Pengelolaan turnover karyawan merupakan aspek krusial dalam strategi sumber daya manusia di organisasi. Sebagai HRD, pemahaman akan hal ini adalah kunci untuk menjaga stabilitas dan keseimbangan tim kerja.
Dalam dunia SDM, kemampuan untuk mengukur dan menganalisa turnover karyawan bukan hanya sekedar kewajiban, tetapi merupakan langkah strategis untuk memastikan keberlanjutan perusahaan.
Mengenal Turnover Karyawan
Turnover karyawan adalah fenomena perputaran anggota tim dalam sebuah organisasi. Dalam perspektif HRD, hal ini mencakup proses perekrutan, pemeliharaan, dan pergantian karyawan.
Melansir BambooHR, turnover karyawan diinterpretasikan sebagai perbandingan antara jumlah karyawan yang keluar dari perusahaan dengan total jumlah karyawan selama periode tertentu. Turnover karyawan dapat terbagi menjadi dua jenis yang berbeda, yakni voluntary dan involuntary.
Voluntary turnover
Voluntary turnover terjadi ketika karyawan secara sukarela memutuskan untuk meninggalkan perusahaan. Alasan di balik keputusan ini bisa bervariasi, termasuk seperti mencari peluang karir baru, ketidakpuasan terhadap lingkungan kerja, atau keinginan untuk mencapai work-life balance.
Involuntary turnover
Berbanding terbalik, involuntary turnover terjadi ketika perusahaan mengambil keputusan untuk mengakhiri hubungan kerja dengan karyawan. Alasannya dapat melibatkan kinerja yang tidak memadai, restrukturisasi organisasi, atau perubahan strategis. HRD berperan dalam memastikan proses ini dilakukan dengan adil dan etis, serta merancang kebijakan yang dapat meminimalkan dampak negatif pada budaya perusahaan.
baca juga: ALAMI terapkan 4 hari kerja
Cara Menghitung Turnover Karyawan
Tingkat turnover karyawan di setiap perusahaan tentu memiliki ukuran yang berbeda-beda dalam satu periode tertentu. Angka ini dapat dihitung dengan membagi jumlah karyawan yang keluar dengan jumlah rata-ratanya, kemudian dikalikan dengan 100.
Melansir Workable, terdapat dua cara yang dapat dilakukan HRD untuk menghitung turnover, yaitu:
Monthly turnover
Untuk menghitung turnover karyawan bulanan, Anda bisa melakukannya dengan tiga angka; jumlah karyawan aktif di awal (B), akhir bulan (E), dan total karyawan yang keluar (L) selama bulan tersebut. Anda bisa menggunakan rumus di bawah ini:
Monthly Turnover % = Employees separatedAverage number of employeesx 100
Atau dalam versi angka,
Rata-rata karyawan (L) = B+ E2
Monthly Turnover % = LAvgx 100
Pada beberapa perusahaan, monthly turnover dianggap sebagai perhitungan yang efektif untuk jangka turnover triwulanan atau tahunan, karena biasanya akan memerlukan waktu lebih lama sehingga jumlahnya cukup besar untuk menunjukkan pola yang bermakna.
Annual turnover
Jika perusahaan tergolong kecil atau hanya memiliki kurang dari 100 orang, Anda dapat menghitung turnover dengan rumus annual turnover, Anda bisa menggunakan rumus dibawah ini:
Annual Turnover Rate % = Number of employees who left(Beginning + ending number of employees) / 2x 100
Hasil data yang didapat baik dari monthly turnover maupun annual turnover tetap perlu ditinjau kembali dan diidentifikasi lebih lanjut terkait faktor-faktor yang mempengaruhinya. Selanjutnya, HRD dapat merancang strategi retensi yang lebih efektif untuk tahun berikutnya.
artikel selanjutnya: Hati-hati, Similarity Bias Hambat Kemajuan Perusahaan
Berapa Level Turnover Terbaik?
Menurut (Iskandar, Y. C. & Rahadi, D. R., 2021) dalam penelitiannya menyatakan level turnover ideal adalah 10% per tahun. Namun, persentase ini bisa berbeda tergantung pada industri masing-masing. Selain itu, apa yang ingin diukur, apakah dari segi rentensi kompetitif atau omzet perusahaan secara keseluruhan.
Salah satu rumus menghitung turnover ialah:
Tingkat Turnover = Jumlah karyawan yang keluarJumlah karyawan awal x 100
Dengan rumus ini, HRD dapat mengidentifikasikan persentase karyawan yang meninggalkan organisasi selama satu periode. Perhitungan cermat dan berkala akan membantu HRD memantau keberlangsungan organisasi dan merancang strategi retensi yang sesuai
Berapa tingkat turnover yang sehat? Kriteria turnover yang sehat sangat bervariasi di setiap industri, tergantung pada konteks dan kebutuhan organisasi. Jadi, penting bagi HRD untuk memahami keseimbangan antara keberlanjutan organisasi dan kepuasan karyawan.
Inilah beberapa pertimbangan untuk menilai tingkat turnover yang sehat:
1) Variasi antar industri
Tingkat turnover yang dapat diterima dapat berbeda antar industri. Industri yang berkembang pesat mungkin memiliki tingkat turnover lebih tinggi dibandingkan dengan industri yang stabil.
2) Analisis data
Tim HR perlu secara berkala menganalisis data turnover dan mengidentifikasi tren. Dengan memahami penyebab dan pola turnover, strategi retensi dapat dikembangan dengan lebih efektif.
3) Rasio turnover
Mengukur rasio turnover karyawan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang dampak perubahan dalam organisasi.
4) Feedback dari karyawan
Melibatkan karyawan dalam proses evaluasi dan mendapatkan feedback dapat membantu tim HR memahami apakah tingkat turnover dinilai masalah oleh mereka secara individu atau tim.
5) Benchmark eksternal
Memantau turnover di industri serupa menggunakan benchmark eksternal dapat membantu tim HR menentukan apakah tingkat perusahaan dalam kisaran yang sehat.
Dalam pengelolaan tingkat turnover, tim HR perlu mengadopsi pendekatan yang holistik, mempertimbangkan banyak hal termasuk karakteristik unik perusahaan dan dinamika industri. Turnover yang optimal adalah hasil dari keseimbangan antara keberlanjutan perusahaan dan kebutuhan perkembangan individu karyawan.
Leave a Reply