Posma Napitupulu Astro/HRPods

Posma Napitupulu: HR Harus Memanusiakan Manusia

Memanusiakan manusia merupakan bentuk penghargaan kepada orang lain atas usahanya melakukan sesuatu.

Di lingkup pekerjaan, ini berarti memperlakukan dan memahami individu sehingga ia dapat berkembang secara personal maupun profesional. Upaya ini tak hanya menguntungkan karyawan, tetapi juga menunjang keberlanjutan perusahaan.

Idealnya, semua pihak memanusiakan manusia, tak terbatas hanya dilakukan oleh perusahaan, industri, atau peran tertentu saja karena praktik ini dapat menciptakan lingkungan kerja yang sehat. Posma Prima Napitupulu, Associate Vice President of People Astro, telah menjalankan prinsip tersebut.

Pria yang pernah bekerja di Astra, Commonwealth Bank, dan OVO ini mengatakan bahwa memanusiakan manusia membantunya beradaptasi di berbagai lingkungan kerja.

Prinsip kemanusiaan HR

I think it’s very important to have a set of principles. Sebagai HR, kita harus memiliki prinsip, terutama prinsip kemanusiaan. Itu tidak boleh dilanggar,” cerita Posma kepada HRPods, Kamis (14/03), di Graha Antero, Grogol Petamburan, Jakarta.

Alumni Universitas Indonesia kembali mengingat sebuah wejangan yang paling melekat pada dirinya adalah nguwongke wong (memanusiakan manusia). Menurutnya, perusahaan yang hanya melihat karyawan sebagai angka dan productivity numbers berarti belum memanusiakan manusia. Padahal perusahaan juga berperan untuk melatih dan mengoptimalkan kinerja mereka. Ia tidak setuju jika kinerja karyawan dianggap tidak memuaskan tanpa memahami kondisi karyawan, apakah mereka sedang belajar hal baru, beban kerja tinggi, atau sedang mengalami masalah.

Prinsip ini diperoleh Posma ketika ia bertemu dengan mentor-mentor di tempat kerja sebelumnya–Astra–yang menanamkan nilai humanisme dalam praktik HR. Ia pun berpendapat ingin menjadi saluran berkat untuk orang lain.

“Dulu, atasan saya bilang ‘Blessed to be a blessing.’ Hal-hal itu saya tempatkan dan tanamkan dalam diri saya.”

Menjadi HR yang mudah beradaptasi

Selain prinsip kemanusiaan, HR juga perlu memiliki kemampuan untuk beradaptasi di tengah ketidakpastian dalam dunia bisnis. Oleh karena itu, mereka harus mampu menumbuhkan keterampilan lain. Adapun keterampilan yang diadopsi oleh Posma adalah mendengarkan dan membangun kapabilitas.

Pertama, mendengarkan. Bagi, seorang HR harus mampu mendengarkan orang lain dengan saksama untuk memahami makna yang dikatakan oleh yang bersangkutan. Sembari mendengarkan, ia akan harus bisa mengamati hal-hal yang tidak dikatakan, seperti gerak badan atau intonasi.

Mendengarkan juga menjadi jembatan membangun kepercayaan antara karyawan dan HR. Ketika kepercayaan terbangun, kedua belah pihak akan memiliki mutual understanding sehingga meminimalisir perselisihan.

You should listen more than you talk. Ketika kita mendengarkan dan memperhatikan seseorang, dia akan merasa dimengerti dan itu akan membangun trust,” tambahnya.

Kedua, membangun kapabilitas. Ini adalah upaya HR untuk terus belajar hal baru atau memperdalam ilmu yang telah dimiliki melalui pelatihan, lokakarya, seminar, hingga webinar. Bahkan ia dapat belajar langsung dari rekan kerja atau atasannya.

“Di mana saya menginjakkan kaki, di situ saya harus mengerti orang lain dan capable dalam bidang kerja saya. Amit-amit ada atasan yang abusive, karyawan bisa lari ke HR atau tim People dengan rasa aman, karena dia menganggap kami mengerti kondisi karyawan. Kami mampu memanusiakan mereka,” Posma menutup pembicaraan.


Posted

in

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *