Doni Arzinal HRPods

Inilah Kriteria Digital Talent Di BRI

Transformasi digital tak sekadar mengimplementasikan teknologi terkini. Hal yang tak kalah penting adalah mempersiapkan sumber daya manusia atau talenta.

Dalam transformasi digital, talenta berperan penting dalam perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan proses perubahan di organisasi.  

Sebelum menerjunkan mereka ke dalam rangkaian transformasi, perusahaan perlu menjalankan pengelolaan talenta yang memiliki digital mindset. Contohnya, proses rekrutmen talenta digital tak hanya menjadi tanggung jawab tim human capital (HC). Jadi, peran tim information technology (IT) tak kalah penting dalam proses ini.

Doni Arzinal selaku Head of IT Management Office–kini menjabat sebagai Assistant Vice President–menguraikan kolaborasi tim IT dan HC dalam pemenuhan kebutuhan digital talent di BRI, Selasa (03/08/2023), Jakarta.  

Tim IT: Berperan Siapkan The Next Digital Talent Engine

Dalam rangka mewujudkan The Most Valuable Banking Group di kawasan Asia Tenggara pada 2025, BRI melakukan banyak inisiatif atau program kerja yang mengarah ke digitalisasi.  

Digitalisasi ini berdampak terhadap efisiensi dalam operasional BRI Group. Untuk mendukung akselerasi kebutuhan perusahaan, kami maka dibutuhkan dukungan dari digital talent.  

Selanjutnya, kami mempersiapkan next digital talent engine sebagai mesin talenta digital yang baru. Yang menjadi pertanyaan adalah, “Inisiasi ini dilakukan oleh tim IT atau HR?” 

Di satu sisi, rencana perusahaan bersifat akselerasi dengan waktu singkat, sehingga BRI harus cepat bergerak untuk memperoleh digital talent. Tak mudah pula merekrut digital talent di tengah kondisi talent war dengan perusahaan teknologi lain. 

Di sisi lain, kebijakan perekrutan ada di tangan tim human capital. Kami tahu bahwa tim HC memiliki rencana jangka panjang, sejak proses rekrutmen hingga offboarding

Inisiasi digital talent management 

Nah, bagaimana mempercepat program tanpa harus menyinggung kebijakan HC? Akhirnya, inisiasi digital talent management berada di tim IT, tetapi tetap berkolaborasi dengan tim HC.  

Kami membangun Digital Talent War Room Operating Model. Proses ini membutuhkan kurang lebih sembilan bulan

Inisiasi tersebut guna memenuhi kebutuhan talenta digital di BRI, baik dari segi jumlah dan keterampilan.   

Saat ini, digital talent BRI masih terpusat di headquarter di Jakarta. Kami memiliki digital talent di Jakarta sekitar 1,400 dan IT remote office di Yogyakarta yang direncanakan diisi oleh 40 orang.  

Jadi, sampai akhir tahun ini, kami ditargetkan memiliki lebih dari 1600 talenta digital. Oleh karena itu, digital talent management ini dilakukan untuk mengakselerasi pemenuhan talenta tersebut. 

Setelah fase akselerasi, kami akan memasuki fase strategize, di mana personel yang terlibat dalam digital talent management akan menjadi bagian dari tim HC.

Proses kolaborasi antar tim

Pada September 2022, kami telah mengesahkan Digital Talent War Room, yaitu bagaimana model operasional yang dilakukan oleh tim IT maupun tim HC. 

Dalam Digital Talent War Room Operating Model, kami memilah responsibility dan accountability masing-masing untuk tim IT dan HC.

Hal ini untuk  menentukan framework bagaimana tim HC berkolaborasi dengan tim IT.

Sebelumnya, dalam keseharian, kami masih bingung accountability dan responsibility masing-masing tim. Sekarang, setelah ada Digital Talent War Room, maka kebingungan ini teratasi. 

Model ini mengatur semua tahapan di talent management mulai dari planning, recruitment, onboarding, mengukur kinerja, mengelola talent mobility, development and deploy, succession planning, sampai dengan offboarding, baik resign atau pensiun.  

Misalnya, untuk proses rekrutmen, accountability tim IT adalah mendefinisikan job desc, kualifikasi, lalu tim HC melakukan job posting yang align dengan employee value proposition untuk menarik kandidat digital.  

Tim HC akan menjadwalkan wawancara antara tim IT (hiring manager) dan kandidat. Tim IT dan HC akan melakukan asesmen kandidat.  

Setelah tim IT dan HC memilih kandidat yang sesuai kebutuhan, proses selanjutnya adalah tim HC melakukan negosiasi untuk kompensasi dan benefit, background checking, serta culture fit assessment, dan medical check-up terhadap kandidat tersebut. 

Saat onboarding, itu menjadi tanggung jawab tim IT, seperti memberitahukan bahwa setiap pagi dan sore ada daily standup meeting dan one-on-one dengan leader setiap bulan sekali. 

Digital Talent HRPods

Kriteria Digital Talent Di BRI 

Idealnya, digital talent adalah semua karyawan yang memiliki digital mindset. Keterampilan mereka dibutuhkan oleh perusahaan untuk menjalankan program transformasi digital di BRI.  

Berbicara mengenai talenta digital, itu luas cakupannya. Oleh karena itu, saat ini,  tim IT mendefinisikan digital talent adalah tech talent.

Ruang lingkup kerja mereka antara lain, membuat aplikasi, memproses automasi, mengembangkan platform, hingga mengelola infrastruktur IT dan cyber security

Sumber tech talent 

Di BRI, tech talent tidak hanya berasal dari jurusan IT saja. Kami merekrut lulusan science, technology, engineering, and mathematics atau STEM, MIPA, dan statistika.  

Jadi tidak heran, kalau kami mempunyai talent dengan latar belakang pendidikan astronomi dan penerbangan. Karena BRI memiliki satelit, sehingga memerlukan talent di bidang tersebut untuk mengoperasikannya. 

Sedangkan hiring sources-nya, kami memiliki beberapa sumber. Mulai dari Rekrutmen Bersama BUMN, management trainee program bernama BRILiaN Future Leader Program (BFLP) General dan IT, dan experienced hire

Mengotomatisasi proses bisnis 

Ketika talent memiliki mindset dan skill digital, mereka mampu memahami sekaligus mengadopsi proses digitalisasi. Dengan memanfaatkan teknologi, mereka akan mengotomatisasi proses bisnis menjadi lebih efisien. 

Banyak anggapan bahwa proses digitalisasi hanya membuat aplikasi saja. Anggapan itu tidak salah, hanya saja digitalisasi memerlukan kerangka berpikir ke depan. 

Misalnya, tech talent harus bisa mengintegrasikan dari KTP, KJP, dan KIP dengan KTP dalam urusan administrasi, sehingga warga tidak perlu membawa KTP fisik lagi untuk membuka rekening bank. 

Menanamkan Budaya Digital 

Kalau melihat negara maju, mereka memiliki lembaga pemerintah yang mendefinisikan framework kompetensi digital, di mana penduduk ditargetkan mempunyai digital skill.  

Dalam praktik di organisasi, penduduk atau orang tersebut mampu membuat inovasi digital dengan menggunakan alat yang didukung oleh tim IT. Kondisi ini disebut juga dengan citizen developer.  

Sebelum masuk ke dalam citizen developer, organisasi perlu membangun kesadaran tentang budaya digital mindset.  

Di BRI, kami memiliki tim culture yang bertugas menanamkan security and data privacy awareness, seperti menjaga password dan cara mengenali phising. Kami pun mengunggah informasi tersebut ke media sosial sebagai pengingat bagi karyawan maupun teman dan keluarganya. 

Selain itu, kami menggunakan jaringan koneksi yang aman dan tidak dapat disadap, memakai internal drive untuk mengirimkan data, semua data disimpan secara on-premise, dan data center BRI menerapkan penjagaan sangat ketat.  

Semua keamanan itu tak hanya dilakukan ke nasabah, tetapi juga ke semua karyawan agar mereka memiliki budaya digital yang sama.


Posted

in

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *