Design thinking adalah metode inovasi yang berfokus pada manusia.
Dalam metode ini, kegiatan inovasi didasarkan pada pemahaman mendalam tentang kebutuhan dan keinginan orang, termasuk preferensi dan ketidaksukaan mereka terhadap produk.
Konsep ini memiliki dampak yang besar bagi HR karena membutuhkan perubahan pendekatan perencanaan dan proses tahunan yang lebih inovatif, sederhana, dan cepat, yang didasarkan pada prinsip-prinsip berpusat pada manusia.
Melalui design thinking, HR dapat mengambil posisi karyawan, memahami perspektif mereka, dan melihat dunia dari sudut pandang karyawan.
Dengan menggunakan pendekatan ini, HR dapat merancang pengalaman karyawan dengan lebih baik dan lebih memperhatikan kebutuhan mereka.
Design Thinking Dukung Kemajuan Perusahaan
Tidak dapat disangkal lagi bahwa pendekatan design thinking memiliki manfaat besar bagi Sumber Daya Manusia.
Pendekatan ini berfokus pada memecahkan masalah dengan mempertimbangkan kebutuhan human-centric.
Dalam konteks HR yang modern, penting untuk menerapkan pemikiran desain dalam setiap aspek fungsi.
Ini bisa dimulai dari menemukan dan merekrut talenta, menempatkannya di posisi yang tepat, merencanakan pengembangan karier, hingga mempertahankan sebagai aset berharga organisasi.
Strategi ini memberikan wawasan revolusioner yang membantu menciptakan pengalaman karyawan yang luar biasa.
Design thinking juga diyakini mampu menjadi pendorong keselarasan dan membuat HR mampu menghadapi tantangan sambil mengembangkan tenaga kerja.
Menurut Josh Bersin, pendekatan design thinking memberikan peran baru bagi HR, yaitu sebagai ‘arsitek pengalaman’.
Hal ini mengubah peran mereka dari sekadar ‘pengembang proses’ menjadi perancang pengalaman kerja.
Dengan pendekatan ini, HR dapat memperbarui setiap aspek pekerjaan, seperti lingkungan fisik, interaksi antar individu, cara manajer menghabiskan waktu mereka, dan cara perusahaan merekrut, melatih, melibatkan, serta mengevaluasi karyawan.
Manfaat Dari Design Thinking
Fokus Pada Pengalaman Karyawan
Meningkatkan keterlibatan karyawan dan menciptakan pengalaman kerja yang lebih baik adalah prioritas utama bagi para profesional HR.
Dalam hal ini, design thinking memberikan dimensi baru dalam menciptakan lingkungan kerja yang inspiratif, sistem yang mudah digunakan, peran inovatif, dan kolaborasi yang efektif.
Empati manusia menjadi unsur kunci dalam memahami, mengidentifikasi, dan menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh karyawan dan perusahaan secara keseluruhan.
Inisiatif Learning and Development
Materi learning and development yang konvensional bersifat umum dan tidak mempertimbangkan kemampuan belajar individu karyawan.
Namun, dengan adanya design thinking maka dapat membantu dalam menciptakan inisiatif pembelajaran dan pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan individu dan konten yang lebih adaptif dengan bantuan teknologi.
Dengan mempertimbangkan kebutuhan bisnis dan karyawan, inisiatif ini dapat dirancang untuk memberikan hasil terbaik.
Menumbuhkan Budaya Inovatif
Untuk mengembangkan budaya inovatif di perusahaan, HR dapat memperkenalkan budaya pemikiran desain yang merangsang di seluruh departemen.
Ini dapat dilakukan dengan mengintegrasikan pola pikir baru, pandangan baru, sikap baru, dan kemampuan baru dalam semua proyek yang dikerjakan di dalam organisasi.
Memberikan Perspektif Luar bagi HR
Dengan menggunakan design thinking, perspektif yang tidak terlihat sebelumnya dapat diintegrasikan ke dalam HR dengan cara yang menarik dan inovatif.
Hal ini melibatkan eksplorasi dan penerapan teknik-teknik baru untuk memperbaiki setiap aspek pekerjaan.
Design thinking membantu mengubah model tradisional yang berfokus pada proses menjadi model yang lebih fokus pada karyawan, sehingga solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan karyawan dapat dicapai.
Langkah Dari Design Thinking

1. Identifikasi Perjalanan Karyawan
Design thinking pertama-tama berfokus pada mengidentifikasi dan memahami perjalanan pelanggan HR, termasuk karyawan secara umum atau pihak tertentu seperti kandidat atau manajer.
Peta perjalanan pelanggan adalah gambaran visual atau grafis dari cerita lengkap perspektif individu tentang interaksi mereka dengan perusahaan, layanan, produk, atau merek, dari waktu ke waktu dan melalui saluran yang berbeda.
Identifikasi persona juga penting bagi HR untuk memahami pola dasar perilaku karyawan, bukan hanya representasi individu dan atributnya.
Tidak memahami kebutuhan karyawan Anda atau mengelompokkan perilaku mereka dapat menghasilkan persona yang tidak berguna dan tidak merepresentasikan perilaku sebenarnya.
2. Kenali Moment of Truth
Salah satu tahap terpenting dalam menentukan design thinking adalah mengidentifikasi moment of truth.
Konsep ini pertama kali digunakan dalam bidang pemasaran dan sekarang diadopsi oleh layanan pelanggan.
Langkah ini dapat diartikan sebagai interaksi tertentu yang membutuhkan investasi emosional yang signifikan dari pelanggan, seperti kehilangan kartu kredit, pembatalan penerbangan, kerusakan pakaian, atau nasihat investasi.
Penting bagi karyawan untuk dapat mengatasi momen-momen ini secara memuaskan untuk melampaui harapan pelanggan. Hal ini menekankan pentingnya fokus pada karyawan garis depan.
Ketika pelanggan berinteraksi dengan perusahaan, titik-titik kontak mereka seringkali berpotongan pada “moment of truth” yang dapat mempengaruhi pengalaman keseluruhan yang mereka alami.
Dalam Employee Experience Design, konsep serupa digunakan dengan istilah “Momen yang Penting”. Dalam bukunya, The Employee Experience Advantage, Jacob Morgan membedakan tiga jenis ini menjadi:
- Spesifik (seperti hari pertama bekerja)
- Berkelanjutan (seperti interaksi antara karyawan dan supervisor)
- Diciptakan (seperti pesta kantor tahunan).
3. Berinvestasi dalam Desain Visual
Diperlukan kemudahan dalam mengkomunikasikan perjalanan yang baik kepada khalayak umum, bukan hanya sebagai alat untuk HR.
Cara desainnya bervariasi, namun harus memungkinkan komunikasi yang luas.
Hal ini menjadi kelebihan penting design thinking karena employee journey bisa dan harus dikomunikasikan kepada pelanggan yang terkait dengan jelas.
Mengapa? Karena ini dapat menimbulkan kontrak layanan antara fungsi HR dan karyawan.
4. Proses Peningkatan
Banyak organisasi hanya menerapkan design thinking pada beberapa perjalanan, menempel poster di koridor departemen HR, dan hanya melakukan sedikit perubahan pada beberapa proses atau alat SDM terbaru.
Namun, tantangan sebenarnya adalah menerapkan design thinking secara luas di seluruh organisasi.
Danish Design Institute telah mengidentifikasi Tangga Pengembangan Kemampuan Desain dalam perusahaan.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip pemikiran desain sebagai proses, organisasi dapat menjadi lebih strategis dalam desain dan menjadikannya bagian dari strategi mereka.
Jika seluruh organisasi SDM fokus pada design thinking secara konsisten, maka departemen organisasi lainnya akan mengikuti, memungkinkan terciptanya pola pikir yang berpusat pada manusia dan perilaku transformatif yang diinginkan.
5. Pengukuran
Membuat peta perjalanan karyawan juga berdampak penting lainnya, yaitu memungkinkan identifikasi yang akurat mengenai apa yang perlu diukur, sehingga mengaktifkan People Analytics yang memiliki dampak signifikan.
Dengan memusatkan perhatian pada harapan dan perilaku karyawan, konsep pengalaman menjadi lebih subjektif, karena pengalaman pada dasarnya bersifat pribadi.
Meskipun kompleksitas ini mungkin membuat beberapa orang enggan memulai dengan fokus pada pengukuran, namun penting untuk mengembangkan strategi dan fokus pada pengukuran dengan mempertimbangkan setidaknya tiga aspek.
Seperti dilakukan pendengaran aktif dan terus-menerus, serta umpan balik dari berbagai saluran dan fungsi yang terintegrasi dengan baik. Hal ini akan memberikan gambaran menyeluruh tentang siklus hidup karyawan yang perlu dipahami dan ditingkatkan.
Penutup
Dengan memahami kebutuhan dan ekspektasi karyawan secara mendalam, departemen HR dapat memperbaiki pengalaman karyawan dan menciptakan budaya yang berpusat pada manusia di seluruh perusahaan.
Selain itu, kita juga telah membahas praktik dan langkah-langkah untuk mengimplementasikan design thinking dalam skala besar di seluruh perusahaan HR.
Melalui pendekatan yang sistematis dan berfokus pada manusia, perusahaan dapat menciptakan pengalaman karyawan yang unggul, meningkatkan produktivitas, dan mengurangi turnover.
Dengan melibatkan karyawan dalam proses desain dan berfokus pada solusi yang berpusat pada manusia, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang inovatif dan dinamis, yang mendorong pertumbuhan dan perkembangan karyawan.
Semoga artikel ini telah memberikan wawasan dan inspirasi bagi para pemimpin SDM untuk memperbaiki pengalaman karyawan mereka dengan menerapkan prinsip-prinsip design thinking secara efektif.
Leave a Reply