Karakteristik Karyawan Berdasarkan Generasi

Karakteristik Karyawan Berdasarkan Generasi: Potensi Vs Friksi?

Tim HR perlu mengenali karakteristik karyawan berdasarkan generasi, terlebih tak sedikit perusahaan memiliki tiga hingga empat angkatan kerja. Apakah satu generasi lebih baik daripada generasi lain? Apakah kolaborasi antara mereka menghasilkan potensi atau friksi di tempat kerja?

Menurut survei Living, Learning, and Earning Longer Collaborative Initiative, lebih dari 80% pemimpin global mengakui bahwa keberagaman generasi kerja merupakan faktor kunci pertumbuhan. Ya, keberagaman generasi kerja dapat menjadi nilai positif bagi perusahaan, selama mereka mampu mengelolanya. Ironisnya, tak banyak perusahaan mampu mengintegrasikan keragaman usia dalam inisiatif diversity, equity, and inclusion (DEI).

4 Generasi Dalam Satu Organisasi

1) Baby boomers

Baby boomers merupakan generasi yang lahir setelah Perang Dunia II berakhir hingga paruh pertama 1960-an. Definisi ini berdasarkan faktor demografis, yakni tanggal lahir dan tidak berkaitan dengan atribut individu.

Karakteristik baby boomers:

  • Mandiri

Memiliki rasa percaya diri tinggi dan tidak bergantung kepada orang lain. Di lingkungan kerja, mereka tidak takut menghadapi konfrontasi dan tidak ragu menantang praktik yang sudah ada.

  • Kompetitif

Cenderung menyukai persaingan. Salah satu faktor pendorong mereka adalah ambisi untuk naik ke posisi atau mencapai peringkat tertinggi dalam hierarki perusahaan. Mereka memiliki motivasi untuk menjadi yang terbaik dan mengungguli sesama rekan kerja.

  • Goal-centric

Generasi ini berfokus pada goal-centric atau menetapkan tujuan bagi diri sendiri. Hal ini berlaku dalam kehidupan pribadi maupun profesional.

2) Generasi x

Generasi x (baby bust generation atau MTV generation) adalah kelompok generasi yang lahir antara 1965 sampai dengan 1980.

Karakteristik generasi x:

  • Budaya pemalas

Kata ‘pemalas’ mengacu pada generasi x yang terlalu malas dan bergantung pada hiburan, karena mereka memiliki lebih banyak akses terhadap teknologi hiburan.

  • Mahir secara teknologi

Gen x tumbuh saat transisi teknologi analog ke digital. Sebagai generasi pertama yang tumbuh bersama komputer, mereka menyaksikan lahirnya ponsel dan internet. Mereka sudah nyaman dengan berbagai perangkat teknologi seperti komputer, ponsel pintar, dan tablet.

  • Fleksibel

Generasi ini mampu mengembangkan keterampilan bertahan hidup dan menangani apa pun yang menghadang. Mereka juga lebih fleksibel dibandingkan generasi sebelumnya.

Rekomendasi artikel: 10 Cara Memenangkan Hati Gen Z Dalam Rekrutmen

3) Generasi y

Generasi y atau dikenal sebagai millennials merupakan kelompok individu yang lahir antara 1981 hingga 1996. Generasi ini tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang dipenuhi dengan teknologi, maka tak heran mereka cenderung menggunakan pesan teks atau media sosial untuk berkomunikasi dibanding mengandalkan email atau pertemuan tatap muka.

Karakteristik milenial:

  • Berorientasi pada hasil

Mereka cenderung fokus pada pencapaian daripada seberapa lama bekerja. Misalnya, gen y lebih suka menunjukkan hal-hal yang telah dicapai sebagai ukuran keberhasilan daripada memperhatikan berapa lama waktu bekerja.

  • Mencari penghargaan

Tumbuh di dunia komunikasi digital dan media sosial membuat milenial lebih bergantung pada penghargaan atau pujian dibanding generasi sebelumnya.

Mereka tergolong inovator, karena dapat memahami cara untuk melakukan perbaikan terhadap proses, sistem, atau aturan.

4) Generasi z

Generasi z ialah orang-orang yang lahir dari 1997 hingga 2015. Mereka adalah generasi pertama yang tumbuh sebagai digital natives atau tidak pernah mengalami dunia tanpa internet. Namun, mereka menghadapi tantangan global seperti pandemi dan krisis ekonomi yang berdampak signifikan dalam pembentukan kepribadian sekaligus nilai hidup.

Karakteristik gen z:

  • Ambisius

Gen z cenderung lebih termotivasi oleh uang dan memiliki ambisi yang tinggi daripada generasi lainnya.

  • Rentan terhadap kecemasan

Namun, generasi ini cenderung mengalami masalah kesehatan mental. Tiga dari 10 gen z menyatakan rentan terhadap kecemasan. Kondisi ini lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya dan keadaannya terus meningkat.

  • Mampu menetapkan batasan

Gen z memiliki kemampuan yang baik dalam menetapkan batasan. Misalnya, mereka memiliki batasan dalam bekerja dan tidak ragu berhenti jika pekerjaan menyita waktu pribadi mereka.

Baca juga: Generasi Z: Memahami Cara Kerja & Berkolaborasi Dengan Mereka

Kenali Karakteristik Karyawan Berdasarkan Generasi

Baby boomers, sang tetua

1) Menghargai visibilitas tempat kerja

Baby boomers memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk menerima pekerjaan jarak jauh atau bekerja dari rumah dibandingkan dengan generasi lebih muda. Biasanya, mereka menghargai visibilitas di tempat kerja. Misalnya, datang tepat waktu setiap hari, bekerja hingga larut, dan semakin bersemangat jika bekerja dengan manajer.

2) Terampil membuat keputusan

Generasi ini cenderung bekerja keras dengan fokus tinggi, sehingga banyak dari mereka mampu mengambil keputusan yang efektif, terlebih jika strategi atau rencana kerja memiliki tujuan yang jelas.

3) Otoritas = pengalaman

Sebagian besar beranggapan bahwa otoritas sama dengan pemberian pengalaman. Oleh karena itu, mereka lebih condong untuk mempercayai seseorang yang lebih tua dan berpengalaman dalam bidang tertentu daripada orang yang lebih muda dan baru terjun dalam industri tersebut.

4) Pekerjaan adalah identitas diri

Selain keluarga dan hobi, pekerjaan adalah identitas diri baby boomers. Identitas ini berhubungan dengan penghargaan perusahaan terhadap kontribusi mereka. Jadi, mereka merasa bangga terhadap tempat bekerja, posisi atau jabatan, dan masa kerja di perusahaan tersebut.

Gen x, pemimpin saat ini

1) Mandiri

Gen x terbiasa mengatur waktu dan memiliki kebebasan untuk membuat keputusan. Hal ini menyebabkan banyak manajer dari generasi ini memiliki gaya manajemen yang mandiri. Kemandirian menjadikan mereka pemimpin yang ideal bagi organisasi.

2) Akrab dengan teknologi

Gen x berperan dalam membangun jembatan dari era analog ke digital. Mereka mengalami masa peralihan dari ‘tanpa komputer’ ke ‘kehadiran internet sehingga memiliki kecerdasan teknologi yang sebanding dengan milenial dan aktif menggunakan media sosial untuk terhubung dengan dunia sekitar serta mengikuti perkembangan generasi di bawahnya.

3) Komunikatif dan kolaboratif

Dalam hal kepemimpinan, sebesar 67% pemimpin gen x memiliki keterampilan komunikasi dan kolaborasi yang efektif. Jadi, mereka mampu bekerja dengan tim, sehingga mendorong tim menghasilkan kinerja yang baik.

4) Keseimbangan kehidupan kerja

Mereka menghargai keseimbangan durasi yang dihabiskan di tempat kerja dan waktu pribadi. Mereka berkeinginan kuat untuk mengejar aspirasi pribadi mereka.

Generasi y, senior di kantor

1) Memiliki otonomi

Milenial suka bertindak secara mandiri dan memiliki otonomi dalam kehidupan pribadi dan pekerjaan. Hasilnya, mereka mencari keseimbangan kehidupan kerja yang lebih berarti, seperti cuti panjang dan jam kerja fleksibel dibandingkan insentif berupa uang tunai.

2) Menemukan solusi kreatif

Mereka mampu menemukan solusi kreatif dan mempelajari keterampilan baru. Mereka juga menginginkan fleksibilitas untuk belajar dan bekerja sesuai aspirasi. Terlebih media pembelajaran mereka menggunakan platform terkini dan/atau media sosial.

3) Mampu berkolaborasi

Milenial mampu berkolaborasi dengan orang-orang yang memiliki latar belakang dan budaya berbeda. Mereka tak sungkan berbagi ide, sumber daya, dan mendukung rekan kerja; menghargai percakapan yang berani, jujur, dan terbuka untuk mengatasi masalah; serta memilih umpan balik secara berkala, jujur, dan konstruktif. Ini akan menjadi masalah, jika perusahaan menetapkan penilaian kinerja yang kaku.

4) Memiliki tujuan jelas

Berdasarkan survei, sebanyak 62% milenial merasa bermakna jika mereka berkontribusi positif bagi dunia. Misalnya, semakin bermanfaat bagi tim, perusahaan, atau masyarakat, mereka akan semakin berkomitmen dan bekerja keras.

Generasi z, the rookies

1) Komunikasi digital

Mengingat gen z tumbuh dalam era ponsel pintar, maka mereka biasa berkomunikasi secara digital. Mereka menyukai dan interaksi langsung melalui Skype, Zoom, Facetime, atau aplikasi telekonferensi lain.

2) Menyukai keamanan dan stabilitas

Gen z lebih menghindari risiko atau menyukai keamanan dan stabilitas, termasuk di tempat kerja. Jadi, mereka lebih suka bekerja di perusahaan yang berinvestasi pada program pengembangan karyawan daripada yang tidak melakukannya. Hal itu menumbuhkan kepercayaan mereka terhadap perusahaan.

3) Memiliki ekspektasi tinggi

Istilah digital nomaden populer karena kebutuhan gen z terhadap model kerja jarak jauh dan fleksibilitas kerja. Ini adalah harapan teratas mereka. Mereka juga mengutamakan transparansi, mencari kesempatan belajar dan berkembang, serta mencapai produktivitas tinggi di tempat kerja. Mereka perlu menggunakan alat dan teknologi terbaru guna mengoptimalkan kinerjanya.

4) Generasi mobile

Gen z merupakan generasi yang terampil dalam penggunaan teknologi, karena mereka lahir dalam era mobile. Dalam mencari pekerjaan, mereka meriset tentang reputasi dan kegiatan bisnis perusahaan dalam situs reviu.

Artikel berikutnya: Job Hopping Pada Gen Y Dan Gen Z

Mengenali karakteristik karyawan berdasarkan generasi wajib dilakukan oleh HRD, manajer, maupun pemimpin perusahaan sekalipun.

Pengambil keputusan perlu bersikap objektif terhadap karakteristik masing-masing generasi dan peran yang akan mereka emban. Ini bukan untuk menciptakan gap atau stereotipe, tetapi berkolaborasi guna menciptakan dunia yang lebih baik bagi generasi kini dan mendatang.


Posted

in

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *