua opsi : menyewa tim internal atau mengalihdayakan proyek.
Banyak bisnis merasa sulit untuk melakukan outsourcing atau headhunter padahal dengan melakukan sistem rekrutmen ini, pertumbuhan bisnis akan meningkat secara efisien.
Nyatanya, banyak perusahaan global seperti Github, Skype, dan Slack yang melakukannya. Lalu apakah Anda siap untuk mengikuti jejak perusahaan ini? Jika jawabannya ya, maka memilih agen rekrutmen baik outsourcing atau headhunter adalah poin utama yang harus diutamakan.
Setelah memahami perbedaan Headhunter dengan Outsourcing di atas, ada baiknya menambah pengetahuan mengenai ‘Fakta dan Mitos Outsourcing‘ dalam artikel yang sudah disediakan MyRobin.ID di sini!
Leave a Reply