Tingkat literasi finansial di Indonesia menunjukkan angka yang rendah, yaitu 49,68%. Hal ini tentunya mengkhawatirkan, karena di situasi di mana lingkungan keuangan terus berubah, masyarakat diharapkan dapat berperilaku bijak mengenai ekonomi. Terlebih, kini informasi seputar keuangan dapat ditemukan dengan mudah di internet.
Lantas, bagaimana hal ini mempengaruhi karyawan dan bagaimana HR dapat mengantisipasinya?
Apa yang Dimaksud dengan Literasi Keuangan?
Menurut OJK, literasi keuangan adalah pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang mempengaruhi keputusan keuangan dan manajemen keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan finansial.
Tingkat pemahaman masyarakat mengenai finansial ini dibagi menjadi 4, yaitu:
- Well literate
- Sufficient literate
- Less literate
- Not literate.
Contoh literasi keuangan bagi karyawan, pada saat menerima gaji, ada tipe karyawan yang langsung memisahkan uang berdasarkan porsinya untuk menabung dan sehari-hari. Namun, ada pula karyawan yang tidak menerapkannya, dan menabung dari sisa uang yang telah digunakan sehari-hari.
Dari contoh ini, kita dapat melihat bagaimana karyawan memiliki literasi finansial dari cara mereka mengelola gaji, mengatur anggaran, dan memahami konsep seperti tabungan, investasi, serta melindungi diri mereka dengan asuransi.
Kondisi Literasi Keuangan Masyarakat Indonesia
Pada tahun 2019, tingkat literasi keuangan mencapai 38,03%. Sedangkan tingkat inklusi keuangan berada di angka 76,19%. Sedangkan pada tahun 2022, tingkat literasi keuangan masyarakat meningkat menjadi 49,68% dan 85,10% untuk inklusi keuangan.
Bagaimana dengan literasi keuangan pekerja?
Bagi para karyawan, memiliki pemahaman literasi keuangan tentunya sangat diperlukan agar dapat semakin bijak mengatur keuangan dari gaji. Hal ini mencakup pemahaman terhadap konsep dasar keuangan, pengelolaan pendapatan, pengelolaan utang, perencanaan investasi, serta pemahaman tentang hak dan manfaat yang mereka terima dari manfaat pekerjaan, seperti program pensiun atau asuransi kesehatan.
Banyak dari karyawan yang kurang memiliki literasi finansial dapat mudah merasakan stres akibat tidak bisa mengatur dan memprediksi keuangan dimasa depan. Hal ini tentunya bisa mengurangi produktivitas dan menghambat pekerjaan.
HR, Bantu Karyawan Memahami Literasi Keuangan, Yuk!
Lalu, bagaimana HR dapat membantu karyawan dalam hal literasi keuangan? HR dapat memberikan beberapa pendekatan sebagai berikut:
1. Pelatihan literasi keuangan
HR dapat menyediakan program pelatihan literasi keuangan yang terstruktur dan terjadwal untuk karyawan. Pelatihan ini dapat mencakup pemahaman tentang pengelolaan anggaran, investasi, manajemen utang, perencanaan pensiun, dan aspek-aspek keuangan lainnya.
Dengan mengikuti pelatihan ini, karyawan diharapkan dapat mampu mengelola keuangan pribadi, membantu mereka memahami konsep bijak dalam keuangan, serta memberi tahu langkah-langkah yang penting untuk meningkatkan kesehatan keuangan karyawan.
2. Beri fasilitas konseling keuangan personal
HR dapat menawarkan sesi layanan konseling keuangan personal kepada karyawan. Karyawan dapat berkonsultasi dengan profesional keuangan untuk mendiskusikan masalah keuangan mereka, merencanakan tujuan keuangan, dan mendapatkan saran tentang bagaimana mengelola keuangan mereka.
3. Mendukung karyawan dalam menabung
HR dan perusahaan dapat mendorong karyawan untuk menyisihkan sebagian pendapatan mereka untuk tabungan atau investasi yang dititipkan kepada kantor. Salah satu caranya adalah dengan program pemotongan gaji otomatis ke dalam tabungan yang dapat membantu karyawan secara otomatis menyisihkan dana untuk masa depan mereka.
Dengan pendekatan-pendekatan ini, HR dapat membantu karyawan untuk menjadi lebih memahami tentang literasi finansial dan semakin kompeten dalam mengelola keuangan pribadi mereka, sehingga mencapai kesejahteraan keuangan yang lebih baik. Hal ini juga dapat mengurangi stres keuangan di tempat kerja dan meningkatkan produktivitas karyawan.
Leave a Reply