Memahami 3 Cara Mengukur Employee Engagement

Ada beragam cara mengukur employee engagement untuk melihat keterlibatan keterlibatan dan antusiasme karyawan dalam pekerjaan dan tempat kerja mereka. Ini membantu perusahaan dalam mengukur dan mengelola perspektif karyawan tentang elemen penting budaya tempat kerja. 

Dengan demikian, mereka dapat terlibat dengan pekerjaan secara aktif. Namun, apakah perusahaan wajib mengukur employee engagement atau ini hanya berlaku bagi perusahaan besar?

Memahami Employee Engagement Di Lingkungan Kerja

Cara perusahaan memperlakukan karyawan dan cara karyawan memperlakukan rekan kerja berpengaruh terhadap tindakan mereka. Tindakan ini menempatkan perusahaan dalam risiko.

Tanpa keterlibatan karyawan, tidak ada keterlibatan tim, sehingga perusahaan semakin sulit untuk meningkatkan bisnis.

Berdasarkan riset employee engagement selama puluhan tahun, Gallup mengetahui bahwa karyawan yang terlibat menghasilkan bisnis lebih baik daripada karyawan lain.

Ini berlaku pada karyawan lintas industri, ukuran perusahaan, kebangsaan, dan dalam masa ekonomi baik maupun buruk. Diketahui bahwa 21 persen karyawan di seluruh dunia dan 33 persen di Amerika Serikat yang engaged.

Menurut Kevin Kruse, employee engagement tidak sama dengan kebahagiaan karyawan (employee happiness) dalam bekerja.

Kruse berpendapat banyak orang bekerja dengan bahagia, tetapi mereka tidak engaged pada visi dan misi perusahaan dan tugasnya. 

Di sisi lain, membuat karyawan senang dengan memberikan berbagai insentif atau benefit belum tentu dapat memperkuat engagement mereka. 

Kebutuhan material tidak bisa mengalahkan kebutuhan psikologis. Padahal kebutuhan psikologis yang akan memberikan karyawan kepada sikap keterlibatannya.

Engagement = loyalitas, rasa bangga, dan sense of belonging

Baca Juga: Rendhy Ardya: Kiat HR Jalankan Employee Engagement

Cara Mengukur Employee Engagement

Sering kali tim HR atau HC memberikan program employee engagement agar karyawan memiliki hubungan terhadap pekerjaan, perusahaan, hingga rekan kerja. 

Bagaimana memastikan keberhasilan program tersebut? Bagaimana cara mengukur employee engagement?

Dengan pengukuran, Anda akan mengetahui jenis kegiatan yang dapat membangun tim, ruang untuk karyawan berkembang, dan praktik sumber daya manusia yang berpengaruh pada hasil bisnis.

Memang, cara mengukur employee engagement cukup rumit karena pengukuran melibatkan motivasi, kebahagiaan, komitmen, emosi, serta kondisi pikiran yang bersifat subjektif yang dinyatakan dari skor.

Bahkan pengukuran setahun sekali pun tidak cukup. Sebut saja, jika perusahaan memiliki beragam program employee engagement. Itu artinya, Anda memerlukan berbagai alat ukur dan mengukur secara berkala, yakni:

1) Survei

Ada beragam jenis employee engagement survey. Salah satunya adalah The Gallup Q12 Index yang dimiliki oleh Gallup. 

Survei ini mengumpulkan 12 pertanyaan mengenai keterlibatan karyawan di perusahaan. Contoh pertanyaannya:

  • Apakah Anda mengetahui harapan perusahaan?
  • Apakah ada sosok di lingkungan kerja yang mendukung perkembangan diri Anda?
  • Apakah Anda merasa memiliki kesempatan untuk belajar dan bertumbuh dalam satu tahun terakhir?

2) Employee Net Provider Score (eNPS)

Biasanya, eNPS untuk mengukur level kepuasan dan loyalitas pelanggan. Dalam perjalanannya, eNPS untuk mengukur keterlibatan karyawan yang dinyatakan melalui skala dari 1-10.

Skala eNPS:

  • Detractor (0-6): karyawan sangat tidak puas dengan perusahaan dan menyebarkan berita negatif ke pihak lain
  • Passives (7-8): karyawan tidak terlibat secara emosional 
  • Promoters (9-10): karyawan sangat loyal kepada perusahaan dan menyebarkan berita positif ke mana-mana

3) Absensi dan turnover karyawan

Pengukuran employee engagement terakhir adalah absensi dan rasio turnover karyawan. Berdasarkan Gallup, rasio turnover tahunan perusahaan sebanyak 10 persen atau kurang dari itu

Tingkat absensi dan turnover yang tinggi menjadi penanda bahwa perusahaan perlu improvement. Salah satunya dengan employee experience

Meski demikian tingkat absensi tinggi, bukan berarti produktivitas karyawan rendah, sehingga Anda perlu memastikan produktivitas mereka terjaga. 

Artikel Selanjutnya: Employee Engagement: Tantangan & Kesempatan Bertumbuh

5 Indikator Employee Engagement

Berdasarkan Hierarchy of Needs dari Abraham Maslow, terdapat lima indikator employee engagement. Ini menunjukkan perubahan engagement seiring motivasi karyawan.

1. Sangat engaged

Karyawan sangat engaged berada di puncak hierarki. Ia telah memenuhi kebutuhan mendasar dan menyadari peran pentingnya di perusahaan.

Ia juga mencintai pekerjaan serta menginspirasi rekan kerjanya untuk meningkatkan atau memperbaiki produktivitas.

Dalam situasi tersebut, perusahaan perlu mendukung karyawan seperti tunjangan kinerja dan/atau promosi jabatan.

2. Engaged

Karyawan engaged adalah mereka yang telah mengetahui tanggung jawab pekerjaan dan memaksimalkan pengetahuannya untuk kemajuan perusahaan.

Dalam proses kerja, ia mengetahui kehadirannya layak diperhitungkan maka ia bekerja sebaik-baiknya untuk diri sendiri dan tim, terlepas dari jabatannya.

Tim dan HR perlu terus mendorong dan memfasilitasi karyawan kelompok engaged dengan pelatihan dan pengembangan yang sesuai kebutuhan.

3. Hampir engaged

Karyawan hampir engaged sudah melakukan tugas dengan baik, hanya saja mereka kurang memiliki motivasi untuk meningkatkan kinerjanya lebih baik lagi. 

Karyawan seperti ini merasa sudah nyaman bekerja dan tidak memedulikan sense of ownership.

Tim HR dan manajer perlu melibatkan mereka dalam kegiatan perusahaan lebih sering. Misalnya, menjadikannya panitia acara perusahaan atau menjadi buddy karyawan baru.

4. Tidak engaged

Karyawan tipe ini tidak memiliki motivasi, meskipun mereka aktif bersosialisasi dan menyelesaikan pekerjaannya. 

Namun, mereka masih belum memahami manfaat menjadi bagian dari perusahaan. Untuk menghadapi karyawan tidak engaged, berikan mereka kepastian kerja, seperti posisi permanen atau benefit yang menunjang karyawan dan keluarganya.

5. Tidak engaged sama sekali

Karyawan yang tidak engaged sama sekali akan bekerja hanya untuk mendapatkan gaji. Mereka tidak memiliki motivasi untuk berkembang.

Bahkan mereka tidak memedulikan hubungan sosial dengan rekan kerja dan tidak merasa bahagia. Meski demikian Anda dapat membantu mereka untuk engaged dengan memenuhi kebutuhan dasarnya.

Artikel Terkait: 10 Employee Engagement Trend 2024

Manfaat Memiliki Karyawan Engaged Bagi Perusahaan

Tentu, setiap perusahaan menginginkan karyawan yang engaged atau sangat engaged untuk mendukung tujuan perusahaan. 

Namun, keterlibatan bukan upaya karyawan sendiri, tetapi mereka membutuhkan dukungan dari perusahaan. Perusahaan perlu memiliki strategi employee engagement.

Pembuatan strategi ini cukup menguras waktu dan tenaga, tetapi manfaat yang akan didapatkan oleh perusahaan lebih dari itu. 

#1 Kinerja tim lebih baik

Karyawan engaged akan berdampak positif terhadap yang bersangkutan sekaligus kinerja tim. Ia mampu bekerja dengan baik, sehingga berkinerja tinggi

Jika semua tim memiliki anggota yang engaged atau sangat engaged, perusahaan akan memetik peningkatan bisnis yang signifikan.

#2 Meningkatkan produktivitas

Karyawan engaged dapat dengan mudah memahami harapan perusahaan terhadap mereka. 

Mereka juga mengetahui tujuan bisnis, sehingga ia akan mendukung perusahaan melalui penyelesaian tugas secara efektif. Hasilnya, produktivitas kerja karyawan meningkat, begitu pula perusahaan.

#3 Tingkat turnover menurun

Karyawan engaged dan memiliki ikatan emosional terhadap pekerjaan tidak berkeinginan untuk mengundurkan diri setelah beberapa bulan bekerja. 

Ia mampu menyelaraskan tujuan personal dan perusahaan. Namun ia juga memerlukan dukungan dari perusahaan. 

#4 Meningkatkan pelayanan pelanggan 

Karyawan yang berkomitmen terhadap pekerjaan dapat memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan. 

Mereka aktif memperbarui kondisi pasar serta memunculkan inovasi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh pelanggan. 

#5 Meningkatkan laba

Pada akhirnya, karyawan engaged akan meningkatkan produktivitas kerja yang berimbas pada peningkatan laba perusahaan. 

Menurut meta analisis Gallup, bisnis yang mendapatkan skor tertinggi pada employee engagement menunjukkan tingkat profitabilitas sebesar 21 persen dibandingkan perusahaan yang memiliki seperempat skor lebih rendah.

Namun, tantangan tim HR dalam keterlibatan karyawan adalah menyusun strategi employee engagement agar tidak hanya sekadar gimmick. Tim HR dan manajer harus mengenali kebutuhan karyawan untuk memaksimalkan kinerja mereka.

Loading

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *