Career development sering disamakan dengan career growth, padahal keduanya berbeda.
Beberapa tahun ini, generasi muda mulai memahami betapa penting career development dalam lingkungan kerja. Mereka mencari perusahaan yang bukan hanya memberikan bayaran sepadan, juga mendukung perkembangan karyawannya.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Gallup, sekitar 82% karyawan mempertimbangkan untuk resign karena pengembangan karier yang minim di tempat kerja.
Ruang Lingkup Career Development
Career development didefinisikan sebagai sebuah proses di mana seseorang memilih, meningkatkan keahlian, dan mendorong dirinya maju selama meniti karier.
Proses tersebut akan akan membuat seseorang memutuskan sesuatu untuk mencapai target pekerjaan ideal, menguasai keahlian yang diinginkan, sekaligus gaya hidup yang didambakannya.
Di sisi lain, career development mengacu pada langkah yang diambil oleh seseorang untuk menajamkan keahliannya agar siap menghadapi beban kerja masa kini dan mendatang.
Misalnya, seseorang mengambil kursus intensif untuk membangun piranti lunak (hard skill) dan lokakarya public speaking (soft skill), maka yang ia tengah melakukan upaya career development.
Bagaimana Cara Kerja Career Development?
Sebenarnya, career development bisa dimulai kapan saja. Prosesnya pun tidak berhenti begitu seseorang diterima bekerja di organisasi.
Upaya pengembangan karier bisa dilakukan secara berkesinambungan. Ia sudah mulai memikirkan profesi yang hendak ia geluti.
Contohnya, siswa SMA mulai menekuni mata pelajaran MIPA, karena ia berminat menjadi mahasiswa teknik mesin danbercita-cita menjadi ahli mesin besar, yang digunakan di proyek konstruksi.
Ketika berhasil masuk ke suatu perusahaan, ia akan mengikuti beragam pelatihan dan pembelajaran yang disediakan oleh perusahaan untuk kembali mengasah keterampilan teknisnya.
Ia juga mengikuti ujian sertifikasi dan mengikuti kursus bahasa asing. Lima tahun kemudian, ia mendapatkan beasiswa strata dua dari perusahaan.
Itulah yang dimaksud dengan career development. Proses pengembangan ini bisa berlangsung seumur hidup atau selama seseorang masih produktif secara fisik dan mental.
Bagaimana dengan perusahaan yang minim peluang pengembangan karier kepada karyawan? Bukan tidak mungkin, mereka akan meninggalkannya dan mengejar tujuan lebih tinggi.
Faktor Yang Mempengaruhi Career Development
Ada banyak faktor yang mempengaruhi bagaimana seseorang menjalankan upaya career development. Namun, ada beberapa faktor yang memengaruhi upaya individu dalam pengembangan karier:
- Karakteristik personal
Kepribadian, ketertarikan, bakat, dan nilai-nilai yang berkaitan dengan pekerjaan menentukan seseorang dalam mengambil keputusan terkait career development.
Ketika seseorang memiliki sifat ambisius dan kepercayaan dirinya tinggi, ia tidak akan segan-segan untuk mengambil keputusan yang berat. Ia juga tidak akan takut dengan situasi yang tidak nyaman.
Jika ia adalah seorang yang pemalu dan tidak terampil berkomunikasi, ia akan memilih profesi yang cenderung aman. Sejak awal, ia akan memilih pekerjaan yang tidak mengharuskannya berhadapan dengan khalayak ramai.
- Usia
Usia mempengaruhi career development individu. Contohnya, pekerja perempuan cenderung mempertimbangkan usia saat mengembangkan kariernya.
Jika ia menginjak usia di atas 30 tahun, sudah menikah, dan memiliki anak, maka ia cenderung akan berpikir dua kali (dibandingkan laki-laki) sebelum mengambil peluang melanjutkan studi atau menerima tugas baru yang lebih menantang.
Hal ini terjadi karena beban mengurus rumah tangga masih diserahkan kepada perempuan.
- Kemampuan finansial
Stabilitas finansial ialah salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam mengembangkan karier. Karena mengasah keterampilan itu membutuhkan biaya.
Kursus daring secara intensif, mengambil gelar master, atau mengambil sertifikasi membutuhkan uang yang tidak sedikit. Sebagian karyawan berhasil mengakalinya dengan mengambil beasiswa.
Namun, ada juga karyawan yang tidak mampu membiayai kursus soft skill dan hard skill, karena kemampuan finansial yang terbatas. Mereka memprioritaskan kewajiban lain, sehingga pengembangan karier terpaksa dinomorduakan.
- Kondisi fisik, mental, dan emosional
Ketiga kondisi tersebut sangat mempengaruhi career development individu.
Misalnya, teknisi berusia 50 tahunan yang kurang prima secara fisik akan berpikir dua kali untuk menerima tawaran pekerjaan lebih berat.
Contoh lain, seseorang dengan ADHD sejak kecil dan tugas kerjanya membutuhkan ketepatan waktu serta ketelitian tinggi harus pintar-pintar mengelola dirinya agar trait ADHD tidak menganggu pekerjaan.
Perbedaan Career Development & Career Growth
Secara sederhana, career development dan career growth diterjemahkan sebagai pengembangan karier dan pertumbuhan karier.
Career development berfokus pada perkembangan keahlian dan keterampilan dalam jangka pendek. Ini adalah proses yang digunakan untuk meraih career growth.
Sedangkan, career growth berfokus pada peningkatan jangka panjang yang berujung pada kenaikan jabatan atau kenaikan gaji. Ini adalah hasil dari strategi career development yang dibangun oleh individu.
Career growth bisa berlangsung hingga masa pensiun. Sementara career development cenderung terjadi dalam jangka pendek, meskipun prosesnya bisa terus menerus berlangsung hingga masa pensiun.
Contoh keduanya adalah perjalanan karier seorang jurnalis. Ia menargetkan dirinya untuk bekerja di bidang komunikasi. Ia berencana melakukan career shifting dengan mengincar posisi corporate communication atau public relation staff.
Untuk mencapai tujuan, ia mengambil kelas intensif public speaking dan public relations, kelas bahasa Inggris untuk mengikuti ujian sertifikasi IELTS, juga berencana mengambil gelar S2 secara daring.
Setelah beberapa tahun berupaya meningkatkan keahlian dan kemampuan, ia mengantongi beberapa sertifikasi keterampilan, keahlian bahasa asing bertambah, dan menggaet gelar master.
Akhirnya, ia berhasil menjadi corporate communication associate di sebuah perusahaan.
Cara Memberikan Career Growth & Career Development
Perusahaan bisa menyediakan peluang career growth dan career development secara bersamaan.
Potensi ini akan sangat dihargai dan dicari karyawan. Mereka akan merasa perusahaan lebih peduli, sehingga bersedia bekerja dalam waktu lama di kantor anda.
Adapun cara yang bisa ditempuh oleh perusahaan:
Buat tujuan karier
Tentukan tujuan karier yang diinginkan. Ketahui skill set yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut atau kriteria yang diinginkan oleh perusahaan ketika manajemen hendak mempromosikan karyawan.
Dengan kejelasan tujuan, karyawan dapat menentukan strategi pengembangan karier yang efektif untuk mengejar targetnya. Target career growth tanpa rencana career development adalah hal yang sia-sia.
Kerja sama antar manajemen dan karyawan
Perusahaan yang serius menyediakan peluang pengembangan dan pertumbuhan karier cenderung lebih kompetitif di mata pencari kerja dibanding yang tidak.
Mereka mengakomodasi minat karyawan dalam pengembangan kariernya. Bentuk akomodasi tidak harus berupa training atau biaya kursus gratis, tetapi pengarahan dari pemimpin tim atau manajer kepada karyawannya.
Sebaiknya, manajer bersikap komunikatif dan kooperatif ketika karyawannya menunjukkan ketertarikan untuk pengembangan skill.
Dorong karyawan untuk aktif
Anda bisa mendorong karyawan untuk aktif dengan berkenalan dengan karyawan lain dari posisi atau jabatan yang lebih tinggi. Mereka dapat menimba ilmu dari karyawan senior, menggali informasi mengenai skill set, dan bidang tugas yang harus dipelajari.
Program mentoring
Mentoring adalah salah satu cara ampuh dan paling mudah untuk dilakukan. Pastikan karyawan yang berada di level manajerial dan bersedia menjadi mentor juniornya.
Mentorship bukanlah penambahan tugas, melainkan kesediaan karyawan untuk mengajari dan membina karyawan lain yang hendak mengembangkan kapasitas.
Keluar dari zona nyaman
Persuasi karyawan agar mereka mau keluar dari zona nyamannya masing-masing. Tidak semua orang yang ingin maju memiliki kesiapan mental untuk menghadapi tantangan.
Menerima tugas dengan tingkat kesulitan menengah dan mengambil job description yang kurang menyenangkan merupakan beberapa cara yang bisa dilakukan oleh karyawan untuk membiasakan diri keluar dari zona nyaman.
Karyawan yang enggan beranjak dari zona nyaman akan terhambat pengembangan kariernya. Bahkan mereka kesulitan mengerjakan tugas baru.
Penutup
Karyawan mulai mempertimbangkan career development yang tersedia di perusahaan.
Jika kesempatan mengembangkan karier tidak ada, cepat atau lambat mereka akan pergi. Bagi mereka, bekerja bukan hanya untuk mencari uang, tetapi juga mengaktualisasikan diri.
Leave a Reply