Tantangan talent management tak sekadar menyoroti mengembangkan dan meretensi karyawan saja. Poin ini juga akan membahas perubahan bisnis, model kerja, hingga kehadiran angkatan kerja terbaru.
Proses talent management juga bergerak dalam memberikan kesejahteraan, kemajuan karier, hingga program learning and development karyawan. Alhasil, proses ini mendukung kesuksesan perusahaan.
Namun, lanskap bisnis dan pengelolaan karyawan telah berubah karena efek pandemi COVID-19. Talent management harus menghadapi berbagai tantangan dalam “era baru” ini.
Talent Management Dan 7 Tantangannya
1) Perubahan bisnis
Situasi bisnis berubah cepat, sejak pandemi COVID-19. Perusahaan pun harus merespons dengan cepat pula. Sebut saja, perubahan waktu kerja, alat kerja, hard skill dan soft skill yang harus dikuasai, serta upaya menangkap peluang baru. Kondisi tersebut mendorong tim HR untuk mengidentifikasi kebutuhan pada masa mendatang. Mulai dari tenaga kerja hingga keterampilan kerja.
2) Perubahan waktu kerja
Perubahan waktu kerja merupakan tantangan bagi tim talent management. Awal pandemi, tak sedikit perusahaan kesulitan mengelola karyawan yang bekerja, baik work from home (WFH) atau work from office (WFO). Saat ini, banyak perusahaan yang menetapkan flexible atau hybrid working. Hal itu memberikan keleluasaan kepada karyawan untuk bisa bekerja dari mana saja, tetapi perusahaan juga memiliki waktu untuk mempertemukan mereka.
3) Kesempatan bertumbuh
Memberikan kesempatan bertumbuh bagi karyawan juga bagian dari tantangan talent management. Karena setiap karyawan memiliki aspirasi kariernya. Dengan campur tangan perusahaan, karyawan berkesempatan mempunyai karier yang mereka impikan. Jika kesempatan itu tidak ada, mereka akan mencari kesempatan di tempat lain.
4) Mengubah jalur karier
Kemudahan akses informasi dan platform belajar daring membuat karyawan memperkaya ilmu dan ingin beralih pekerjaan. Mereka tak ragu untuk berganti peran. Ini tantangan bagi tim talent management, karena perusahaan perlu mempertimbangkan perubahan jalur karier. Misalnya, seorang analis keuangan beralih peran menjadi marketing specialist.
5) Pembelajaran berkelanjutan
Proses belajar dapat dilakukan di mana dan kapan saja. Tantangan perusahaan adalah menyediakan format belajar berkelanjutan kepada karyawan. Langkah ini mendorong mereka menjadi guru bagi diri sendiri sekaligus menularkan ilmunya ke rekan kerja dengan bantuan teknologi terkini.
6) Perubahan angkatan kerja
Tantangan talent management berikutnya adalah perubahan angkatan kerja selama beberapa tahun ini. Tak jarang, suatu perusahaan memiliki karyawan dari generasi baby boomer, x, y, dan z. Kondisi itu terkadang membuat benturan, seperti perbedaan cara kerja atau penggunaan alat kerja.
Laurie Padua, Managing Director of Talent Advisory AMS, mengatakan bahwa talent management harus gesit. Tugas Anda adalah membuat lingkungan kerja menarik bagi kandidat potensial serta menciptakan hal positif untuk karyawan. Sediakan pula alat untuk menyederhanakan cara kerja, sehingga membantu karyawan bekerja efisien dan efektif.
7) Perkembangan teknologi
Perkembangan teknologi seperti dua mata pedang. Di satu sisi, hal ini memberikan keuntungan, tetapi sisi lainnya memberikan tantangan cukup besar, seperti kehadiran generatif AI.
Tak sedikit orang yang mengatakan bahwa generatif AI dapat digunakan untuk mempercantik CV bagi kandidat. Namun, tim HR bisa juga menggunakannya untuk memetakan keterampilan, menyederhanakan proses rekrutmen, membantu pengembangan karyawan, hingga memaksimalkan performance management.
Baca juga: 9 Box Talent Management: Definisi Dan Contohnya
Penyebab Talent Management Mengalami Kegagalan
Sebagai pelaku talent management, Anda pernah mengalami di mana program berjalan sesuai harapan dan ada pula yang mengalami kegagalan. Mengapa hal itu terjadi?
Berikut ini, beberapa penyebab kegagalan talent management dari HRZone dan Pungki Purnadi Associates:
#1 Mispersepsi dan subjektivitas
Kegagalan dapat terjadi karena mispersepsi dan subjektivitas dalam mengidentifikasi karyawan. Dalam konteks talent management, talenta bukan hanya karyawan berpotensi. Talenta adalah kelompok karyawan yang dinilai sebagai high performer dan high potential employees.
Untuk mencegah kegagalan, lakukan asesmen untuk mengategorikan dua kelompok talenta tersebut. Hindari subjektivitas saat mengidentifikasi mereka. Caranya, nilai hard skill dan soft skill guna memenuhi tujuan perusahaan.
#2 Kurang monitor dan evaluasi
Strategi dan rencana yang sudah matang bisa menghadapi kegagalan jika Anda tidak memonitor dan mengevaluasinya. Selagi Anda dan tim melakukan dua hal itu, ajak pula direksi untuk terlibat dalam program talent management. Peran jajaran direktur sangat penting sebagai penanggung jawab program.
Faktor lainnya adalah terjadi perubahan susunan tim atau manajer dalam sebuah proyek, sehingga menyebabkan masalah komunikasi antar anggota. Hasil yang diinginkan juga meleset dari rencana awal.
#3 Gap generasi
Gap generasi dapat menyebabkan program talent management mengalami masalah dan gagal. Biasanya, ini terjadi di tengah program, Anda mempunyai talenta baru yang datang dari generasi berbeda dengan talenta sebelumnya. Kedua generasi yang berbeda menghadapi ketidakcocokan.
Sebaiknya, perusahaan menyiapkan strategi talent management untuk angkatan kerja lintas generasi untuk menyeleksi hingga mempertahankan keberadaan mereka.
Artikel terkait: Strategi Talent Management Ala Christin Fronika
Kehadiran Teknologi Terkini Dalam Talent Management
Untuk mendukung kesuksesan talent management, Anda dan tim membutuhkan bantuan dari teknologi terkini untuk mendukung karyawan berkualitas. Teknologi di bidang sumber daya manusia (SDM) pun bukan barang baru bagi tim HR. Ini sudah menjadi bagian dalam setiap aspek pekerjaan.
Menurut Unleash, teknologi HR telah bergerak melalui tiga tahap pengembangan, yaitu:
- Tim HR terlihat tidak lebih dari sekadar staf kepatuhan
- Tim HR dapat memengaruhi proses, mengukur efisiensi, dan employee engagement pasca penetrasi internet
- Tim HR memberikan employee experience dengan alat yang bersifat transparan, personal, dan kognitif
Janice Burns, Chief People Officer Degreed, menjelaskan bahwa HR membutuhkan sistem dan insight. Upaya itu memungkinkan mereka untuk mengonsolidasikan talenta, keterampilan, serta pengalaman ke dalam satu sistem yang bisa diakses oleh tim HR dan pengambil keputusan.
Leave a Reply